Sebelum keberangkatannya, terlebih dahulu pharita menyiapkan perlengkapannya dengan dibantu beberapa Maid.
"Bisa kalian menyelesaikannya?"
"Aku harus pergi sejenak. "Ucap pharita dengan kedua tangan yang membungkam mulutnya.
Sangat disayangkan, dirinya merasa mual di waktu yang tidak tepat. sementara ia berlari untuk menangani rasa mual yang ia alami, para Maid telah menyiapkan semua perlengkapan nya.
Ia memperhatikan dirinya dari pantulan cermin di hadapannya sembari mengusap perutnya.
"Aku mendadak merasa malas" Ucap pharita.
Pharita membuang napas berat,
beberapa saat lalu ia sangat bersemangat untuk perjalanannya ke Paris namun setelah rasa mual yang ia alami membuat ia kehilangan semangat."Kau benar-benar tidak ingin jauh dari Daddy mu. Senyuman muncul di bibir pharita ketika ia berbicara dengan calon anaknya.
Pharita mencoba mengatur napas untuk membuatnya kembali merasa bersemangat, meski hasilnya nihil. Rasa.
malas dan mual masih menguasai diri nya."Menyebalkan!" Ujar pharita sebelum ia melangkah pelan untuk kembali ke tempat tidur.
Ia merasa tenang setelah para Maid telah membawa semua koper milik nya keluar kamar, yang artinya semuanya telah siap kecuali niat dalam
diri nya.Pharita Menyadari hanya ia sendiri di ruang kamarnya, pharita menjatuhkan dirinya di tempat tidur. Ia tak pernah semalas ini sebelumnya tetapi kehamilannya membuat nya harus bisa mengendalikan diri.
tak mungkin rasanya seorang pharita kehilangan semangat dan bermalas-malasan. Sebenarnya ini bukan pharita tetapi calon anak ruka.
"Kau sudah siap?" Ujar seorang yang
menyebabkan rasa malas dan mual yang pharita alami.Pharita menatap wanita yang berdiri tepat di depan pintu.
"Jika aku mengatakan tidak siap, kau akan memaksaku" Balas pharita, ia
memejamkan matanya dan membiarkan ruka mendekat padanya."Semua keperluan mu telah siap. "Ucap ruka sembari memperhatikan pharita
yang nampak sedang tidak baik-baik saja."Apa kau sedang sakit?" Tanya ruka..
"Aku hanya butuh beristirahat sebentar. " Jawab pharita.
Mendengar jawaban pharita, ruka pun
memilih untuk duduk di tepi tempat tidur tepatnya di samping pharita berbaring."Kau yakin, kau akan membiarkan ku pergi sendiri?" Pharita bertanya, mungkin ini terdengar manja tetapi
Ia mengkhawatirkan keadaan ruka jika pharita jauh darinya, pharita tak tahu banyak tentang ruka tetapi latar belakang ruka membuat Nya khawatir jika wanita itu jauh dari pharita."Aku meminta beberapa orang-orangku
menemani mu" Jawab ruka."Bisakah aku di sana hanya dua atau tiga hari?" Pharita bertanya dan pertanyaan itu membuat ruka menatapnya aneh.
"Aku memintamu untuk berlibur bukan mengunjungi temanmu." Balas ruka.
"Kau bisa menghabiskan waktumu
dengan berbelanja atau-BUGH!
Pharita melempar sebuah bantal hingga mengenai wajah ruka, selain pemarah rupanya ruka juga sosok wanita egois nan menyebalkan.
Setelah pharita melemparkan bantal ke wajah ruka, kini pharita justru membelakangi ruka. Ruka mengambil sebuah bantal yang jatuh ke lantai setelah menimpa wajah tampannya, cukup sakit dan ruka tak tahu atas dasar apa istrinya melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
Roman d'amourWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)