Jilid 29: Hoa Hujien, Sang Maharani (Tamat)

2.1K 27 0
                                    

DALAM keadaan dicekam hawa amarah ketua dari perkumpulan Hong-im-hwie ini segera memimpin para jago lihaynya untuk menyerbu masuk ke dalam gua dimana Hoa Hujien ibu dan Hoa Thian-hong sedang berlatih ilmu silat.

Hoa Thian-hong jadi terkejut bercampur gusar menyaksikan datangnya serbuan tersebut, pedang bajanya dengan cepat diayun ke muka mengirim satu bacokan ke arah tubuh lawan.

Tio Sam-koh yang berada disisinya, segera membentak pula dengan nada nyaring, "Seng ji, cepat mundur ke belakang!"

Di tengah bentrokan nyaring dentingan tajam menggema memecahkan kesunyian, tahu-tahu toya bajanya telah bentrok dengan beberapa batang golok besar berwarna emas yang mengakibatkan timbulnya percikan bunga api memenuhi seluruh angkasa.

Dalam waktu singkat malaikat periama Sim Kian serta Yan-san lt koay telah turun tangan pula, mereka berdua masing-masing menyerang Tio Sam-koh serta Hoa In.

Seketika itu pula pertempuran sengit yang menegangkan hati berkobar diluar mulut gua, Jin Hian, Sim kian serta Yan-san It-koay tiga orang gembong iblis yang namanya pernah menggemparkan sungai telaga di tambah belasan orang pengawal golok emas bersama-sama mengerubuti Hoa Thian-hong bertiga.

Pertempuran ini berlangsungnya mendadak sekali datangnya ancamanpun cepat serta ganas bagaikan air bah yang menyapu daratan, baru saja para jago dibikin kaget bencana telah berada di depan pintu.

Dari pihak perkumpulan Hoa Im Hwee, hanya malaikat kedua Sim Ciu seorang yang tidak turun tangan, siluman tua yang banyak pengalaman ini mencekal lengan Pek Kun-gie erat-erat, sementara sorot matanya yang beringas dengan tajam menatap mulut gua tanpa berkedip.

Dalam pada itu para jago lihay dari perkumpulan Sin-kie-pang di bawah pimpinan Cukat racun Yau Sut hanya berdiri sambil berpeluk tangan disisi arena, tak seorangpun diantara mereka menunjukkan tanda tanda hendak turun tangan.

Pek Soh-gie yang berdiri di samping Yau Sut seketika merasakan badannya gemetar keras dan air mukanya berobah jadi pucat pias bagaikan mayat, dengan air tnata jatuh bercucuran pintunya,

"Paman Yau, Hoa toako pernah menyelamatkan jiwaku.... cepatlah turunkan perintah dan...."

"Persoalan ini menyangkut masalah yang amat besar" tukas Cukat racun Yau Sut dengan cepat, "maafkanlah pamanmu kalau di dalam peristiwa ini tak dapat mengambil tindakan secara gegabah"

"Oh Sam....!" tiba-tiba terdengar Pek Kun-gie membentak dengan nada yang menyeramkan.

Oh Sam terperanjat dan seketika merasakan sekujur tubuhnya gemetar keras, dan buru-buru ia berseru, "Aku segera akan turun tangan!" tanpa banyak bicara ia menerjang ke samping tubuh Hoa Thian-hong dan segera melancarkan sebuah pukulan dahsyat ke arah Jin Hian.

Dalam waktu singkat pertarungan yang berlangsung dengan seru dan tiba-tiba itu sudah mencapai pada babak yang menegangkan hati, pedang baja di tangan Hoa Thian-hong bergetar silih berganti keempat penjuru untuk membendung datangnya serangan-serangan gencar dari pihak musuh.

Hoa In serta Tio Sam-koh tanpa memperdulikan keselamatan sendiri, berusaha mati-matian melindungi si anak muda itu, setelah terjunkan Oh Sam ke dalam gelanggang situasi pun segera berubah agak mendingan.

Kendatipun begitu, sayang sekali pihak lawan bukan saja terdiri dari tiga orang tokoh sakti bahkan ditambah pula dengan delapan orang mengawal golok emas yang berilmu silat sangat lihay, berada dalam keadaan yang sama sekali tak seimbang ini lama kelamaan Hoa Thian-hong mulai tak kuat menahan diri.

Di tengah berlangsungnya pertarungan sengit, darah segar mengalir dengan derasnya dari mulut luka di atas dada Hoa Thian-hong, tusukan pedang dari Ang Yap toojio ini meskipun tidak berhasil membinasakan dirinya, tapi mulut luka yang ditinggalkan olehnya telah menyeret si anak muda itu terjurumus ke dalam situasi yang amat berbahaya.

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang