Jilid 28: Siang Hoa, Nama Asli Giok Teng Hujien

2.2K 34 0
                                    

HOA THIAN-HONG yang ikut mendengar perkataan tersebut dalam hati ia merasa geli atas kepolosan dara muda itu di dalam berpikir, pertama belum tentu dia adalah sahabat karib dari Pek Kun-gie dan kedua belum tentu Cukat racun Yau Sut mampu membekuk dirinya, ia bermaksud untuk membantah ucapan tersebut akan tetapi ketika ucapannya hendak melontar keluar dari bibirnya mendadak ia telah kembali.

Sementara itu Cukat racun Yau Sut telah berkata, "Keponakanku, engkau tak usah kuatir! Selama paman masih berada disini, tak seoanng pun akan mampu membinasakan dirimu"

"Heeeeeh.... heeehh.... heeeehh.... Yau Sut, aku nasehati kepadamu lebih baik kurangilah pembicaraan yang tak berguna," sela malaikat kedua Sim Ciu sambil menyeringai seram, "ketahuilah aku tak berputera ataupun berputri, selama hidup aku tak pernah menerima murid dan lagi melakukan pekerjaan tak pernah memikirkan tentang akibatnya, jika engkau tidak turun tangan lagi maka aku segera akan beradu kekuatan dengan dirimu, akan kulihat engkau lebih 'beracun' ataukah aku yang lebih ampuh?"

Cukat racun Yau Sut adalah seorang jago yang mempunyai kedudukan tinggi sekali dalam perkumpulan Sin-kie-pang, kecuali pangcu sendiri dia adalah orang yang memegang kekuasaan dalam perkumpulan itu, dihari-hari biasa, nama serta perkataannya disegani orang jangan dibilang ia sudah menyadari bahwa untuk menangkap Hoa Thian-hong bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, berada dihadapan orang banyak diapun tak sudi dirinya diperintah oleh malaikat kedua Sim Ciu sehingga di kemudian hari ditertawakan banyak orang.

Akan tetapi keselamatan jiwa Pek Soh-gie telah berada di tangan lawan, semua kecerdikannya telah diperas untuk mencari suatu jalan keluar yang paling baik untuk menolong puteri pangcunya ini sayang usahanya selalu gagal, sebagai seorang Kun su dari perkumpulan Sin-kie-pang tentu saja ia tak dapat berpeluk tangan belaka, untuk beberapa saat lamanya ia jadi serba salah dan tak tahu apa yang musti dilakukan pada saat ini.

Setelah termenung beberapa saat lamanya, bukan marah dia malah tertawa tergelak, tiba-tiba ujarnya dengan suara tegas, "Sim Ciu, engkau berkelana di dalam dunia persilatan lebih dahulu sedang aku orang she Yau punya nama belakangan, seandainya engkau masih mempunyai kegagahan sebagai seorang pria, silahkan datang kemari dan bertanding secara jantan dengan aku orang she Yau, tidak mungkin kutampik keinginanmu itu sekalian kita lihat umur siapa yang lebih panjang diantara kita, bagaimana? Bersedia bukan?"

"Bagus sekali!" bentak Hoa Thian-hong pula sambil tertawa, "Cukat racun, memandang dalam beberapa patah kata yang barusan kau ucapkan, perselisihan diantara kita dimasa lampau aku sudahi sampai disini saja!"

Kemudian pemuda itu berpaling ke arah malaikat kedua Sim Cui dan sambungnya lebih jauh.

"Sim Ciu! asal engkau berhasil menangkap Cukat racun, meskipun aku punya luka dibadan tentu akan kulayani dirimu untuk bergebrak sebanyak beberapa jurus, kalau engkau merasa punya cukup kepandaian, silahkan sekalian tangkap aku orang she Hoa!"

Sebagai seorang pemuda yang jujur dan berwatak gagah, pemuda itu merasa muak sekali menyaksikan perbuatan Sim Ciu yang rendah dan tak tahu malu itu sehingga karena pengaruh emosi, meluncurlah kata-kata tersebut.

Bagi orang lain yang mendengar, ucapan itu tidak menimbulkan reaksi apa-apa, tetapi bagi Tío Sam-koh serta Hoa In jadi kuatir se kali.

Perkataan seorang lelaki sejati berat laksana bukit, andaikata Sim Ciu benar-benar sanggup mengalahkan Cukat Racun Yau Sut, maka dengan sendirinya Hoa Thian-hong harus tampil ke depan untuk melayani tantangan dari Sim Cui, dengan dasar perjanjian yang dibuat lebih dahulu, siapakah yang mampu untuk menghalang-halangi kejadian tersebut?

Malaikat kedua Sim Cui tak kuat menahan hasutan tersebut, ia segera bersiap-siap untuk meloncat masuk ke dalam gelanggang serta melayani Cukat Racun, tetapi sebelum ia sempat melangkah ke tengah gelanggang terdengarlah malaikat pertama Sim Kian dengan suara yang dalam telah berseru, "Loo ji, julukan kita adalah sepasang malaikat, jangan kau layani hasutan dari keparat cilik itu, lakukan saja apa yang kau ingin kaulakukan, jangan sekali-kali kau termakan oleh jebakan bajingan itu."

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang