Bab 24

465 60 0
                                        

Pharita menghela napas panjang setelah mendengar kata demi kata yang ruka ucapkan, ia tak bisa membuat keputusan secepat itu tetapi dirinya harus melakukannya.

Memang semakin dewasa seseorang, semakin banyak pilihan untuk menentukan masa yang akan datang.

Pharita sama sekali tak pernah mengira hidupnya akan sejauh ini, tak hanya jauh tapi juga mengejutkan, seorang pembasmi kejahatan justru jatuh cinta pada seorang penjahat, ironis bukan?.

"Aku akan membawamu untuk menghabiskan waktu malam ini" Ujar ruka yang masih fokus pada jalanan.

"Kemana kau membawaku pergi?" Pharita bertanya.

"Menghabiskan malam terakhir mu di San Francisco. "Jawab ruka.

Pharita tak membalas perkataan ruka, ia membiarkan Sang Kekasih membawanya entah kemana, mungkin tanpa arah.

Tak ada pembicaraan lagi, pharita menatap jalanan malam itu yang sedang ia lewati bersama ruka, mungkin malam ini akan menjadi kenangan untuknya. Melewati jalanan di tempat ia bertemu dengan ruka.

"Tenang dan berpikirlah. " Ujar ruka. Pharita mengangguk pelan kemudian kembali melihat jalanan yang mereka lewati.

"Ya, aku akan berpikir tentang semuanya" Jawab pharita.

"Kuharap semua itu tidak membuat mu stress" Ujar ruka. Pharita tertawa pelan.

"Aku sering berpikir dan aku tidak pernah stress" Balas pharita.

"Bukan tidak tapi belum. " Ucap ruka.

Tak ada obrolan lain, pharita hanya
fokus pada keputusannya sedangkan ruka? Ah! Wanita itu hanya fokus pada apa yang ia jalani saat ini yaitu menyetir dan bernapas.

Akan tetapi sesekali ruka melihat ponsel miliknya, ia terlihat misterius bagi pharita, sedangkan pharita belum tahu semua tentang ruka.

Pharita begitu menikmati saat-saat terakhirnya di San Francisco, tempat yang memiliki banyak kenangan untuknya, ia banyak menggapai cita-citanya di sini, dari cita-cita sampai sebuah cinta. Saat itu ia keluar dari dalam Mobil bersama ruka, mereka sama-sama menatap tempat yang mengawali kisah mereka.

"Bagaimana, kau telah membuat keputusan?" Ruka bertanya, pertanyaan itu cukup menakutkan bagi orang yang sulit membuat keputusan.

"Ruka"

"Hmm?" Suara ruka terdengar berat
di telinga pharita tetapi tak seberat keputusan pharita untuk hidupnya.

"Bisa kau memberiku waktu dua hari?" Ujar pharita.

"Aku harus menyelesaikan semuanya"Ucap pharita. Ruka menatapnya, entah jawaban apa yang akan ia berikan tapi pharita harap, ruka mau memberi nya waktu bagaimana pun ia memiliki tanggung jawab besar terhadap kehidupan nya.

"Untuk apa?" Ruka bertanya.

"Pagi ini aku harus ke Kantor ku dan
mengurus pengunduran diriku" Jawab pharita, ia masih menatap ruka.

"Dan keesokan harinya aku harus bertemu stave tentang kasus Ibu ku" Ucap pharita. Ruka memperhatikan kekasihnya sekilas, ruka tak sekejam itu sampai tak membiarkan pharita menyelesaikan masalah yang sedang ia
hadapi.

"Baik, pagi ini urus pekerjaan mu dan keesokan harinya, temui stave"
Ujar ruka. Pharita tersenyum saat menerima keputusan dari ruka, baiklah ia akan menyelesaikan semua masalahnya mulai pagi ini.

"Hari ketiga, kau ikut bersama ku" Ujar ruka. Pharita mengangguk, mungkin ini salah satu jalan hidupnya, bertemu dan jatuh cinta dengan ruka, tujuan hidupnya yang sesungguhnya.

Malam itu pharita menghabiskan waktunya bersama ruka, angin malam
yang menerpa tubuhnya membuat ia dapat menikmati suasana bersama kekasihnya nya.

Pharita hampir saja mengatakan
kehamilannya pada ruka tetapi ia rasa belum saatnya, malam ini ia ingin
menikmati saat terindahnya dan masalah yang ia hadapi.

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang