"Kau adalah rumah ku, tidak mungkin aku pergi darimu. " Ucap ruka.
Senyuman muncul di wajah pharita, tak ia sangka jika ruka bisa merangkai kata semanis itu, pharita akui meski Kekasihnya adalah orang yang kejam akan tetapi ia tetap saja dapat bersikap manis kepada pharita.
"Kau akan tetap tinggal bersama ku?"
Ruka mengangguk atas pertanyaan pharita, ia memutuskan untuk bersama pharita dan membantu kekasihnya secara diam-diam dalam kasus yang pharita hadapi,
tak hanya itu ruka juga harus memastikan keselamatan pharita dari keluarga fiona.
"Jangan sampai Ibu ku tahu tentang kehadiran mu" Ucap pharita.
Ruka tak menjawab, wanita itu justru berbaring di samping pharita.
"Aku pandai dalam hal penyamaran. "Jawab ruka. Pharita tersenyum saat menatap ruka yang sedang memejamkan matanya.
"Selain pembunuh, kau juga pembohong" Ujar pharita. Ruka menatap pharita dengan tawa singkat.
"Aku tidak pernah membohongi mu" Balas ruka.
Pharita hanya tersenyum, ia teringat sesuatu yang ia titipkan pada abel, tentang beberapa testpack yang harus abel beli, pharita tak akan membahas hal itu kepada ruka tetapi ia akan bertanya tentang keinginan ruka untuk memiliki seorang Anak,
Pharita tak berharap banyak tentang jawaban yang ruka berikan nanti, ia hanya ingin mengetahui jawaban dari ruka tentang seorang Anak.
"Boleh aku bertanya?" Ujar pharita.
"Apa?" Ruka kembali menatap pharita.
"Kau pernah berpikir untuk memiliki seorang Anak?" Pharita bertanya dan saat itu juga ruka mengalihkan pandangannya.
"Aku tidak ingin memiliki seorang Anak" Jawab ruka,
tentunya pharita merasa sedikit khawatir tentang jawaban ruka, apa yang membuat ruka berpikir seperti ini, dalam sebuah kisah cinta antara ruka dan dirinya, tentu saja akan ada harta karun terindah yaitu seorang Anak.
"Aku hanya ingin ada kau dan aku, tidak lebih dari itu. "Tambah ruka.
"Apa yang membuatmu tidak ingin ada
lebih dari kita?" Pharita bertanya."Sulit untuk dijelaskan. " Jawab ruka.
pharita tak lagi bertanya, ia kembali teringat tentang perkataan Rebecca yang menyatakan bahwa ruka memiliki sebuah trauma, mungkin itulah penyebab ruka tak ingin ada orang lain antara ruka dan pharita meskipun itu seorang Anak.
"Beristirahatlah, aku harus bertemu Ibu ku" Ucap pharita,
ia beranjak dari ranjangnya untuk lalu melangkah menuju walk in closet untuk kembali berpakaian.
Sementara itu ruka memperhatikan langkah pharita, ia menyukai pharita dalam menanggapi jawabannya, tak ada bantahan dari pharita, ruka menyukai itu.
:
:
Setelah memakai kembali pakaiannya, pharita kembali menemui ruka yang juga telah kembali berpakaian.
"Kau bisa menunggu ku" Ujar pharita.
"Baiklah. " Jawab ruka, mendengar jawaban dari ruka, pharita segera pergi menemui diana, yang mungkin saja sedang menunggunya.
Sedangkan ruka berada di kamar pharita, sembari kembali menyelesaikan beberapa pekerjaan melalui ponsel pintar miliknya.
:
:
"Aku menghancurkan hatinya bahkan dia mengalami trauma karena ulah kita, ingat itul!"
Langkah pharita berhenti saat ketika mendengar suara diana berbicara. dengan seseorang cukup keras, suara itu
berasal dari dapur.
![](https://img.wattpad.com/cover/374296185-288-k632753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
RomansWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)