Sebaiknya pharita melupakan rasa bersalah dalam dirinya, ini bukanlah salah pharita, bahkan dirinya tak pernah mengira kejadian malam ini terjadi, bukan salah nya jika ia menikmati hal yang terjadi malam ini.
Pharita menatap dirinya di sebuah cermin, ia tersenyum pada cermin itu untuk membuat nya merasa bebas dari pikiran-pikiran buruknya.
"Aku hanya menyukai arnold karena dia baik, tidak lebih" Ucap pharita.
"Tidak ada yang aku kecewakan" Pharita tersenyum, ia menghilangkan pikiran buruknya, ia dan arnold tak memiliki hubungan apapun, ia hanya fokus pada pekerjaannya, kekayaannya dan tentu kesenangannya, dan pharita akui jika ia menikmati hal yang terjadi antara ia dan ruka malam ini.
Pharita tersenyum mengingat hal itu, mungkin ia menolaknya akan tetapi setelah semua berlalu pharita justru mengingat setiap hal yang ia lewati bersama ruka, tiap sentuhan yang ruka berikan membuat nya hampir gila saat mengingatnya.
Pharita melangkah keluar dari kamar pribadinya, hanya sekedar melihat pemandangan malam hari, apa salahnya.
"Apa yang membuatmu keluar dari kamar?" Pharita mencari sumber suara itu, rupanya berasal dari ruka, ia berdiri tak jauh dari pharita dengan menggendong Kucing kesayangannya.
Pharita mengalihkan pandangannya setelah melihat hewan mengerikan itu, sungguh ia tak mengerti mengapa ruka memiliki peliharaan seekor Kucing.
"Aku hanya mencari air untuk bisa ku minum" Jawab pharita.
Ruka mendekati pharita tanpa memperdulikan jika pharita memiliki ketakutan kepada hewan yang sedang ruka bawa.
"Berapa lama kau menangis?" Ruka bertanya.
Pharita tetap memalingkan tatapannya,
bukan karena tak bisa menatap ruka, ia hanya takut dengan hewan yang ada di tangan ruka."Lima menit. " Jawab pharita.
"Saat berbicara, tatap lawan bicaramu" Ujar ruka, ada kesenangan tersendiri saat ruka melihat wajah ketakutan pharita kepada hewan imut yang sedang ia bawa.
"Singkirkan hewan itu terlebih dahulu" Balas pharita.
"Kenapa kau berhenti menangis setelah lima menit?" Tanya ruka, tanpa menyingkirkan hewan peliharaannya.
"Jawab dengan jujur atau akan ku lempar hewan ini padamu" Ancam ruka.
"KARENA AKU TIDAK MENGECEWAKAN SIAPAPUN!!" Teriak pharita saat tak sengaja ia menyentuh bulu Kucing yang ruka pelihara.
"Sepertinya kau harus merasa lebih tenang" Ucap ruka, ia lalu melangkah pergi bersama hewan kesayangan.
"Aku yakin akan ada hal lain yang ruka lakukan" Ujar pharita.
Pharita memilih duduk santai meski
jam sudah menunjukkan tengah malam, ia tak akan kembali ke tempat tidur sebelum ia benar-benar ingin memejamkan mata, pharita bukan tipe
orang yang mudah tertidur dalam waktu singkat."Ikuti aku. " Pharita kembali mendengar suara ruka, ruka berdiri di tempat yang sama seperti sebelumnya hanya saja tanpa hewan peliharaannya.
Pharita kemudian berdiri dan mengikuti langkah ruka yang lebih dahulu berjalan.
Pharita berdiri di samping ruka saat mereka berada di luar forest house. Pharita begitu mengagumi pemandangan hutan di malam hari, tenang, sunyi dan hanya ada satu cahaya yaitu bulan.
"Berada di tempat seperti ini akan membuat mu tenang" Ucap ruka. Pharita memperhatikan ruka, setelah ini memperhatikan ruka, mungkin menjadi salah satu kegiatan favorit pharita.
"Itu alasanmu tinggal di sini?" Pharita bertanya.
"Mungkin iya" Jawab ruka.
"Aku seringkali mendapat kabar atas kejadian yang kau lakukan" Ucap pharita. Ruka menatap pharita, entah untuk berapa kali pharita merasakan desir ini, desir yang tak pernah ia rasakan termasuk pada arnold.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
RomanceWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)