Bab 66

193 28 0
                                    

Sebisa mungkin pharita harus
menghindari kejaran ruka. Malam itu jalanan begitu gelap, hanya lampu-lampu dari rumah penduduk yang menjadi cahaya untuk pharita menelusuri jalanan.

"Fuck!" Langkah pharita berhenti seketika, tak ada gunanya ia menghindari ruka, ketika ia melihat dua mobil berjalan tepat menuju ke arahnya.

Tak masuk akal jika pharita harus kembali berlari saat ia telah terkepung oleh ruka.

"God! Aku hanya ingin terlepas dari ruka" Ujar pharita dengan napas tak
teratur.

Jika sedang tertidur, pharita berharap ini hanyalah mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata sampai ia merasakan detak jantung yang tak senormal biasanya.

"Nona"

Pharita menelan ludah kasar ketika mendengar seorang pria memanggilnya.
Dari suaranya, pharita percaya bahwa itu bukanlah ruka.

"Biarkan aku pergi" Ujar pharita ketika pria bukan ruka menghampirnya.

Pharita yakin bahwa pria itu adalah orang suruhan ruka.

"Tidak Nona, kau masih bekerja di club
kami"

"Aku keluar, lupakan jika aku pernah bekerja di club itu" Ujar pharita sebelum ia mencoba untuk pergi dari
tempat ia berdiri.

Tarikan seseorang membuat pharita berusaha berontak, dari jeratan para pria yang mengejarnya.

"Lepaskan aku sialan!"

"Kalian akan menyesal"

"Fuck!"

*BRAKK!

Pharita sedikit terkejut dengan pergelangan tangan yang sakit karena genggaman para pria, yang membuat pharita masuk ke dalam mobil mewah
yang diisi oleh orang tak asing untuk pharita.

"Long time no see, Babygirl"

"Rupanya sosok manusia pemaksa" Ucap pharita, ia membuang napas kesal
sebelum tangannya bergerak membuka pintu mobil yang justru melaju cepat.

"Berhenti atau aku melompat dari mobil ini" Ancam pharita yang sepertinya tak
membuat gentar orang di sampingnya.

"Silakan lompat" Jawab orang itu.

"FUCK!"

Pharita mencoba pintu membuka mobil itu yang sayangnya tak bisa.

"Kau tidak akan bisa pergi lagi dari ku" Ucap orang pemaksa di samping pharita.

"Sadarlah, aku tidak bisa bersama mu lagi!" Tegas pharita.

"Apa kau lupa jika aku meminta perpisahan kita?" Pharita bertanya,

ia memberanikan diri untuk menatap orang yang fokus pada jalanan yang mereka lewati.

Orang itu tak pernah membuat perasaan. Pharita berubah kecuali rasa kebencian di sisi rasa cintanya.

"Ya, aku ingat."

"Jika kau ingat, seharusnya kau tidak melakukan ini" Balas pharita, ia hanya ingin menegaskan kepada orang di
sampingnya bahwa dirinya ingin untuk tak bersamanya lagi terutama setelah kejadian malam itu.

"Aku tidak bisa melepaskan sesuatu yang aku sukai dengan mudah" Balas orang itu.

"Kau pemaksa, kau melawan takdir hanya untuk sesuatu yang kau inginkan" Ujar pharita, ia memalingkan pandangan dari Orang di sampingnya.

"Aku mohon, jadikan ini sebagai mimpi buruk"

"Aku suka itu" Balas orang itu singkat.

Pharita mengatur napas berusaha
tenang atas kesialan yang sedang ia
hadapi. Andai saja pharita tak terburu mencari pekerjaan hingga masuk ke dalam club itu, mungkin semua akan baik-baik saja sebelum ruka kembali
menemukannya..

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang