Pharita menggeleng tegas perkataan Celine. Biarlah ia melewatkan pengunjung penting di tempat ini, asal ia selamat dari jeratan ruka yang mungkin akan menjadi mantan suaminya.
"Kau gila Zefani, bisa-bisa kau tidak mau melayani seorang-
"Tidak penting untuk di hahas" Ujar pharita, ia menatap Celine untuk meyakinkan bahwa pharita tak akan melayani tamu penting itu.
"Kau lebih lama di sini dan ku rasa kau lebih pantas melayani tamu penting itu." Ujar pharita dengan tersenyum kepada Celine.
"Padahal aku hanya ingin kau bertemu ruka"
"Aku akan bertemu dengannya lain kali" Potong pharita, matanya tertuju pada ruangan yang di jaga empat orang pria.
"Fuck! Bagaimana bisa aku bertemu dengannya"
"Aku harus melakukan pekerjaan lain" Ujar pharita sebelum ia berlari pergi dari hadapan Celine.
"Zefani melewatkan kesempatan besar" Gumam Celine ketika melihat pharita yang kian menjauh darinya.
Pharita masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke Rooftop di tempat. ini. Ia tahu ini adalah hal yang tak seharusnya dilakukan oleh pekerja baru seperti dirinya, namun sebenarnya ia sedikit kaget dengan apa yang ia alami malam ini.
Setidaknya angin malam akan membuat
Pharita merasa lebih baik."Bagaimana bisa ini terjadi" Sejak tadi hanya kalimat itu yang bisa pharita katakan. la tak tahu apa yang sedang terjadi sampai tiba-tiba kembali takdir mempertemukan ia dengan ruka.
Setidaknya suasana Rooftop jauh lebih damai daripada di tempat pharita
hampir bertemu ruka.Napas pharita berhembus panjang, la sedikit merasa tenang atas suasana ini.
"God! Kenapa aku harus bertemu
dengan manusia itu lagi"Pharita mengusap wajahnya kasar, pertanyaan demi demi pertanyaan masih menghantuinya.
"Aku harap ini hanya sebuah mimpi
buruk" Gumam pharita dengan perasaan frustasi."Karena mimpi indah adalah saat kau bisa melakukan sexs dengan Alexia Aruka Widsor. "Ujar Celine kepada salah satu rekan kerjanya setelah ia selesai melayani tamu penting itu.
"Itu adalah mimpi paling indah."
"Omong-omong dia akan menuju Rooftop,aku harus membujuk Zefani" Ujar Celine.
"Ruka merasa tersinggung atas. penolakan zefani." Ujar Celine,
ia melangkah lebih dulu, tujuannya adalah mencari keberadaan pharita yang tiba-tiba menghilang.
"Hari pertama bekerja, cukup menegangkan"
"Aku merasa seperti buronan karena kehadiran orang itu" Ujar pharita,
ia melihat langit malam ini yang cukup gelap. dengan rembulan yang bersinar terang.
"Permintaan ku terkabul untuk bertemu dengannya, tapi aku tidak bisa" Ujar pharita, ia menarik napas panjang lalu secara perlahan membuangnya perlahan.
"Sial!" Ujar pharita. la tak mungkin terus berada di tempat ini jika ia tak ingin di pecat dari pekerjaannya.
Pharita beranjak dari tempat berdiri, seburuk apapun kondisi ia harus menyelesaikan pekerjaan ini.
"Fuck!" Dua kali mereka hampir bertemu. Sekarang pharita justru melihat dia, pria itu berjalan di depan ruka dan menuju ke tempat pharita.
"Tidak, tidak akan,"
"Dia tidak akan melihatku"
Pharita kembali ke tempat awal, sebisa mungkin. la tak ingin sampai sosok ruka
melihatnya dan memaksa pharita untuk
ikut dengannya lagi dan lagi."Bagaimana bisa semua terjadi" Gumam
Pharita dengan perasaan takut, panik
dan pasrah. Perasaan itu rasanya telah
menyatu dalam diri pharita."Why not?" Suara itu jelas terdengar
telinga pharita, sepertinya sosok itu
berdiri di belakang nya."Kau orang baru yang menolak menemui ku?" Pharita menelan ludah kasar, suara itu bahkan lebih dekat dari sebelumnya.
"Bukankah kita harus membicarakan hal lain?" Itu adalah suara seorang wanita dan ia adalah ahyeon.
"Pergilah, aku memiliki urusan dengan pelayan ini" Ucap ruka, tatapan tajamnya tertuju pada sosok wanita yang masih setia membelakangi nya..
"Hargai keputusannya" Balas ahyeon.
"Tempat ini milikku, dia hanya pelayan
baru" Jawab ruka.Mereka meninggalkan ruka yang justru
memilih menuntut pelayan baru yang
masih membelakangi nya.Ruka adalah orang yang tak suka penolakan meski hanya penolakan kecil tetapi ruka tetap tak menyukainya.
"Kau tidak menemui ku dan memilih bersantai di jam kerja"
"Seharusnya kau tidak di terima di sini,"
Pharita menundukkan wajahnya, sebisa
mungkin ruka tak boleh mengetahui
keberadaannya.Tanpa mengucapkan kata apapun,
Pharita mencoba pergi dari dekat ruka
dengan menundukkan kepalanya."Tidak kali ini" Ruka mencengkram erat
tangan pharita yang mencoba untuk
pergi."Aku tidak menyukai pekerja seperti mu, "
"Bisa saja aku memecat mu kapan saja" Ujar ruka. Di saat itu juga pharita telah memiliki niat untuk keluar dari pekerjaan ini. Ia tak mungkin bekerja di
tempat milik orang yang seharusnya ia
hindari.Dengan kuat pharita melepaskan
tangan ruka darinya, kemudian berlari
menghindarinya."Ruka" Ahyeon menghampiri ruka
dengan mata tertuju pada pelayan yang
menjauh darinya."Tunda pembicaraan kita, aku harus mengurus pelayan itu" Ujar ruka, ia mengejar pelayan yang kian menjauh.
darinya.Hati pharita mulai tenang ketika ia
hampir masuk ke dalam lift, sayang
ketenangan itu tak bertahan lama ketika
tangan kekar ruka menahannya."Dua kali kau melakukan hal yang tidak
sopan" Ucap ruka.Sepertinya takdir tak mengizinkan mereka berpisah cukup lama.
"Sebagai pemilik club, aku tidak ingin
kau bekerja di sini" Ucap ruka.Pharita sungguh bersyukur atas hal itu,
setidaknya ia bisa jauh dari ruka sesuai
keinginannya.Tanpa mengatakan apapun ruka
memaksa tubuh wanita itu berbalik ke arahnya.*BUGH!!
"No!!" Pharita memukul bagian kaki
Ruka sebelum ia masuk ke dalam lift.
Wanita itu tampil berbeda dari yang
pernah ruka lihat sebelumnya.Rambut lurus tergerai yang tak terlalu panjang juga tak terlalu pendek membuatnya terlihat begitu mempesona,
terlebih riasan di wajahnya yang hampir membuat Ruka tak percaya dengan sosok yang ia lihat.
"Pharita"
*BUGGH!!
"Kau darimana Zefani?" Tanya Celine
ketika tanpa sengaja pharita menabrak
tubuhnya."Aku harus pergi" Ujar pharita dengan
perasaan panik menyelimuti diri, ia tak
ingin berbasa-basi di tempat ini lalu
membiarkan ruka menemukannya
begitu saja."Kenapa?" Tanya Celine dengan heran,
entahlah sikap pharita menjadi aneh
sejak melihat kehadiran tamu penting
yang seharusnya pharita layani."Aku keluar!" Ujar pharita sebelum ia pergi setelah melihat pintu lift terbuka.
"Zefani" Panggil Celine, segera ia mengejar pharita yang juga di kejar oleh ruka.
Pharita berlari kencang menghindari
seseorang yang tengah mengejarnya,
sebisa mungkin ia harus selamat dari apa yang terjadi malam ini.Niat pharita hanyalah bekerja untuk
melanjutkan hidupnya namun sayang
takdir tak ingin pharita dan ruka
berpisah."Untuk malam ini saja, tolong pisahkan
kami"Napas pharita mulai tersengal namun ruka masih mengejarnya dengan
diikuti oleh anak buahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
Roman d'amourWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)