DI TENGAH arena berdirilah seorang perempuan cantik berusia pertengahan yang berpakaian sederhana tapi bersih, wajahnya tenang tapi penuh berwibawa, seakan-akan baru saja melayang turun dari atas langit, berdiri dengan gagahnya ditengah gelanggang.
Dalam waktu yang sangat singkat itu pula Liong-bun Siang-sat serta Yan-san It-koay yang merupakan gembong-gembong iblis kalangan hitam, Jin Hian serta Yau Sut sekalian yang merupakan jago-jago kangouw yang membunuh orang tanpa berkedip, secara tiba-tiba berubah jadi jinak dan sama sekali tak berani berkutik secara sembarangan.
Perempuan cantik berusia pertengahan itu bukan lain adalah majikan muda dari perkampungan, atau Hoa Hujin yang namanya pernah menggemparkan seluruh kolong langit sejak belasan tahun berselang.
Dengan cepat Hoa Thian-hong alihkan pula sorot matanya ke arah perempuan setengah baya itu, setelah mengetahui bahwa orang yang merampas pedang bajanya bukan lain adalah ibunya sendiri, ia jadi girang bercampur sedih, jantungnya terasa berdebat amat keras.
Tampaklah ibunya berpakaian amat bersih dan rapi sekali, seakan akan bukan muncul dari dalam goa yang kotor dan gelap itu, untuk beberapa saat lamanya ia berdiri tertegun sehingga rasa sakit akibat kambuhnya racun terataipun terlupakan olehnya.
Dalam pada itu, air muka Cukat racun Yau Sut berubah jadi pucat kehijau-hijauan, beberapa kali bibirnya bergerak seperti mau mengucapkan sesuatu akan tetapi setiap kali maksudnya itu diurungkan.
Liong-bun Siang-sat serta Yan-san It-koay berdiri kaku seperti patung. Jin Hian tundukkan kepala memandang kebawah, Pek Soh-gie berdiri dengan wajah penuh kekaguman sedangkan Pek Kun-gie membelalakkan matanya lebar-lebar sambil mengawasi wajah Hoa hujin secara diam-diam, sikapnya tidak menentu dan tak dapat diketahui apakah ia sedang merasa girang ataukah murung.
Semua orang membungkam dalam seribu bahasa, Tio Sam-koh juga tidak buka suara serta menunggu Hoa hujin berbicara, sedangkan Hoa hujin sendiri sambil mencekal pedang baja berdiri gagah ditengah arena, sepasang matanya yang tajam perlahan-lahan menyapu sekejap keatas wajah para jago, akhirnya berhenti diatas wajah malaikat kedua Sim Ciu.
Gembong iblis itu sebenarnya keder pada kegagahan Hoa Hujin serta kelihayan ilmu silatnya, karena itu sejak kemunculan perempuan itu, watak buasnya agak terkendali. Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago yang sudah sering kali mengalami kejadian besar, ketika dilihatnya Hoa hujin mencari gara-gara kepadanya, timbul kembali sifat buas dalam hatinya, ia segera berpikir, "Hoa Goan-siu yang begitu lihaypun berhasil kami jagal secara bersama-sama, apalagi sekarang akupun bukan sebatang kara, kendatipun engkau lihay, belum tentu serangan gabungan dari Liong-bun Siang-sat serta Yan-san It-koay dapat kau bendung..."
Berpikir sampai disini keberaniannya segera timbul kembali, sambil tertawa serunya, "Hoa Hujin, sudah belasan tahun engkau mengasingkan diri dari keramaian dunia persilatan, aku rasa ilmu silatmu tentu sudah berhasil dilatih hingga mencapai puncak kesempurnaan bukan? aku boleh tahu apa maksudmu untuk munculkan diri kembali didalam dunia persilatan?"
Gembong iblis dari kalangan Hek to itu kelihatan kasar dan bodoh, dihari-hari biasa ternyata bilamana perlu ucapannya sopan dan tahu diri juga, hal ini merupakan suatu kejadian yang tak pernah diduga oleh setiap orang.
Dengan wajah serius dan suara yang tenang dan datar, Hoa Hujin menjawab, "Bun Siau-ih munculkan diri kembali dalam dunia persilatan dengan tubuh sebagai janda, tentu saja tujuanku adalah menuntut balas bagi kematian suamiku serta menuntut keadilan dari umat Bu lim lainnya!"
Malaikat pertama Sim Kiam segera tertawa terbahak-bahak, tukasnya, "Haaaahh.... haaahh..... haaahh... sejarah pada masa dahulu merupakan contoh yang paling tepat bagi engkau, meskipun memiliki ilmu silat yang sangat tinggi belum tentu apa yang kau harapkan itu bisa terlaksana sebagaimana mestinya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...