GIOK TENG Hujien jadi amat gusar ia menyeringai seram. "Rupanya kau benar-benar sudah bosan hidup!" teriaknya, telapaknya diayun kemuka dan perlahan-lahan didorong ke depan.
"Siang Lo-jie, cepat mundur!" bentak Cu Goan-khek, sepasang kakinya disilang ke depan dan menggunakan sepasang telapaknya diapun melancarkan sebuah pukulan.
Hiat-Sat Sinkang merupakan ilmu pukulan yang paling sakti dikalangan kaum sesat, begitu sepasang tenaga saling bertemu Cu Goan-khek segera merasakan telapaknya seperti dihantam oleh segulung tenaga yang berat dan aneh, dadanya jadi sesak dan hidungnya seperti mencium bau amis darah yang memuakkan,Isi perutnya goncang keras, hampir saja muntah darah segar.
Dalam pada itu Hoa Thian-hong pun telah tundukan kepala memeriksa ketiak sendiri ia lihat di atas pakaiannya telah bertambah dengan lima buah lubang kecil yang mengucurkan darah berwarna hitam, walaupun dalam hati merasa amat gusar tetapi karena teringat akan keselamatan diri Chin Giok-liong ia berusaha keras untuk menekan bawa amarahnya itu di dalam hati.
"Cici, ayo kita pergi!" serunya.
Di dalam tubuhnya masih bersarang racun Teratai empedu api, semua jalan darah dalam tubuhnya terasa panas, kaku dan gatal seolah olah diterobosi oleh berjuta juta ekor semut, penderitaan yang dirasakannya pada waktu itu benar-benar amat hebat.
Sehabis bicara ia segera putar kepala dan meneruskan kembali pengejarannya ke arah kakek cebol gemuk itu.
Giok Teng Hujien yang berhadapan dengan keadaan seperti ini jadi gugup dan tak tahu apa yang musti dilakukan pada saat ini, hawa pukulan Hiat-Sat sinkangnya segera ditarik kembali, sambil mengejar pemuda itu serunya cemas, "Saudaraku, di atas ilmu cakar Thong-Long Jiauw dari Siang Loo jie mengandung racun keji."
Belum habis ia berkata, tiba-tiba dari arah belakang berkumandang suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati, cepat ia berpaling ke belakang. terlihatlah sambil menyemburkan darah hitam dari mulutnya Siang Hauw roboh terjengkang ke atas tanah, sekujur tubuhnya mengejang beberapa saat lamanya kemudian matanya melotot besar dan mati binasa.
Hoa Thian-hong mengerutkan alisnya, ia tetap meneruskan gerakannya lari ke depan. Giok Teng Hujien menyusul dari belakangnya sambil berseru kepada Soat-jie makhluk aneh itu, "Soat-jie, cepat kejar kakek tua tadi."
Rase putih sangat memahami perkataan manusia, mendengar perintah dari majikannya ia berteriak kegirangan, tubuhnya segera meluncur lebih dahulu ke depan dan membuka jalan bagi kedua orang itu.
Sambil berlari Giok Teng Hujien tertawa dan berkata, "Ini hari Cu Goan-khek betul-betul keok di tangan kita!"
Hoa Thian-hong menjawab ia menoleh ke belakang ketika dilihatnya tak ada orang yang mengejar. kakinya segera bergerak semakin cepat lagi meluncurkan ke arah depan.
Haruslah diketahui disaat racun teratainya sedang kambuh, semakin cepat pemuda itu berlari semakin berkurang penderitaan yang sedang dirasakan olehnya, cuma sayang mereka masih berada di dalam kota yang ramai hingga tenaganya tak bisa digunakan sampai pada puncaknya, sekalipun begitu Giok Teng Hujien yang harus mendampingi disisinya sudah merasa kepayahan.
Beberapa waktu kemudian mereka sudah keluar dari kota, tampaklah si kakek cebol gemuk itu sambil memanggul tubuh Chin Giok-liong di atas bahunya sedang berlari mengikuti tembok kota, Soat-jie membuntuti kurang lebih beberapa tombak dibelakangnya, manusia dan binatang itu saling kejar mengejar dengan cepatnya, dalam sekejap mata mereka sudah berada jauh sekali dari pandangan.
Hoa Thian-hong segera berpikir di dalam hati, "Si kakek tua ini entah sahabat atau musuhku? Kalau. ditinjau dari ilmu silatnya yang begitu lihay, andaikata dia adalah musuhku maka amatlah sulit bagiku untuk menghadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...