58. Sirius muncul lagi

189 40 26
                                    

Di kantin, suasana ramai ketika Ice dan Solar sedang berjalan beriringan. Ice terlihat lebih murung dari biasanya, masih terpengaruh oleh pertengkaran dengan Halilintar.

Sementara itu, Solar yang tidak biasa menemani orang lain, kali ini setuju menemani Ice ke kantin karena Blaze dan Gempa harus ke UKS. Bekas jahitan di pipi Blaze, akibat pernah diserang silet oleh kakak kelas yang merundung Ice dulu tiba-tiba terasa nyeri lagi.

Sengaja Blaze mengajak Gempa karena tak ingin membuat Ice khawatir tadi.

Kakak kelas yang melihat Ice dan Solar berjalan di kantin menghampiri mereka, dan mulai mengganggu dua pemuda itu. Namun, Solar menarik lengan Ice agar mengabaikan kakak kelas yang namanya Raka.

Raka tak suka diabaikan mulai mengulurkan kakinya dengan sengaja, menjegal Ice. Ice jatuh tersungkur ke lantai dan itu menarik perhatian murid-murid di sekitarnya.

Solar langsung menghentikan langkahnya dan memandang tajam ke arah Raka. "Apa maksud lo?" tanya Solar, suaranya datar.

Raka menyeringai, merasa di atas angin karena dia tahu reputasinya sebagai kakak kelas yang berpengaruh. "Santai, bro. Gue cuma bercanda. Gak usah terlalu serius."

Solar meraih lengan Ice dan membantunya berdiri, matanya tidak lepas dari Raka. "Lo gak usah sok akrab, apalagi ganggu temen sekelas gue. Kalau gue liat lo ngelakuin hal kayak gini lagi, lo bakal nyesel," kata Solar.

"Lo ngancem gue?" Raka semakin menantang.

"Lo yang mulai duluan," balas Solar. "Gue gak main-main sama ancaman gue."

Solar berjalan ke kios kantin dan memesan makanan tanpa banyak bicara. Solar meninggalkan Ice yang membersihkan seragamnya yang kotor karena jatuh tadi. Ice memilih duduk di bangku terdekat, mencoba menenangkan diri.

Raka yang tidak puas hanya dengan menjatuhkan Ice, mulai mendekat lagi. Kali ini dia benar-benar ingin mengganggu dengan lebih kasar lagi. Tanpa aba-aba, dia menarik kerah baju Ice dengan kasar, membuat pemuda itu terhuyung ke depan.

"Mau gue ajarin lagi gimana cara hormat sama kakak kelas?"

Ice berusaha melepaskan diri, cengkraman Raka terlalu kuat. "Aku gak ada masalah apapun sama Kak Raka," katanya.

Raka tertawa mengejek, lalu mendorong Ice hingga punggungnya menghantam meja di belakangnya. "Lo emang gak nyari masalah, tapi masalah yang bakal datangin lo!"

Beberapa murid mulai memperhatikan kejadian ini, tapi tidak ada yang berani ikut campur. Suasana kantin menjadi lebih tegang, sementara Solar yang sedang mengambil makanannya di sudut ruangan belum menyadari apa yang sedang terjadi.

Namun, begitu Solar melihat dari kejauhan bahwa Raka menyerang Ice, matanya menyipit. Solar menjatuhkan makanannya dan melangkah cepat menuju Raka dan Ice, tangannya mengepal erat.

Napas Solar mulai memburu, tanpa sadar, sisi lain dari dirinya, kepribadian ganda yang ia beri nama Sirius perlahan mengambil alih. Ini bukan Solar yang biasa, ini adalah sisi lain Solar yang dipenuhi dendam.

Meskipun biasanya Sirius muncul hanya untuk mencoba membunuh diri sendiri. Kali ini Solar tanpa sadar memunculkan kepribadian gandanya untuk melawan.

Raka yang masih tertawa, tak menyadari ada bahaya yang mendekat. Solar menatapnya dengan tatapan dingin dan tanpa aba-aba, Solar meraih garpu dari mangkuk bakso milik murid di meja dekatnya.

"Apa yang lo lakuin?" tanya Solar.

Raka berhenti tertawa. "Santai aja, bro. Ini cuma-"

Sebelum Raka bisa menyelesaikan kalimatnya, Solar langsung mengayunkan tangan yang menggenggam garpu. Dalam sekejap, ujung garpu itu berhenti tepat di depan leher Raka, hanya beberapa centimeter dari kulitnya.

Behind the Mask of a Bully (Boboiboy Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang