Pharita mencoba melupakan
masalahnya dengan ruka, entah
menghindar dari masalah atau terlalu
lelah sampai ruka tertidur saat ia memberinya beberapa pertanyaan.Pharita keluar dari kamarnya lalu duduk di sofa sembari mengusap perutnya, mungkin ini adalah kebiasaan nya yang ia lakukan sejak ia mengandung.
"Tuan Ruka bersama mu, Nona?" Tanya Alex yang berjalan bersama vin menghampiri pharita.
"Dia sedang tidur " Jawab pharita. Jawaban itu membuat vin dan Alex bernapas dengan lega.
"Ku kira akan ada perang di antara mereka" Bisik vin
"Belum." Pharita berdiri dari tempat la duduk.
"Jadi kalian tahu tentang ruka?" Pharita bertanya. Sontak saja vin dan Alex menggeleng dengan yakin bahwa mereka tak tahu apapun tentang Ruka.
"Kami tak tahu apapun Nona, sungguh!"
Ujar vin.Pharita membuang napas kasar, tak ada gunanya bertanya pada vin ataupun Alex, lagipula mereka adalah orang terpercaya ruka, tak mungkin mereka mau menceritakan tentang apa saja yang ruka lakukan tanpa perintah.
Pharita tak lagi bertanya pada dua pria itu, ia melangkah mendekati jendela, salju kembali turun membawa suasana dingin untuk nya dan mungkin juga terjadi pada semua orang.
:
:
"Breakfast untuk mu telah siap, Nona"
Ujar Alex, hampir saja ia lupa untuk memberitahukan pharita tentang sarapannya."Dokter menyarankan agar kau tidak melupakan sarapan mu" Ucap vin.
"Baiklah tapi beri aku waktu beberapa
menit" Ucap pharita.Mendengar perkataan pharita. Vin dan Alex menghargainya lalu pergi dari hadapan pharita, mungkin pharita
butuh waktu untuk berpikir setelah ruka menemuinya.Setelah vin dan Alex telah pergi, pharita hanya berdiam diri, menatap ke luar jendela. Ingin sekali ia memulai aktivitas di pagi ini namun sayangnya dirinya masih ingin menunggu ruka.
"Kau menunggu ku?" Pharita mencari
sumber suara itu dan yang pharita lihat adalah ruka, wanita itu menghampiri pharita dengan keadaan yang lebih segar daripada sebelumnya."Berapa menit kau tidur?" Pharita
bertanya."Kurang dari 10 menit." Jawab ruka
"Aku tidak suka dengan itu," Balas pharita, ia mendekati ruka.
"Aku terbiasa melakukan itu. "Jawah
Ruka.Sekali lagi pharita harus
menghembuskan napas berat saat tahu
kebiasaan buruk ruka, entahlah kapan
Ruka bisa memberikan yang terbaik
untuk dirinya sendiri."Kau sudah punya jawaban dari semua
pertanyaan ku?" Tanya pharita, ia
memperlihatkan senyuman ancaman pada Ruka.Ruka menatap netra milik pharita,
kemudian menyingkirkan rambut
Istrinya dan mengikatnya ke belakang."Itu bukan pernikahan ku" Ucap ruka
dengan suara yang terdengar lebih berat dari sebelumnya."Lalu?"
"Aku memiliki permainan. "Ucap ruka.
"Siapa yang paling bahagia, dia yang
kalah." Ucap ruka.Pharita masih mengarahkan tatapannya
kepada ruka dengan tatapan tak
mengerti tentang permainan yang ruka
maksud."Aku tak mengerti "
Tak lagi ada kata lanjutan yang pharita ucapkan saat Ruka mencium bibirnya. Tak ada respon dari pharita karena perkataan ruka yang belum ia pahami.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
RomanceWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)