Bab 44

378 42 2
                                        

Selama beberapa jam pharita dan ruka hanya menghabiskan waktu mereka di dalam kamar pribadi mereka.

Tak ada hal hal manis yang mereka bicarakan, hanya tentang sebuah rencana besar yang mereka bicara sampai menghabiskan waktu seharian.

"Aku membutuhkan waktu untuk kita berdua setelah semuanya selesai" Ujar ruka. Pharita yang tadinya sedang menelusuri isi ponsel ruka, kini menatap nya.

"Waktu untuk kita seperti apa
maksudmu?" Tanya pharita,

"Sebelum ku jawab, biarkan aku bertanya."

Ruka menatap mata pharita, mengisyaratkan bahwa pertanyaan yang ia ajukan adalah pertanyaan serius,

"Baik, bertanyalah!" Jawab pharita.

"Apa yang kau temukan di ponselku?" Ruka bertanya, kali ini pharita meletakkan ponsel ruka tepat di
hadapan suaminya duduk.

Tidak ada apapun yang ia temukan di ponsel pintar itu, pharita semakin
yakin jika ruka bukanlah manusia yang bergantung pada kecanggihan teknologi.

"Tidak ada apapun" Jawab pharita.

Ruka tersenyum kecil setelah mendengar jawaban dari pharita. Tanpa berkata apapun ruka berdiri dari tempat ia duduk.

"Kau akan pergi?" Tanya pharita saat menyadari bahwa ruka bangkit dari sofa yang sebelumnya tempat mereka duduk.

"Tidak, "ruka menjawab.

"Lalu?" Pharita bertanya sambil
menatap ruka penuh tanya.

Ruka mengambil tangan pharita tanpa mengatakan apapun. Ruka meletakkan tangan istrinya tepat di antara kedua kaki ruka.

Pharita memperhatikan letak tangannya yang berjarak beberapa inci dari tempat sensitif ruka.

"Aku benar-benar ingin kita menghabiskan waktu bersama, Bukan hanya berbicara" Ucap Ruka.

Ruka mengusap bibir istrinya dengan ibu jarinya. Pharita memperhatikan sekilas urat-urat di tangan kekar ruka, ia terpaku pada sebuah tatto kobra di
punggung tangan ruka.

Pharita kira beberapa saat lalu, hanya ada obrolan antara ia dan ruka namun sekarang ia justru tertarik dengan hal yang ingin ruka perintahkan.

"Yeah I wanna do it until you cum" Ucap pharita, ia menatap suaminya sambil berusaha menyembunyikan wajah malunya setelah mengucapakan kata-kata yang cukup memalukan.

Ahl Hormon kehamilan nya yang membuat pharita seperti ini, seharusnya dia tak mengatakan itu sebelum Ruka memintanya.

"Good girl!" Ruka memberi sebuah kecupan singkat tepat di puncak
kepala pharita. Ruka merasa sangat beruntung telah mendapatkan pharita, wanita yang bisa berpikir cepat saat
menerima perintah atau perkataan
Nya.

Mereka menghentikan sejenak obrolan mereka tentang rencana. Sudah saatnya mereka beristirahat dan menghabiskan
waktu bersama dengan hal-hal yang
mereka suka.

Tanpa keraguan tangan pharita menurunkan resleting celana ruka serta
melepas apapun yang menutupi area sensitif suaminya.

Pharita menatap ruka sebentar saja untuk membuatnya yakin.

Aktivitas seperti ini mungkin akan membuat mereka semakin dekat satu sama lain, menghindari konflik yang terjadi pada mereka dengan menghabiskan waktu berdua tanpa
diketahui oleh banyak orang.

"Just do it"

Mendengar perkataan ruka, pharita segera melakukannya, sehingga ruka merasakan lidah basah istrinya sedang bermain di tempat sensitif nya.

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang