Pharita tak melepas pelukannya kepada ruka bahkan saat kekasih nya itu telah berbaring di tempat tidurnya, ia terlihat lemah, sangat berbeda dengan yang ia tampilkan kepada orang-orang tiap harinya.
Rebecca menyuntikkan obat penenang kepada ruka hingga wanita itu lebih tenang dari sebelumnya, perlahan matanya terpejam untuk segera memasuki mimpi entah indah atau buruk.
"Dia sudah tenang" Ujar Rebecca.
Pharita memperhatikan ruka yang sudah tertidur.
"Aku akan mengganti pakaiannya" Ucap pharita.
"Kau butuh bantuan, Nona?" Tanya salah satu dari empat pria yang masih berada di kamar ruka.
Pharita menggeleng, kemudian
memperhatikan Rebecca."Bisa kita bicara nanti?" Pharita bertanya. Rebecca tersenyum lalu mengangguk.
"Ya, temui aku di luar" Jawab Rebecca, sekilas ia menatap ruka sebelum melangkah keluar dengan diikuti empat pria di belakangnya.
Pharita kembali menatap ruka, ia masih tak percaya dengan ruka yang merasa takut dengan suara petir padahal jika di ulas, ruka adalah orang yang kejam, rasanya tak mungkin ruka memiliki ketakutan tapi kembali lagi pada kenyataan bahwa setiap manusia memiliki ketakutan dan kekurangan.
Pharita berjalan memasuki walk in closet yang terletak tepat di samping kamar mandi, ia akan mencari pakaian hangat untuk ruka agar wanita itu bisa tidur lebih pulas.
Sebelum mengganti pakaian ruka, pharita memberi ciuman singkat tepat di bibir ruka, untuk menyalurkan kehangatan serta cintanya kepada ruka.
Setelah mengganti pakaian untuk ruka, pharita mencari ponsel miliknya untuk menghubungi Sang Ibu bahwa malam ini pharita tak akan pulang ke Mansion, Ya! Ia membuat keputusan untuk
bermalam di tempat ruka setelah mengetahui keadaan kekasih nya."Rita, kau dimana??"
"Bukankah kau harus kembali ke San
Francisco?"Pharita bernapas berat saat pertanyaan itu terdengar dari Diana.
"Mom, aku tidak bisa pulang malam ini, aku berada di rumah sahabat ku" Ujar pharita, ia tahu diana tak akan percaya hal ini terutama mengetahui jika pharita adalah orang yang sulit bersosial, tapi pharita tak punya alasan lagi.
"Lalu bagaimana dengan rencana mu untuk kembali ke San Francisco?"
"Aku membatalkannya, ku harap kau
mengerti." Jawab pharita, napas berat yang terdengar membuat diana tak lagi bertanya."Jaga dirimu dan jangan lupa hubungi aku" Ucap diana.
Pharita tersenyum mendengar pesan itu. "Baik Mom"
Sambungan telepon terputus,
Pharita kembali menyimpan ponselnya, ia memiliki janji untuk menemui Rebecca.:
:
Pharita keluar dari kamar ruka kemudian mencari keberadaan Rebecca yang saat itu menunggu nya tak jauh dari kamar ruka, melihat hal itu pharita segera menghampirinya.
"Bagaimana keadaan Kekasih mu?"
Rebecca bertanya dengan senyuman tipis di wajahnya, pharita duduk di samping wanita itu sambil memberinya senyuman lalu berkata.
"Kami bukan___
"Jika bukan Kekasih, lantas mengapa kau mengganti pakaiannya, memeluknya dan berada di kamarnya"
Pharita terdiam, saat Rebecca berkata demikian, benar saja, tak ada yang bisa pharita sembunyikan dari wanita itu.
"Baiklah, kami sepasang Kekasih" Balas pharita. Rebecca kembali tersenyum saat mendengar pengakuan dari pharita, tetapi senyuman luntur saat mendengar pertanyaan pharita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
RomanceWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)