Bab 7

864 74 25
                                        

5 hari kemudian Pukul 7.00pm

Tepat 5 hari sudah ruka meninggalkan pharita, 5 hari cukup lama bagi pharita menetap di forest house milik ruka, bagian terburuk adalah saat pharita harus menghabiskan waktu untuk melihat Kucing yang ruka pelihara.

"Sudah saatnya aku menyerah. "

Pharita mengusap rambutnya, 5 hari ini ia juga sering mendapatkan telepon dari rekan-rekannya, semua ini membuat pharita menyerah, biarlah ia menyerah pada misi ini, ia akan menyerahkan misi ini kepada yang lain atau apapun itu. Ia benar-benar tak sanggup pada sosok ruka yang begitu cepat menghilang.

Pharita akan menganggap kebersamaannya dengan ruka adalah mimpi, meskipun akan ada kesulitan untuk pharita melupakan yang pernah terjadi, itu lebih baik daripada ia tinggal sendirian tanpa tujuan.

"Sekarang saatnya pergi" Ujar pharita, ia bergerak merapikan beberapa barang pribadi miliknya.

Terkadang di setiap menit tanpa sadar pharita merindukan sosok ruka sebelum di detik selanjutnya pharita sadar.

"Aku benar-benar menyerah. " Ucap pharita sebelum membawa koper miliknya dan keluar dari kamar yang beberapa hari ini telah ia tempati, dirinya sungguh-sungguh tidak sanggup dengan 5 hari yang ia lewati.

banyak hal yang membebani pikirannya, pharita tak perduli jika ada yang mengatakan bahwa ia mudah menyerah, lagipula yang menjalani semua ini adalah dirinya bukan orang-orang itu.

🕵‍♀️🕵‍♀️

Pharita tak yakin akan merasa bahagia setelah pergi dari tempat ini tapi pharita bisa memastikan jika ia akan jauh lebih bebas daripada sekarang.

"Ruka meninggalkan ku dan semua orang masih bertanya tentang ruka" Gumam pharita saat rasa emosi menguasai diri.

"Bahkan aku tidak bisa menemukan lokasi ruka sekarang" Pharita menarik rambutnya cukup kasar, ia tak pernah berpikir akan menyerah pada suatu misi, tetapi pharita tak tahu rasa apa yang tiba-tiba membuat nya ingin menyerah, mungkin karena perasaan yang sangat merindukan ruka dan pharita tak mau menyadarinya.

Pharita membuka pintu keluar dengan bersemangat karena tak sabar jika sesaat lagi pharita bisa bebas dari kesialan ini lalu kembali hidup normal seperti sebelumnya.

"Kemana kau akan pergi?" Pharita menelan ludah kasar saat suara berat itu terdengar jelas di telinganya.

Entah mimpi atau bukan, pharita melihat ruka berdiri tepat di hadapannya.

"R....Ruka"

Ruka memperhatikan wanita yang hampir saja pergi, ruka tertawa atas kebodohan yang pharita buat, jika seseorang masuk dalam kehidupan ruka, tak akan ada harapan untuk bisa keluar.

"Sebelum kau pergi aku akan memberimu sedikit hal untuk kau ingat" Ucap ruka. Pharita menggeleng cepat untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada ruka.

"Aku tidak bermaksud seperti it-" Sayangnya ruka terlalu cepat mengambil kesimpulan, ia menarik tangan pharita untuk kembali masuk.

"Ruka, aku menunggumu dan tidak ada tanda-tanda kau kembali" Ujar pharita yang sama sekali tak didengar oleh ruka.

Dengan emosi yang menguasai dirinya, ruka melampiaskannya pada pharita, menurut ruka wanita itu juga turut serta dalam emosi yang ruka alami, pharita hanyalah orang yang mengawasi ruka, jadi sebelum pharita mendapatkan ruka, ruka akan terlebih dahulu melemahkan pharita.

"Dengarkan aku ruka!!" Ujar pharita.

Ruka membawa pharita ke dalam kamarnya, tak hanya itu ia mendorong tubuh pharita cukup keras.

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang