Di sebuah rumah mewah terdapat sepasang suami istri yang sedang berada di kamar pribadi mereka. mereka tengah bersiap untuk beristirahat dan melepas penat setelah beraktivitas seharian.
Mereka adalah Yuda dan Nayla. Pasangan pengusaha dan dokter itu kini telah menempati rumah mereka sendiri.
"Mas... Boleh aku bertanya sesuatu."
Nayla sedang menatap suaminya dari arah cermin yang terdapat di meja riasnya.
"Tanya saja sayang.. kenapa harus minta ijin."
Yuda yang sedang duduk di tepi ranjang, akhirnya memberikan atensi khusus pada sang istri. Ia pun segera meletakkan ponsel yang ada di tangannya, pada meja samping tempat tidur mereka.
"Mas.. sebenarnya apa yang telah terjadi pada Aca. Kenapa tiba-tiba ada orang yang ingin mencelakakan dirinya."
"Sedangkan aku dapat pastikan dia tidak memiliki banyak teman apalagi musuh. Tidak banyak orang yang di kenalnya, walau ini negara kelahirannya. Bahkan dia baru saja kembali dari Jerman 3 tahun yang lalu."
Yuda tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya, ia justru mengulurkan tangan pada Nayla. Yuda meminta Nayla untuk mendekat kepadanya.
Nayla yang paham dengan apa yang diinginkan suaminya, akhirnya menyambut uluran tangan itu.
"Dengarkan aku sayang.. aku paham dan mengerti kalau kondisi Aca telah membuatmu khawatir. Tapi kamu tidak perlu berpikiran yang macam-macam ten.."
"Bagaimana tidak berpikir macam-macam mas.. dia baru saja mengalami percobaan pembunuhan dalam waktu yang berdekatan dan dengan cara yang berbeda. Walau yang pertama di setting seperti kecelakaan, tapi tetap saja fakta di lapangan tidak bisa di hilangkan bukan."
Nayla memotong ucapan suaminya yang di nilai tidak masuk akal.
"Ya sayang.. mas paham soal itu. Maksudnya jangan sampai kondisi Aca juga membawa dampak buruk untuk kesehatan kamu, karena kamu terlalu khawatir dan memikirkannya terus. Mas tidak bisa bicara detailnya seperti apa, karena ini juga masih dalam tahap penyidikan."
"Ah... Dan satu lagi, kalau kamu ingin pergi kemanapun mintalah kepadaku untuk menemani. Dan kalaupun tidak bisa, kamu bisa minta supir atau bodyguard untuk menemani. Jangan pernah sekalipun kamu pergi sendirian, apa kamu mengerti sayang."
Nayla hanya menatap heran ke arah suaminya. Kenapa tiba-tiba bersikap protektif, terasa sangat aneh. Karena sebelumnya tidak pernah seperti ini.
Nayla terus saja memikirkan ada apa sebenarnya di balik ini semua. Aca yang mengalami hal buruk, lalu tiba-tiba suaminya yang berubah jadi sangat protektif.
Yuda yang melihat istrinya termenung dan melamun, tidak bisa melakukan banyak hal. Bukan ia tidak ingin menjelaskan dan menjawab jujur pertanyaan Nayla. Tapi memang semuanya masih terlihat abu, belum ada titik terang yang jelas.
Yuda pun menarik tangan istrinya dan memintanya untuk duduk di atas pangkuannya.
"Sayang dengarkan aku.. aku tahu kamu orang yang sangat peduli terhadap orang lain, apalagi ini adalah Aca yang sudah kamu anggap adik sendiri. Tapi jangan sampai itu menyita seluruh pikiran dan perhatianmu. Sampai-sampai kamu tidak peduli dengan kondisi suamimu sendiri."
Yuda berpura-pura merengek terhadap sang istri.
Sedangkan Nayla di buat bingung oleh ucapan suaminya. Kenapa pria yang berstatus suaminya ini bicara seperti itu. Padahal dia terlihat baik-baik saja dan dalam kondisi sehat.
"Apa mas merasa tidak enak badan, atau ada yang mas rasakan sakit. Katakan mas, mas Yuda baik-baik saja bukan."
Yuda berusaha menahan tawanya saat melihat reaksi istrinya, antara gemas dan lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DAN BENCI || JINSOO
Любовные романыTerdapat konten dewasa (21+) dan mengandung unsur kekerasan,, harap bijak dalam membaca. Dua orang dengan karakter berbeda,, latar belakang dunia yang berbeda pula. namun mereka di pertemukan dalam sebuah perjodohan. akankah mereka pasrah menjalani...