Ps....
Ini hanya karangan semata, alur dari anime asli nya hanya secuil...
Characters yang ada itu milik Mr. Masashi Kishimoto.
Dibuat untuk mengisi kegabutan, apalagi terlalu banyak membaca fanfic Naruto Sasuke..
So, let's reading...#…………….#
Langit di luar sana sudah di tumpahi tinta hitam gelap, yang menandakan hari telah mulai beranjak malam. Bulan sabit merangkak naik, namun kini masih ada di sepertiga perjalanannya untuk mencapai puncak. Gemerlap bintang juga muncul satu persatu, mereka hendak menemani sang punggawa malam agar tidak kesepian.
Suasana di pusat Desa masih terbilang ramai, orang-orang masih saling berseliweran keluar masuk toko-toko yang lampu neon di depannya menyala terang. Ada juga beberapa pasang kekasih yang sibuk berkencan dan bercumbu rayu tanpa peduli keramaian di sekitar. Intinya, pusat desa di jam-jam ini belumlah tidur.
Berbeda dengan mereka yang sibuk bercanda di luar sana, rumah Naruto justru saat ini terbilang sepi. Hingga suara 'uhu' dari burung hantu yang ada di dalam hutan sana terdengar jelas di telinga.
Rumah minimalis dua lantai itu bahkan nampak cukup gelap, hanya kamar Naruto yang dipenuhi cahaya terang. Karena ruangan lain nampaknya sengaja dibuat gelap.
Sementara itu, si pemilik ruangan baru saja keluar dari kamar mandi, lagi. Ah, lebih tepatnya ini adalah kali ke lima belas Naruto bolak-balik masuk dan keluar kamar mandi sejak siang tadi Sasuke memintanya makan wasabi. Sungguh, perutnya mulas tak berhenti. Wajahnya nampak sangat kuyu, kelelahan karena tak henti keluar masuk toilet. Rambut jabrik nya yang biasa berdiri tinggi juga terkulai layu, basah.
Yah, dia sih tidak terlalu mempermasalahkan nya. Toh ini tidak ada apa-apanya, hanya sakit perut. Besok juga dia akan segera sembuh, kan ada Kurama. Tidak perlu lah ada drama-drama minum obat.
Meskipun memang sudah berkali-kali Sasuke meminta agar dia minum obat agar tidak terus-terusan mencret. Oh, tidak!! Obat itu pahit! Kalau diminumkan nya lewat bibir Sasuke sih seperti nya dia rela, tapi Sasuke tidak ada inisiatif meminumkan nya obat dengan cara itu. Jadi mending tidak usah, deh.
Dengan langkah lunglai, ia mendekati Sasuke yang duduk bersandar di atas ranjang, menatapnya khawatir dan bersalah.
"Naru, kamu baik-baik saja??" tanya Sasuke dengan tatapan sedih, menyodorkan segelas air hangat untuk meredam sakit perut Naruto. Si pirang jelas menerima dan meminum nya dengan senang hati.
Senyum kecil terpatri di bibir sexy si pirang berkulit Tan eksotis, "aku baik-baik saja, sayang," sahutnya seraya mendudukkan diri di samping Sasuke lalu mendekap suami kecilnya dengan lembut.
Aroma mint dan mawar menguar dari helaian rambut si Raven, terasa menenangkan. Dengan mendekap Sasuke saja, dia merasa itu adalah obat paling mujarab yang bisa dia dapatkan.
Sasuke mengelus rambut durian Naruto, membiarkan lelaki itu memindahkannya dengan cara mengangkat pinggangnya Dan meletakkan ia di pangkuan.
"Naru, maaf. Kau jadi sakit gara-gara aku," lirih Sasuke, matanya berembun. Kalau saja dia tidak memasukkan wasabi banyak-banyak. Tapi ekspresi Naruto saat memakan wasabi membuatnya senang. Dia tidak tau kalau si pirang malah akan jadi sakit begini.
"Shut, jangan menangis. Ini bukan apa-apa," senyum si pirang lagi, berusaha meyakinkan. Tangannya terulur, mengusap pipi Sasuke, sedikit mencubit nya karena gemas.
Ya bagaimana tidak gemas?
Matanya berembun dengan tatapan sedih, hidung dan pipinya merah, bibirnya bergetar merasa bersalah. Belum lagi pipi Sasuke sekarang sudah berisi.
"Tapi--"
"Sudah sudah, tidak perlu memikirkan hal ini. Lebih baik sekarang kita beristirahat."
"Naru--"
Naruto mencium kelopak mata Sasuke, lalu mengecup bibirnya juga, "kubilang jangan kamu pikirkan, sayang. Dengarkan aku, bahkan kalau kamu memintaku mengelilingi seluruh dunia hanya agar rasa bosanmu itu hilang, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jadi, cukup merasa bersalahnya. Lagi pula ini juga bukan sepenuhnya keinginanmu, kan. Kamu paham??"
Sasuke tidak menjawab, genangan air matanya semakin banyak, dia juga menggigit bibir, emosi lelaki muda berbadan dua yang tengah membawa nyawa lain di perutnya itu memang sedang naik turun. Terkadang hanya melihat Naruto cemberut saja dia sudah ber-nethink ria.
"Bayi besar ku ini belum paham ternyata, hmm?? Ini bukan apa-apa, oke. Aku tidak kenapa-napa. Hanya mulas sedikit, besok juga sudah sembuh. Hmm?? Atau kamu mau tanyakan pada Kurama? Dia kan yang bertanggung jawab dengan kesembuhan badanku. Mau kupanggil kan?"
"Tidak," suara Sasuke terdengar sengau. Mungkin karena sejak tadi menahan tangis??
"Jadi??"
Akhirnya Sasuke mengangguk pelan, lalu menubrukkan wajah di tembok bidang Naruto. Naruto sendiri hanya tersenyum kecil, tangannya bergerak memberi elusan lembut di punggung Sasuke. Sasuke yang cengeng dan manja begini membuat Naruto lebih ingin menguyelnya tak henti. Menggemaskan sekali!!
Hingga akhirnya, Sasuke tertidur dalam pelukannya. Naruto memerosotkan diri perlahan, sampai posisi mereka berdua jadi berbaring. Wajah Sasuke tersembunyi di dadanya, dengan helaan nafas terdengar teratur dan lembut, pertanda dia sudah menjelajah alam mimpi.
Sementara dagu Naruto pun bertumpu di puncak kepala si Raven. Naruto yang memang kelelahan karena terus saja bolak-balik ke kamar mandi, ikut menyusul Sasuke ke pulau kapuk beberapa menit kemudian.
Semakin malam merangkak naik, semakin lelap pula keduanya dalam balutan kehangatan masing-masing yang melingkupi.
#.......#
Aduhduduhduh... Kacian cekale si calon bapak, dibikin mules sama anaknya 😆
Vote and comment please 💗

KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Stay With Me
Fiksi PenggemarSelepas perang dunia Shinobi yang keempat selesai, Naruto kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Hyuuga Neji. Tidak ada yang mengetahui, kalau sebenarnya dia dan Neji memiliki sebuah hubungan yang lebih tinggi dari sekadar teman belaka...