Bab 19

424 48 17
                                    

Pharita keluar dari kantor dengan pengawalan ketat, napasnya terengah-engah seakan marah pada keadaan yang menimpanya.

Ia sadar perilakunya tampak kekanak-kanakan untuk usia dua puluh tujuh tahun, dan pharita berusaha keras untuk mengendalikan emosinya. Hari ini sudah cukup buruk baginya.

Setelah berpisah dengan kekasihnya, pharita tidak diizinkan untuk bertemu kekasihnya yang berada di negara lain. Menyedihkan, bukan?

Ruka bisa datang ke pharita tapi tak bisa menemui nya karena penjagaan ketat di sekitar pharita.

"Ku harap kau bisa menerima ketentuan kami tanpa emosi" Ujar Arnold yang berada di belakang pharita. Langkah pharita berhenti kemudian melihat Arnold yang berada di belakang tubuhnya.

"Aku juga berharap seperti itu." Balas pharita.

Arnold menatapnya, ia tak tahu apa penyebab perubahan sikap pharita tapi sungguh itu sangat menyebalkan, bahkan banyak yang telah berbicara tentang perubahan sikap pharita yang benar-benar berbeda dari sebelumnya.

"Bagaimana jawaban yang ingin kau katakan?" Tiba-tiba Arnold kembali bertanya tentang jawaban pharita, setelah semua yang terjadi, Arnold menyerah, ia tak ingin kembali mengharapkan pharita setelah kasus yang terjadi pada pharita.

"Aku tidak bisa mencintaimu" Ujar pharita kemudian melanjutkan langkahnya.

Clear menghampiri Arnold setelah ia mendengar jawaban pharita kepada rekannya.

"Kau baik-baik saja?" Clear bertanya, senyuman terbit di wajah Arnold, ia terlihat bahagia setelah mendengar perkataan pharita.

"Tentu, aku berubah pikiran" Ujar Arnold.

"Pharita tidak mudah di kendalikan, sikapnya bahkan telah berubah dan dia dalam kasus besar" Jelas Arnold.

Clear mengangguk setuju, banyak sekali hal buruk yang terjadi pada pharita membuat beberapa rekan menyadarinya termasuk clear.

"Aku takut reputasinya hancur setelah ini" Ujar clear.

"Setiap perbuatan memiliki risiko" Balas
Arnold.

"Kita sedang mengembangkan kasus ini" Ujar Arnold.

"Walaupun nanti nya pharita beneran sudah keluar atau di pecat dari tugasnya, misi ini tetap harus di lanjutkan, ruka adalah target utama" Lanjut Arnold

"Kau yakin, dia sangat susah di tangkap, kau tidak kepikiran untuk menutup misi ini" Ucap clear.

" Selagi tim kita masih mampu, jangan ada kata menyerah " Ucap Arnold tegas

"Hmm baiklah.. Aku ikut saja" Lanjut clear.

:

:

Pharita terdiam pasrah saat dua orang pria yang akan membawanya pulang, tak hanya itu mereka juga diikuti oleh dua Mobil di belakang mereka.

"Kau akan mendapat pengawasan kami, Rita" Ujar seorang pria yang menyetir Mobil tersebut.

"Kau sudah tahu ketentuannya?"

"Berhenti bicara tentang itu karena
aku mengerti!" Balas pharita,

mereka akhirnya terdiam, mereka pikir pharita sedang berada di fase Premenstrual Syndrome sehingga emosinya menjadi tak terkendali.

Pharita menghela napas panjang,
entahlah sejak beberapa saat ia sangat sulit mengendalikan emosinya, ia mudah menangis dan kesal dalam waktu singkat.

"Aku harap ini bukan pertanda buruk" Batin pharita.

:

:

ASSASIN (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang