Pharita menghela napas panjang
melihat Rumah di hadapannya la telah memutuskan menempati Rumah ini setelah ia pulih dari Rumah Sakit,tepatnya dua minggu setelah ia sadar dari koma nya. Banyak beban yang dirinya pikul tentang hidupnya termasuk calon anaknya yang telah meninggal,
Sekarang pharita benar-benar sendiri, ia telah menyerah pada semuanya, terserah apa yang akan ruka ataupun stave lakukan, pharita akan tetap sendiri demi kesehatan mental nya.
"Satu lagi hidup baru" Ujar pharita.
Rumah itu tak semewah tempat tinggal pharita sebelum sebelumnya, namun setidaknya ia bisa mendapat ketenangan di Rumah ini.
Pharita masih berada di Positano, setidaknya tempat ini jauh dari ruka. Kecuali jika ruka melakukan segala cara untuk mencari keberadaan nya.
Pharita berada di kamar tidurnya, cukup nyaman untuk ditempati seorang diri. Ia duduk di atas ranjangnya dengan rasa sepi yang menyelimuti. Rumah Sakit bahkan lebih ramai daripada Rumahnya.
"Dua minggu juga akan memimpikannya" Ujar pharita,
ia mengingat mimpi-mimpi erotis tentang ruka yang membuat dirinya harus terjaga setiap tengah malam.
"Ku rasa dia telah menikah dengan fiona" Ujar pharita,
ia melihat jendela di kamarnya. Untuk sejenak pharita harus melupakan ruka dan fokus pada hidup barunya.
Pagi ini pharita mencari pekerjaan untuknya, mau tak mau ia harus mengambil pekerjaan sebagai pelayan wanita di sebuah club malam.
"Aku harap ini langkah awal untuk
melupakan dia":
:
:
"Tapi kenapa semua hasil usaha kami berpindah pada mu"
Ruka menatap datar fiona yang di temani beberapa orang yang akan menjaganya. Setelah kejadian itu, fiona dinyatakan buta sementara,
seharusnya hal ini terjadi pada ruka, tetapi sayangnya ruka memiliki keberuntungan dan selamat dari kejadian ini.
"Aku memberi dana untuk bisnis keluarga mu yang hampir bangkrut"
"Ku rasa ini hal yang adil" Jawab ruka dengan begitu jelas, oleh karena itu ruka harap fiona atau keluarganya tak lagi bertanya tentang bisnis mereka.
"Aku tahu, tapi kami banyak melakukan bisnis ilegal dan tidak menerima apapun, "
"Sejak kau menyuntik dana kepada
keluarga ku. "Ucap fiona, ia berusaha tenang menghadapi ruka yang akan jatuh ke tangannya sebentar lagi, jika bukan karena keluarganya, tak mungkin fiona mau seperti ini.Bicara tentang uang dengan ruka, sama saja seperti mengukir nama sendiri di batu nisan, belum lagi risiko pembatalan pernikahan. Fiona tak
siap dengan risiko-risiko itu, sudah cukup pengelihatannya menjadi gelap, ia tak ingin risiko lain menghampiri."Lalu kau ingin keluarga mu mengembalikan uang ku dan ancaman besar di bisnis keluarga mu?"
"Berhati-hatilah, bisa saja bisnis kalian sedang diincar jika tidak menerima suntikkan dana dari ku." Ucap ruka yang membuat fiona menelan ludah kasar.
Ruka berdiri dari duduknya..
"Aku masih memiliki pekerjaan lain," Ujar Ruka, sebelum ia pergi meninggalkan fiona yang tak bisa lagi membantah. Fiona tak ahli dalam hal ini,
ia hanya anak perempuan biasa yang menjalani hidup liar, layaknya wanita-wanita seumurannya. Sama sekali fiona tak memiliki bakat hal-hal kriminal, ia hanya dikirim oleh keluarganya dengan obsesi kepada seorang ruka.
Sejenak fiona akui jika ia kalah dengan istri ruka yang kini telah hilang. Fiona mengakui bahwa pharita lebih pintar
dalam hal-hal seperti ini daripada dirinya. Namun dengan kekalahan itu, fiona masih enggan menyerah, obsesi dan keselamatan keluarga yang ia utamakan untuk hal ini.:
:
:
Pakaian terbuka dengan riasan di wajah
membuat pharita memiliki kesan seksi.
dan liar dalam waktu bersamaan."Kau orang baru yang bekerja di sini?"
Pharita cukup terkejut dengan kehadiran wanita cantik yang tiba-tiba berada di sampingnya.
"Ya, itu aku. " Jawab pharita dengan
senyuman ramah."Siapa nama mu?"
"Zefani" Jawab pharita,
"Nama yang indah, aku Celine"
Pharita tersenyum, setidaknya ada satu orang yang ia kenal disini.
"Senang bertemu dengan mu" Ujar Pharita.
"Aku bisa membantu orang baru seperti
mu" Ucap Celine sembari merapikan
lipstick nya."Aku memiliki batas" Jawab pharita yang akhirnya membuat Celine menatapnya dengan tawa singkat.
"Tenanglah, aku tak seliar yang kau kira Ujar Celine, ia menarik pharita untuk keluar dari ruang ganti untuk membawanya ke tempat mereka bekerja.
Dentuman musik terdengar di ruangan
yang dipenuhi orang-orang yang harus akan hiburan. Pharita melihat mereka menari dengan lihai seakan melepas semua beban di pikiran mereka."Zefani, untuk pertemuan pertama kita"
Celine memberi satu gelas Mortini kepada Pharita untuk pertemuan pertama mereka sebagai rekan kerja.Pharita menerimanya dengan ramah
"Cheers" Ujar Celine dengan semangat.
Atas sikap ramah yang Celine tunjukkan, Pharita dapat menikmati malam ini. malam dimana ia bekerja di sebuah Kelab.Pharita tahu jika ini sangat membuatnya kehilangan dirinya, namun ia harus melakukan hal ini untuk hidup selanjutnya.
Pharita sempat menari dengan Celine
sebelum mereka memulai pekerjaan. Tak ada salahnya untuk menikmati satu malam dengan melepaskan beban di
pikiran nya untuk kali ini saja."Zefani, aku akan membantu mu
membawa Whiskey yang di pesan salah
satu tamu" Ujar Celine sesuai perintah
atasan jika pekerja baru harus diajari oleh salah satu pekerja lama di club ini.Pharita mengangguk, ia membawa
Whiskey yang di pesan salah satu tamu.
Sejujurnya Whiskey ini membuat pharita teringat dengan seseorang yang sedang ia coba untuk lupakan."Ikuti aku" Pharita mengikuti langkah
Celine menuju ruangan yang dikhususkan untuk tamu VVIP pharita harap pekerjaan pertama tak membuatnya mengalami hal buruk.la berusaha menikmati semua dengan
orang-orang di sekitarnya."Fuck!" Gumam pharita ketika ia melihat salah satu orang yang ada di ruangan itu.
Orang itu hanya diam melihat penari striptis yang menggerakkan indah tubuhnya. Pharita segera menjauh dari Celine yang berdiri tepat di pintu ruangan itu.
Bukan hanya buruk, tapi sangat buruk.
Itulah kesan pertama untuk pekerjaan
pertama pharita."Zefani" Celine mengejar pharita yang sudah cukup jauh dari ruangan itu, entah apa sebabnya hingga tiba-tiba pharita menjauhi Celine yang akan mengajarinya.
"Kenapa kau pergi?"
"Celine, kau saja yang mengantar, aku
sudah paham tugas ku. "Ujar pharita, ia
menunduk sembari berharap jika kejadian beberapa detik lalu hanyalah mimpi."Sayang sekali kau melewatkan sesuatu"
Ujar Celine. Pharita menatap Celine
sebentar dengan tatapan penasaran
tentang sesuatu yang Celine maksud."Sesuatu apa maksud mu?" Tanya
Pharita."Melewatkan pertemuan dengan orang
tampan bernama Alexia Aruka Widsor"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSASIN (Rupha) END
RomanceWanita itu benar-benar membebani pikiran ku" Pharita beranjak dari tempatnya semula, ia melangkah mendekati jendela. Warning :GXG FUTA SHIP: RUPHA(Ruka and Pharita)