TERDENGAR gadis cantik yang berada di dalam kereta itu segera berkata: "Biarlah kupikirkan lebih dahulu baru kita bicarakan lagi!"
Kedahsyatan ilmu silat yang dimiliki Oh Sam sukar dicarikan tandingannya dalam kalangan dunia persilatan, tetapi sikapnya terhadap gadis cantik itu ternyata menghormat dan tunduk seratus persen. Mendengar sahutan tadi ia lantas mengiakan dan kembali ke tempat duduknya di depan kereta, sekali sentak tali les, kereta itu kabur kembali ke depan dengan gerakan cepat.
Beberapa saat kembali sudah lewat, kereta kudapun telah keluar dari pintu utara kota Keng-Chiu, mendadak dari balik ruang kereta menggema keluar suara sentilan jari.
Diikuti suara dari gadis cantik tadi berkumandang datang:
"Bawa orang itu ke dalam kereta, aku ada persoalan yang hendak kutanyakan kepadanya".
Oh Sam segera menghentikan keretanya dan mencengkeram tubuh Hong Po Seng masuk ke dalam ruang kereta, dayang cilik tadi telah membuka pintu kereta, Oh Sam pun segera melangkah masuk ke dalam keretanya:
"Pemuda ini memiliki berbagai macam ragam kepandaian aneh, siocia barus berjaga-jaga atas kelihayannya!".
Gadis cantik itu mengangguk ketus, dayang cilik itupun menutup kembali pintu kereta menurunkan korden dan kereta berangkat kembali menuju keutara.
Hong Po Seng duduk dengan punggung bersandar di atas dinding kereta, sepasang matanya berputar ke sana ke mari mencari pedang baja miliknya.
Tampaklah dalam ruang kereta sebelah kanan terletak sebuah kursi empuk yang dapat digunakan untuk duduk ataupun tidur, di sudut kiri terdapat sebuah meja kecil, empat belah dinding tertutup oleb korden yang halus dan indah, selembar kulit harimau terbentang di atas lantai, sebuah lantai keraton tergantung di atas kereta dan di atas dinding kereta terdapat sebuah lemari kecil, dalam lemari itu terdapat beberapa macam barang antik serta beberapa jilid buku.
Sambil bertopang dagu gadis cantik itu duduk di atas kursi empuk sementara dayang cilik tadi duduk di atas kasur sutera di bawah kaki majikannya. Tiga buah nampan berisi makanan terletak di atas meja kecil dan sama sekali belum disentuh. Sedangkan pedang baja milik Hong Po Seng tidak nampak bayangannya.
Tiba-tiba terdengar dayang cilik itu menegur dengan suara merdu:
"Hey, siapa namamu?""Aku she Hong Po bernama Seng!" sahut si anak muda itu tanpa ragu-ragu, sorot matanya menyapu sekejap ke atas wajah gadis itu kemudian balik tanyanya:
"Dan siapa pula nama nona berdua?"
Sebagai seorang pemuda yang sejak kecil telah di didik keras oleh ibunya, kesopanan selalu diutamakan olehnya dalam setiap pergaulan.
"Aku bernama Siauw Ling!" terdengar dayang cilik itu menyahut sambil tertawa. "Sedang siocia kami she Pek, siapa namanya ....... Rahasia! Kau tak boleh tanya dan tak boleh tahu".
Hong Po Seng tertawa hambar.
"Nona Pek, kau memanggil cayhe datang kemari entah ada persoalan apa?"
Gadis cantik itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian ia baru bertanya dengan suara hambar."Orang yang mewariskan ilrau silat kepadamu apakah pernah membicarakan soal kelihayan dari ilmu pukulan Kioe-Pit-Sin-ciang?"
Hong po Seng mengerti dibalik ucapan tersebut pasti ada sebab-sebabnya, ia jadi terkesiap.
"Cayhe belum lama terjunkan diri ke dalam dunia persilatan, pengetahuanku sangat cetek dan pengalamanku boleh dibilang belum ada, entah sampai di manakah kelihayan dari ilmu pukulan Kioe-Pit-Sin-ciang itu?"Ketika didengarnya si anak muda itu sama sekali tidak menyebutkan nama dari yang orang telah mewariskan ilmu silat kepadanya, di atas wajah sang gadis yang cantik jelita itu terlintas senyuman mengejek.
"Hmmm, tidak sampai tiga hari, lengan kirimu bakal jadi cacad! Dapatkah jiwamu tertolong hal ini harus dilihat dari nasibmu, apakah kau punya rejeki atau tidak".
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...