Bang Hali: Jangan biarin Blaze pulang ke rumah hari ini apapun yang terjadi!
Hanya satu kalimat yang dikirimkan Halilintar sudah membuat Gempa memahami ada kejadian apa di rumah keluarganya Blaze. Gempa bersyukur karena katanya kebetulan Blaze menginap di rumah taufan sampai beberapa hari ke depan, jadi Gempa lebih tenang saat ini.
Halilintar berusaha sekuat tenaga menahan ayahnya agar tidak melukai ibunya. Tangannya yang berusaha menghalangi pisau ayahnya tergores dalam. Darah segar mengalir deras dari luka sayatan itu, membasahi lengan bajunya. Namun, rasa sakit itu tak seberapa dibandingkan dengan rasa takutnya karena nyawa mereka terancam. Dengan kekuatan yang tersisa, Halilintar berusaha mendorong ayahnya hingga terjatuh. Namun, ayahnya yang sudah gelap mata itu dengan cepat bangkit dan kembali mengayunkan pisau sambil menendang Halilintar. Kali ini, sasarannya adalah Rini yang masih terduduk di lantai, ketakutan.
Rini menutup matanya erat-erat, berharap keajaiban bisa menyelamatkannya. Namun, harapannya pupus ketika merasakan sakit menusuk di perutnya. Pisau ayahnya telah menembus tubuhnya. Darah segar mengalir deras membasahi lantai.
Halilintar yang melihat ibunya terluka parah langsung berteriak histeris. Ia mencoba bangkit untuk membantu ibunya, tubuhnya terasa lemas. Ayahnya yang melihat Halilintar berusaha bangkit, kembali mengayunkan tangannya mengenai kepala Halilintar dengan keras. Dengan pukulan yang keras, Halilintar jatuh pingsan. Ayahnya yang merasa sudah puas, menatap dingin ke arah Rini dan Halilintar yang tergeletak bersimbah darah. Tanpa merasa bersalah sedikitpun, ia keluar dari rumah dan melarikan diri.
Rini berusaha sekuat tenaga untuk meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Dengan jari-jari gemetar, ia menekan nomor darurat. Namun, sebelum ia sempat berbicara, kesadarannya mulai memudar. Sementara itu, di sekolah, Blaze masih asyik mengganggu Ice. Ia sama sekali tidak menyadari kejadian mengerikan yang sedang terjadi di rumahnya. Gempa yang melihat tingkah laku Blaze, hanya bisa memikirkan apa yang terjadi di rumah keluarganya Blaze.
Gempa berusaha menghubungi Suzy tetangganya Blaze agar melihat keadaan Rini dan Halilintar bagaimana di sana. Beberapa menit kemudian, kabar dari Suzy yang mengatakan apa yang terjadi di rumah keluarganya Blaze membuat Gempa menjatuhkan ponselnya ke lantai di kelas. Semua murid juga guru yang ada di sana mengalihkan pandangan mereka ke Gempa.
"Gempa kenapa?" tanya teman sebangkunya, dia mengambil ponsel Gempa lalu berteriak histeris sambil menunjuk layar ponselnya Gempa.
"Ini ... Ini ibu sama abangnya Blaze kan!" teriakan teman sebangkunya Gempa membuat semua orang yang ada di kelas mengerumuni bangku Gempa.
"Minggir!" seru Blaze sambil mendorong beberapa siswa siswi yang mengerumuni Gempa.
"Ada apa ... GAK MUNGKIN!" Blaze berteriak sambil menggelengkan kepalanya ketika melihat foto yang dikirimkan Suzy ke nomornya Gempa.
Suasana kelas menjadi riuh, Blaze segera mengambil tasnya lalu lari keluar kelas diikuti oleh gurunya, Gempa yang masih shock juga ikut berlari mengejar Blaze, sedangkan Ice masih membaca isi chatan Suzy dengan Gempa yang sering membahas tentang keadaan di rumah Blaze selama setahun ini.
"Blaze ...," gumam Ice setelah melihat isi chat di dalam ponsel Gempa.
Murid-murid yang ada di kelas ikut panik karena keluarga dari teman sekelas mereka mengalami hal seperti ini.
Entah bagaimana keadaan Halilintar juga ibunya saat ini ....
...
Dulu Blaze pernah berpikir bagaimana kalau seandainya orangtuanya berpisah saja secepatnya?
Hanya saja itu tak pernah terjadi karena Rini, ibunya Blaze sangat menyayangi suaminya, Narendra yang selama ini memukulinya.
Setelah mendengar alasan itu, Blaze hanya bisa menghormati semua keputusan ibunya. Melihat ibunya masih tertawa dan tersenyum saat bersama anak-anaknya membuat perasaan damai menyelimuti mereka. Hanya saja kedamaian yang sebenarnya tidak pernah ada dalam hidup keluarganya Blaze.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Mask of a Bully (Boboiboy Fanfiction)
Fiksi PenggemarStart 24 Mei 2024. End 20 November 2024. Setelah Blaze dan Ice sudah akur dan Ice tak dirundung Blaze lagi. Semua masalah telah mereka selesaikan, suatu hari mereka bertemu dengan murid baru yang menjadi adik kelas mereka dengan kepribadian buruk, a...