Jilid 6: Lepas dari Sin Kee Pang

2.7K 36 1
                                    

HONG-PO SENG sendiri sesudah mengetahui bahwa kematian berada diambang pintu, sikapnya malahan berubah jadi semakin tenang, dengan mulut membungkam ia lantas mengikuti dibelakang semua orang berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

Siauw Leng yang berjalan didepan Hong-po Seng tiba-tiba berpaling, mengerling sekejap kearahnya, rupanya ia menasehati sianak muda itu agar jangan menghantarkan nyawa dengan percuma.

Hong-po Seng tertawa sedih, ia segera gelengkan kepalanya berulang kali.
Sekeluarnya dari bilik kecil yang indah tadi. Pek Siauw Thian serta siucay berusia pertengahan itu berdiri menanti disisi lapangan. sedangkan Pek Koen Gie sambil bertolak pinggang berdiri kaku ditengah lapangan, ujarnya ketus sambil memandang kearah pemuda itu:
"Menyeranglah dengan segenap tenaga yang kau miliki, asal kau bisa menangkap aku orang Pek Koen Gie satu jurus atau setengah gerakan, kami akan menganggap nasibmu baik dan umurmu panjang, jiwamu akan kami ampuni untuk kali ini".

"Terima kasih atas nasehatmu" sahut Hong Po Seng dengan wajah serius."Sejak kecil cayhe sudah dapat didikan keras dari keluargaku untuk melakukan segala pekerjaan dengan segenap tenaga, akupun berharap agar nona lebih berhati hati".
Napsu membunuh melintasi diatas wajah Pek Koen Gie, ia mendengus gusar kemudian menerjang maju kedepan, sebuah pukulan kilat dengan cepat dilepaskan.
Tampak Hong Po Seng menarik mundur kaki kirinya setengah langkah kebelakang, telapak kirinya dikepal kencang lalu membentuk gerakan setengah lingkaran depan dada...

Duus! satu pukulan kilat telah dilepaskan ke depan.

Sedari tadi baik Pek Siauw Thian maupun Pek Koen Gie telah mengetahui kalau pemuda ini telah mempelajari jurus pukulan tersebut, tetapi setelah menyaksikan kedahsyatan serta kemantapan dari serangan yang dilepaskan, diam-diam merasa kaget juga.
Gerakan telapak yang amat sederhana dari Hong-po Seng barusan dengan gampang sekali berhasil mematahkan serangan telapak musuh melihat pukulannya digagalkan Pek Koen Gie mengerutkan dahi, ia tertawa dingin dan jurus serangannya segera berubah.
Telapaknya langsung menabok kearah pinggang sementara jari tangan kirinya mendadak meletik dan diam-diam membokong punggungnya.

Serangan telapak serta jari yang dilancarkan dalam tempo yang bcrsamaan ini kecepatan yang luar biasa, Hong- po Seng ter kesiap, dengan tetap menggumakau jurus "Koen-Siuw-Ci-Tauw" ia balas mengancam bahu gadis itu, kecepatan serta kedahsyatannya tidak kalah dengan pihak lawan, memaksa Pek Koen Gie harus membuyarkan ancamannya sambil berkelit kesamping untuk menghindarkan diri.

"Gie-jie, bertarunglah dengan hati mantap dan Jenyapkan godaan emosi dari benakmu! "terdengar Pek Siauw Thian memperingatkan.
"Aku sudah tahu! "sahut gadis itu, badannya meluncur kembali kedepan sambil melepaskan pukulan-pukulan maut.

Dengan langkah yang mantap tapi tepat Hong Po Seng selalu berputar kian kemari dalam ruangan seluas tiga depa, telapak kirinya membabat terus dengan gagah dan berat, walaupun perobahannya sangat banyak namun tetap hanya memakai jurus" Koen Sie Ci Sauw".
Sekalipun begitu perlahan-lahan tapi tetap Pek Koen Gie berhasil dipaksa mundur hingga sudut yang terjepit.

Setelah lewat belasan jurus kembali, mendadak Hong Po Seng mengerutkan alisnya, Sreet ...! sebuah pukulan gencar yang dilepaskan kembali memaksa Pek Koen Gie untuk mundur satu langkah lebar ke samping.

Hong Po Seng tidak rela menyerah dengan begitu saja, tapi diapun tahu meskipun berhasil merebut kemenangan juga sulit baginya untuk lolos dari situ dalam keadaan hidup, maka pertarungan ini dilangsungkan dengan tenaga, mantap dan sama sekali tidak gugup. Tanpa sadar perbuatannya ini justru membawa dia mencapat puncak yang tertinggi dari ilmu silat, dengan sendirinya daya tekanan yang dihasilkan oleh pukulan-pukulannya jauh lebih ampuh t
tiga bagian.

Pek Koen Gie sendiri walaupun dua kali berturut-turut kena didesak mundur oleh pukulan Hong-po Seng, namun hatinya pun semakin tenang, sepasang bahunya diangkat dan sekali lagi ia menerjang kemuka sambil mengirim serangan-serangan mematikan.
Ilmu silat yang dimiliki gadis ini berasal dari warisan langsung ayahnya Pek Siauw Thian, sebagai musuh tangguh Kakek Telaga Dingin selama sepuluh tahun, setelah melakukan penyelidikan yang seksama selama lima tahun akhirnya ketua dari perkumpulan Sin Kee Pang itu berhasil menciptakan ilmu silat yang khusus untuk memunahkan serangan "Koen-Sioe Ci-Tiauw".

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang