SERANGAN yang dilancarkan Cu Goan Kek itu sebenarnya adalah suatu serangan kosong, menanti Suma Tiang-cing menggerakkan tubuhnya maka Yan-san It-koay akan segera menyergap kedepan sedang ia sendiri bisa melewati hadangan pemuda Suma itu dan membantu Malaikat berlengan delapan Cm Kiai yang terancam bahaya.
Tapi Setelah melihat sikap yang angkuh dan jumawa dari Suma Tiang-cing, seakan-akan ia tak dipandang sebelah matapun oleh la wannya, hawa arsiran segera berkobar dalam benaknya, dari jurus itupun ia rubah jadi serangan sunguhan dan langsung dihantam kemuka.
Suma Tiang-cing tertawa dingin, ia geserkan badannya kesamping dan berkelit sejauh beberapa depa dari tempat semula.
Cahaya hitam berkelebat lewat, Yan san koay dengan gelang hitamnya yang berada dalam genggaman laksana sambaran petir ditonjokkan ke arah batok kepala lawan.
Tenaga dalam yang dimiliki gembong iblis ini jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan tenaga lweekang dari Cu Goan Kek, karenanya walaupun serangan itu dilepaskan jauh lebih lambat namun tiba pada sasaran hampir dalam waktu yang bersamaan.
Gerakan Suma Tiang-cing yang berkelit ke arah samping justru bagaikan perahu yang mendekat ketepian, dengan tepat menyongsong datangnya ancaman tersebut.
Terdengar Suma Tiang-cing mendengus dingin, pedang mustikanya dibalik dan langsung membabat pergelangan lawan.
Cara pemuda ini mainkan pedang menyerupai cara menggunakan golok, daya tekanannya berat bertenaga tapi enteng dan lincah sekali membuat musuh sulit untuk menduga sasarannya.
Ia tersohor sebagai jago pedang bernyawa Sembilan yang merupakan manusia paling sadis dikalangan golongan putih, kalau tidak bertempur wataknya baik, tapi setelah turun tangan pasti ada jiwa yang melayang, karena kelihayan dan kekejiannya banyak gembong iblis yang jeli dan mengalah tiga bagian kepadanya.
Sementara itu jurus serangan yang dipergunakan Yan-san It-koay sudah hampir mencapai pada akhir gerakan, melihat seranganan itu jika dilanjutkan niscaya akan kurung ditangan lawan ia jadi terkejut bercampur marah, sumpahnya, "Keparat! anjing sialan!"
Sambil putar badan satu lingkaran, dia buyarkan pukulan itu secara paksa....
"Cuuih!" Suma Tiang-cing meludah dan disemburkan keatas wajah Yan-san It-koay, pedang mustikanya berputar dan langsung membacok tubuh Cu Goan Kek.
Orang kedua dari perkumpulan Hong-im-hwie ini rada nafsu untuk menghadapi pemuda tersebut karena itu setelah serangannya mengenai sasaran yang kosong ia segera enjotkan badan dan menyelinap kedepan.
Tiba-tiba desiran angin tajam meluncur dibelakang batok kepalanya, sewaktu ia berpaling belakang tampaklah sambaran pedang Suma Tiang-cing sudah tiba didepan mata, ia amat terperanjat dan tubuhnya buru-buru jatuh bergelinding keatas tanah untuk mencari selamat.
Mulai pertama Suma Tiang-cing menahan serangan dari Yan jan It koay lebih dahulu kemudian menyergap Cu Gom Kek meskipun ia melepaskan dua serangan namun dalam kenyataan hanya satu jurus serangan.
Mimpipun Cu Goan Kek tidak menyangka kalau Yan-san It-koay begitu goblok dan dan tak becusnya sehingga serangan dari Suma Tiang-cing pun tidak mampu dibendung, dalam gugupnya ia berusaha sekuat tenaga untuk meloloskan diri dari arcaman.
Cahaya barkelebat lewat pakaian bagian punggung Cu Goan Kek tersambar robek, sebuah jalur sepanjang dua depa, darah mengalir keluar dari mulut luka dan membasai tubuhnya namun Cu Goan Kek masih belum merasakan hal itu.
Yan-san It-koay merasa malu bercampur gusar, ia menyergap maju kedepan sepasang kepalannya disodok kemuka menghajar pinggang Suma Tiang-cing memaksa si anak muda itu harus putar pedangnya untuk menyelamatkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
БоєвикиSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...