Jilid 26 : Menyelamatkan Giok Teng Hujin

2.1K 27 0
                                    

SELANG sesaat kemudian, kedua orang itupun bersantap didalam kamar, tiba-tiba terdengar seorang diantaranya yang lebih muda berkata, "Ang kiu ko, sebenarnya siapa yang telah membocorkan rahasia itu hingga urusan jadi heboh?"

Suara dari orang she Ang itu kedengaran lebih serak dan bertenaga, terdengar dia segera menyahut, "Perduli amat berita itu berasal dari siapa, pokoknya urusan kita adalah melaksanakan tugas tersebut!"

Orang yang pertama tadi rupanya meneguk dulu araknya, kemudian dengan suara berat katanya lagi, "Aaaai....! Siaute kuatir kalau perjalanan kita cuma sia-sia belaka, sekali lagi kita ke tanggor batunya...."

"Ingat saudara, tembok bertelinga, lebih baik tak usah kau ungkap lagi masalah itu, Hmm! Kalau engkau tidak ingin mencari nama dan kedudukan silahkan saja pulang ke rumah membopong anak meniduri istri dan hidup riang gembira, siapa yang akan mengurusi dirimu lagi!"

Orang itu segera tertawa dingin dan berseru dengan nada mendongkol, "Heehh.... heeeh.... heehh.... omong kosong, aku Ciang Kin bukan seorang manusia yang takut mati, aku cuma merasa bahwa ilmu silat yang dimiliki lawan kita terlampau tinggi padahal Hong-im-hwie sudah hancur berantakan dan tercerai berai, dengan andalkan kita beberapa orang prajurit yang kalah perang rasanya masih bisa untuk mencari posisi yang menguntungkan, kalau cuma jiwa yang melayang sih urusan kecil, bagaimana kalau sampai ditertawakan orang?"

Hoa Thian-hong yang mencari dengar pembicaraan itu, dalam hatinya segera berpikir.

"Aaah....! rupanya sisa-sisa komplotan dari Hong-im-hwie, entah urusan penting apakah yang sedang mereka kerjakan?"

Terdengar orang she Ang itu berkata lagi dengan suara lirih, "Inilah kesempatan bagi kita untuk membalikan diri dan mencari kedudukan, sekalipun harus korbankan jiwa tua kita juga harus melaksanakannya dengan mati-matian!"

Ciang Kin lantas berbisik pula dengan suara lembut.

"Menurut berita yang kudengar, katanya musuh besar kita mendapat perintah ibunya untuk pulang kedesa, ketika tiba dikota Lok yang tiba-tiba ia berputar arah, menurut berita kemarin hari dia telah munculkan diri di Hoo lam...."

Pembicaraan kedua orang itu makin lama semakin lirih, buru-buru Hoa Thian-hong pusatkan seluruh perhatiannya untuk mendengarkan pembicaraan tersebut dengan seksama.

Terdengarlah orang she Ang itu sedang berbisik dengan suara yang sangat lirih, "Pendapatmu itu keliru besar, meskipun ilmu silat yang dimiliki musuh besar kita sangat lihay, tapi dia bukan seorang manusia yang serakah, bahkan dia anggap dirinya sebagai seorang pendekar, maka setiap perbuatannya dilakukan menurut cengli, maka dalam masalah ini bukan dia yang musti kita kuatirkan, tapi nenek sialan dari Kiu-im-kauw dan Pek loji dari Sin-kie-pang!"

"Cong tang kee memerintahkan kita semua agar berkumpul di kota Kim leng, apakah kita harus berjalan mengitari dulu propinsi Hok kian langsung menuju Bu gi?"

"Tentu saja bukan begitu maksudnya," jawab orang she Ang dengan suara dingin, "cong tangkee memerintahkan semua teman agar berputar melewati arah tenggara, maksudnya hanya untuk menghindari bentrokan dengan pihak Sin-kie-pang, padahal kota Kiu ci bila dimaksudkan sebagai arti suatu tempat maka letak yang sebenarnya adalah dikaresidenan Pa kay di Ghong see, kalau diartikan sebagai nama sungai maka letaknya dekat Tan yang di propinsi Kang siok, bila diartikan sebagai nama telaga letaknya ada di sebelah timur laut karesidenan Kang ling, telaga itu dibuat oleh Beng taysu pada jaman Liang dengan tenaga manusia, tapi kalau dimaksudkan sebagai bukit Kiu ci.... waah banyak sekali jumlahnya!"

"Pengetahuan siaute amat cetek, aku hanya tahu di karesidenan Huan sui sian pada propinsi Hoo tam terdapatt sebuah bukit Kiu ci san, Kiu ko!"

"Coba terangkanlah ditempat mana lagi terdapat bukit yang bernama bukit Kiu ci san!"

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang