Bab 31

320 46 0
                                    

Tepat pukul satu dini hari, pharita dan
Ruka telah sampai di Mansion. Ini cukup gelap untuk mereka pulang beristirahat tetapi nampaknya mereka terbiasa atau lebih tepatnya harus terbiasa.

"Bisa kau memberi waktu untuk aku beristirahat?" Pharita bertanya dengan sebuah senyuman di bibirnya.

"Kita melakukannya sangat singkat, tetapi aku akan membiarkan mu beristirahat "

"Untuk mengumpulkan energi."
Ruka tersenyum nakal kepada pharita.

Kita semua tahu arti senyuman dan ucapan dari seorang ruka. Mereka keluar dari mobil dan lagi-lagi beberapa pelayan menyambut kedatangan mereka.

"Apa yang harus kami lakukan untuk Tuan dan Nona?"

"Ku rasa tidak ada. "Jawab ruka yang juga di setujui oleh pharita.

Para pelayan kemudian menunduk membiarkan ruka juga pharita melangkah mendahului mereka. Tetapi baru saja beberapa langkah, ruka memilih berhenti.

"Kenapa berhenti?" Pharita bertanya.

"Pergilah terlebih dahulu, aku memiliki sedikit urusan. "Jawab ruka.

Mendengar jawaban ruka, pharita tak
banyak berkata selain mengangguk atas perkataan ruka. Pharita berjalan mendahului para pelayan di belakangnya sedangkan ruka mulai menerima panggilan di ponselnya.

"Kapan dia berhenti mengganggu." Ujar ruka saat membaca nama Ahyeon di layar ponselnya. Napas berat ruka hembuskan sebelum menerima telepon dari adiknya.

"Apalagi yang kau inginkan?" Ucap ruka
yang tak ingin terlalu banyak bicara
kepada ahyeon.

"Fiona ingin bertemu dengan mu besok"

"Dan aku tahu kau tak menyukai hal ini
Tapi ini untuk keselamatan mu, kak!"

"Kau terlalu banyak mengatur ku" Ucap
Ruka.

"Aku tahu, aku hanya ingin menyelamatkan mu dari wanita itu"

"Dia tidak mencelakai ku. "Ujar ruka
yang mulai terpancing emosi atas
perkataan ahyeon.

"Bukan tidak tapi belum, kalian berbeda
dan tidak mungkin bisa bersama. "

"Fiona yang harus bersama mu, dia bisa
melindungi mu.. "

"Aku bisa melindungi diri ku sendiri, fiona hanya sebuah formalitas untuk kerjasama ini" Balas ruka.

"Ku harap kau mengerti ku, kita pernah di besarkan bersama ku harap kau mengerti" Ujar ruka, hampir saja la menutup telepon itu tetapi ahyeon lebih cepat dalam menanggapi perkataan ruka,

"Aku mencoba mengerti mu, kau sulit di
mengerti kak"

"Bahkan kau tidak bisa diajak bicara, kau mudah marah sehingga tidak ada yang bisa mengerti tentang mu!"

"Jiwamu hanya diisi kemarahan dan
kebencian!"

"Meski kita tidak sedarah, seharusnya kau bisa menerima semua yang terjadi."

"Kau tidak merasakan yang kurasakan."
Ujar ruka sebelum ia menutup telepon
dari Ahyeon, adiknya.

Ruka tak ingin memikirkan hal lain
terutama perkataan ahyeon yang ia
dengar melalui telepon, ruka akan
mencoba melupakannya dan beristirahat meski ada amarah yang akan menguasai dirinya.

:

:

Ruka memperhatikan setiap inci
tubuh pharita yang sudah terlelap dan
mungkin telah bermimpi indah.

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang