Bab 11

631 56 4
                                    

"Sebelum pertemuan terakhir kita, kau harus ku hukum." Ucap ruka. Pharita memperhatikan ruka, ia sungguh bingung dengan perkataan wanita itu, apalagi kesalahan nya hingga ruka harus memberinya hukuman.

Ruka beranjak dari kursinya lalu melangkah mendekati pharita, ia tersenyum mengancam seakan Raja hutan yang menemukan mangsa untuk dimakan.

"Aku harus pergi" Sayangnya sebelum melangkah, ruka menahan tangan nya agar pharita tidak beranjak pergi dari ruangannya.

"Apa mau mu!!?" Pharita berusaha lepas akan tetapi ruka terus menahannya.

"Bisakah kau diam dan patuh" Ucap
Ruka.

Pharita memilih diam lalu menatap tajam ruka, ia sungguh tak tahu apa yang ruka inginkan darinya.

"Kau banyak mengatakan hal yang tidak kusukai" Ucap ruka.

"Kau tidak suka karena yang ku katakan adalah fakta." Balas pharita, ia sungguh tak memiliki rasa takut apapun kepada ruka.

Ruka menatap pharita, tanpa berkata apapun sampai beberapa detik kemudian ia mendaratkan ciuman di bibir pharita. Pharita melihat wajah ruka yang bersentuhan dengannya, ia membencinya namun satu sisi dirinya
menginginkannya.

Ruka mendorong tubuh pharita ke salah satu sofa di ruangan itu, matanya begitu tajam menatap pharita yang juga sedang menatapnya.

"Aku harus pergi" Ucap pharita, ia
menatap ruka.

"Lakukan ini dengan Kekasih mu" Saat akan berdiri, pharita ditahan oleh
Ruka.

"Dia bukan Kekasih ku." Jawab
Ruka,

sayangnya saat pharita akan melanjutkan pembicaraan, ruka kembali menciumnya akan tetapi lebih dalam sampai pharita dapat merasakan dari hatinya, ia tak bisa menolak ini meskipun semua hal yang terjadi adalah kesalahan.

"Seharusnya kau memakai gaun" Ucap ruka. Pharita tersenyum mendengar
perkataan ruka.

"Apa pakaian ku hari ini merepotkan mu?" Pharita nampak berani menantang ruka, bagaimanapun momen yang mereka lewati berhasil membuat pharita benar-benar lemah di hadapan ruka.

"Sangat." Ruka kemudian berusaha
melepas bagian bawa pakaian pharita, ia berkumpul akan mengganti seluruh pakaian milik pharita dengan dress-dress yang akan ia beli untuk pharita.

Pharita menatap ruka saat ruka berhasil membukanya, pharita tak sadar dengan hal yang terjadi, ia selalu kehilangan kendali saat ruka dekat dan
menatapnya.

Ketika ruka menciumnya, pharita membalas ciuman tersebut seakan sebuah permainannya yang sedang mereka lakukan setelah pertengkaran di antara mereka.

"Kau membutuhkan sentuhan itu?" Tangan ruka bermain di leher pharita untuk membuat wanita itu pasrah dan
memohon padanya.

"Ruka.. Ku mohon"

Ruka tersenyum melihat respon pharita atas sentuhannya, secepat itu respon pharita terhadap ruka.

Ruka melepas pakaian yang pharita
gunakan. Sentuhan nya lagi-lagi membuat pharita menggigit keras bibir bawahnya, pharita tak pernah seperti
ini sebelumnya kecuali saat ruka
bersamanya.

Ruka mengangkat tubuh pharita, ia membuat pharita duduk di atas meja kerjanya agar ia bisa selalu mengingat kehadiran pharita di ruangan pribadinya.

"Berikan kedua tanganmu" Ucap ruka,
dengan patuh pharita memberikan
kedua tangannya kepada ruka.

Ruka melepaskan dasi hitam miliknya
untuk ia ikatkan kepada kedua tangan pharita.

"Untuk apa?" Pharita bertanya.

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang