Neraka Hitam Jilid 2

2.3K 29 1
                                    

Tampak Kok See piau termenung dan berpikir sebentar, kemudian seraya berpaling katanya sambil tertawa.

"Bagaimana pula dengan pendapat Hoa kongcu?"

Hoa In-liong tertawa, "Buat aku sih sama saja"

Diluar berkata begitu, dalam hati pikirnya: "Sudah pasti Kok See-piau tidak mempunyai keyakinan untuk menangkan aku dalam lima puluh gebrakan, sedang kata kata sumbarnya hanya di pakai untuk mencari kembali mukanya yang hilang, coba kalau berganti Ting Kwik siu dan Kiu im kaucu, sekalipun bisa menangkap diriku juga bukan urusan gampang, masa dia sehebat itu?"

Berpikir sampai disitu, lagi ia merasa bahwa Kok See piau yang dihadapinya sekarang mempunyai jalan pikiran yang lebih dalam dari samudra, jelas manusia semacam ini tak boleh dihadapi secara gegabah:

Sementara itu Ui Shia ling telah berkata lagi sambil memberi hormat:
"Hoa kongcu dengan tak tahu diri, lolap ingin memohon petunjuk ilmu silat dari Liok soat san ceng, semoga kau bersedia mengampuni selembar jiwa tuaku dalam setangan seranganmu nanti"
"Aaah......kepandaian silatku amat terbatas, justru Ui locian pwelah yang harus mengampuni jiwaku..............." kata Hoa In liong dengan cepat sambil tertawa lebar.
Sesungguhnya ucapan ucapan dari Ui Shia ling tadi hanya merupakan kata-kata untuk sopan santun, siapa tahu Hoa In liong sebagai anak muda yang belum lama terjun ke dalam dunia persilatan telah menganggapnya sungguhan, ini membuatnya menjadi tertegun.
"Lantas menurut anggapan Hoa kongcu......." katanya.
Hoa In liong tertawa nyaring.
"Haahhh.... haahhh... haahh... dalam suatu pertempuran sang anak tak akan mengenali sang ayah, aku rasa segala macam kata-kata sopan santun lebih baik jangan dibicarakan"
Sungguh amat gusar Ui Shia ling mendengar perkataan itu, makinya didalam hati: "Sombong amat bocah keparat ini!"
Tapi diluar wajahnya ia tetap tersenyum ramah, katanya kemudian sambil mengelus jenggotnya:
"Kalau begitu, biarlah kuturuti saja kehendak Hoa kongcu"
Kok See piau sendiri telah mengnndurkan! diri ketepi arena, pikirnya:
"Konon meski bocah ini binal dihari biasa, tak pernah sikapnya sombong atau tinggi hati sewaktu berhadap dengan musuh, kenapa se-cara tiba-tiba sikapnya berubah sesombong itu? Dia maksudnya ingin memancing amarah pun sinku agar kau mendapat kesempatan untuk mencuri lihat tinggi rendahnya ilmu silatku, maka anggap saja keinginanmu itu cuma siasia belaka"
Sementara ia berpikir sampai kesitu, Hoa In-liong sudah berkata "maaf" lalu menyerbu kemuka dan sebuah pukulan langsung di lontarkan ke depan tapi sebelum mencapai pada sasarannya serangan itu telah berubah menjadi serangan jari"
Hoa In liong tahu bahwa Ui shia- ling pastilah salah seorang diantara lima orang jago paling tangguh dalam perkumpulan Hian-beng-kau, ia tak berani bertindak gegabah, begitu maju melancarkan serangan, ia langsung mempergunakan "Menyerang sampai mati bagian pertama" dari ilmu Ci yu-jit-ciat (tujuh kupasan jari Ci yu)
Ui Shia ling adalah seorang jago tangguh yang bermata tajam, dalam sekilas pandangan saja ia sudah tahu kalau serangan pertama adalah serangan kosong sedang ancaman yang mematikan berada di belakang, maka ketika menyaksikan datangnya serangan jari yang begitu dahsyat, ia segera membentak nyaring:
"Bagus!"
Telapak tangan kirinya menyambar ke depan mengancam pergelangan tangan lawan, kelima jari tangannya menyentil bersama dan desingan angin tajam pun menderu-deru menembusi angkasa langsung menyambar ketubuh lawan, sedemikian hebatnya ancaman tersebut, sungguh tak malu disebut sebagai seorang jago tangguh.
Jurus serangan Hoa In liong kembali berubah, ibu jarinya direntangkan kaku, desingan angin tajam langsung menerobos kedepan mengancam jalan darah Tay-ik-hiat di tubuh Ui Shia-ling.
Sebelum melepaskan serangan tadi, Ui Shia-ling telah menyiapkan jalan mundur bagi diri sendiri, ia segera tertawa terbahak-bahak, disaat yang kritis tiba-tiba badannya bergeser setengah depa kesamping menghindari ancaran desingan jari tangan musuh, kemudian pikirnya:
"Rangkaian ilmu jari ini benar-benar merupakan serangkaian ilmu silat yang amat hebat!"
Dalam waktu singkat kedua orang itu sudah terlibat dalam suatu pertarungan sengit yang betul betul amat seru.
Tenaga dalam yang dimiliki kedua orang itu boleh dibilang sudah mencapai puncak kesempurnaan, Kok See piau sebagai seorang tokoh persilatan yang maha sakti segera dapat mengetahui bahwa pertarungan tersebut merupakan sebuah pertarungan menarik, seluruh perhatiannya segera di tujukan untuk memperhatikan gerakan serangan dari Hoa In liong.
Siapa tahu empat puluh gerakan kemudian Hoa In liong masih tetap berada dibawah angin meskipun dengan mengandalkan satu dua macam gerakan aneh ia berhasil mempertahankan diri, namun wajahnya tampak begitu cemas dan gelisah.
Setelah mengikuti jalannya pertarungan sekian lama Go Tang cuan lantas berbisik kepada Kok See piau dengan ilmu menyampaikan suara:
"Jelas si bocah cilik dari keluarga Hoa sengaja sedang menyembunyikan ilmu silatnya" Kok See piau manggut-manggut, lalu menggunakan ilmu menyampaikan suara katanya pula:
"Menurut pendapatmu, berapa hebatnya ilmu silat bocah itu?"
Go lang cuan mengalihkan kembali sinar matanya ke tengah gelanggang dan memperhatikan sekejap gerakan tangan Hoa In liong, lalu seraya berpaling sahutnya:
"Aku rasa tidak berada dibawah kepandaiaan Ui Kim"
"Kalau begitu pandanganmu" Kok See-piau manggut-manggut.
Setelah berhenti sebentar, katanya lagi:
"Kalau begitu, tenaga dalam yang dimiliki Hoa Thian-hong tentu berkembang jauh lebih hebat lagi"
"Bagaimana kalau Siakun lukai secara diam-diam si bocah tersebut dengan ilmu Kiu ci im jiu (Tangan pembunuh dari Kiu ci), dari pada meninggalkan bibit bencana dikemudian hari?"
"Kurang cocok!" Kok See piau menggeleng "orang pandai dari keluarga Hoa sangat banyak, bocah itu sendiri, juga bukan manusia sembarangan, sulit rasanya untuk bertindak tanpa meninggalkan jejak, padahal persiapan kita sekarang belum sempurna, tidak baik jika menimbulkan perpecahan dengan pihak keluarga Hoa terlalu awal"
"Lantas bagaimana dengan kejadian hari ini? Apakah hendak dilaksanakan seperti apa yang kita rencanakan semula?"
Sementara Kok See-piau sedang termenung untuk mengambil keputusan, tiba-tiba muncul seorang anggauta perkumpulan yang menghampiri Toan bok See-liang secara tergesa-gesa, kemudian katanya:
"Lapor kaucu, diluar perkampungan ditemukan segerombolan besar jago persilatan yang menyembunyikan diri dibalik hutan, sudah enam tujuh buah pos penjagaan kita yang kena dibereskan oleh mereka"
"Kawanan manusia macam apakah yang telah datang?" tanya Toan-bok See-liang dengan kening berkerut.
"Hamba belum melakukan pemeriksaan yang seksama!"
"Berapa besar jumlah kekuatan mereka?" sela Heng Wi-cian tiba tiba.
"Paling sedikit juga mencapai dua sampai tiga puluh orang!"
Beng Wi-cian lantas berpaling kearah Toan-bok See liang seraya berkata pula:
"Kemungkinan besar mereka adalah sahabat sahabat dari si bocah dari keluarga Hoa, padahal letak perkampungan kita cukup rahasia, selama kita bawa bocah itu menuju kemari, sepanjang perjalananpun sudah dilakukan pengawasan serta pengamatan yang amat teliti serta rahasia, kenapa begitu cepat pihak lawan bisa mengetahui tempat kita ini? Tong-boa Heng, lebih baik kita laporkan saja kepada siakun...
Padahal Kok See piau sudah mendengar pembicaraan mereka, seraya berpaling dan tertawa tawa katanya:
"Orang orang pandai dipihak mereka sangat banyak, kejadian ini tak perlu diherankan"
Berbicara atas dasar kekuatan kita sekarang, sesungguhnya tidak sulit untuk melenyapkan semua musuh yang menyerang datang: Sinkun...."
"Jika ingin menggunakan kekerasan, kenapa kita mesti menunggu sampai sekarang?" tukas Kok See-piau, "sama sekali tak boleh kita lakukan segala tindakan secara gegabah"
Setelah berhenti sejenak, kepada Tang Bong liang katanya pula:
"Tang bong liang, cepat turunkan perintah, jangan sampai bentrok secara langsung dengan para pendatang"
Tang Bong liang membungkukkan badan menerima perintah, kemudian mengundurkan diri dari situ.
Toan bok See liang dan Beng Wi cian meski merasa tindakan tersebut terlampau melemahkan semangat sendiri, akan tetapi setelah Kok See piau memutuskan demikian tentu saja mereka tak berani banyak berbicara lagi.
Berbeda hanya dengan Lau san siang koay (sepasang manusia aneh dari Lui san) ini, sebagai tamu agung dalam perkumpulan Hian beng kau, mereka lebih bebas bergerak dan tak perlu menguatirkan apa apa, ketika menyaksikan kejadian itu langsung saja Toa koy berteriak:
"Sebagai orang utara aku adalah manusia yang punya sepatah kata mengucapkan sepatah kata harap sinkun jangan menjadi gusar. Sesungguhnya sampai dimanakah kelihayan Hoa Thian hong? Kenapa sinkun musti jeri kepadanya?"
Kok See piau segera tersenyum.
"Meskipun Hoa Thian hong itu sangat lihay pun sinkun tak sampai jeri kepadanya, Cuma selama dua puluh tahun terakhir ini daya pengaruh serta kekuasaan keluarga Hoa sudah mulai berakar dalam du nia persilatan, segala yang telah berakar biasanya sukar dihilangkan, maka tanpa rencana serta perhitungan yang matang lebih baik jangan bertindak sekehendak hati sendiri"
Tiba-tiba dari tengah arena berkumandang suara bentakan Ui Shia ling yang amat nyaring:
Lohu tidak percaya kalau tak sanggup memaksamu untuk menggunakan segenap kekuatan tubuh yang kau miliki.
Kata terakhir belum diucapkan, tiba-tiba ia mengeluarkan ilmu simpanan dari aliran Lau-san yang disebut ilmu pukulan Hay-eng kun-hoat, setiap jurus pukulan yang dilancarkan selalu disertai dengan tenaga dalam yang cukup sempurna, ibaratnya gulungan ombak ditengah samudra, segulung demi segulung datang menerjang tiada hentinya.
Dalam waktu singkat, Hoa In-liong sudah terjebak dalam posisi yang sangat membahayakan jiwanya, suasana menjadi gawat...
Hoa In liong mengernyitkan sepasang alis matanya, tiba-tiba diapun mengembangkan ilmu pukulan saktinya secara beruntun ia per gunakan jurus-jurus Pian-tong-put-ki (berubah tidak menetap), Jit gwat-siang-tui (matahari dan saling mendorong) dan To-yau-siu jut (pompa angin keluar masuk).
Dalam waktu singkat semua pukulan dari Ui Shia ling terbendung dan tidak mampu dikembangkan kembali, dari posisi diatas angin seketika itu juga ia malah berbalik ada dibawah angin.
Semenjak semula Kok See piau sudah mendapat laporan dari Beng Wi cian tentang kehebatan ilmu pukulan tersebut, maka ketika dilihatnya si anak muda itu mengembangkan permainannya dengan mempergunakan kehebatan ilmu pukulan itu, dengan sinar mata yang tajam dan perhatian yang terpusatkan menjadi satu, ia memperhatikan perubahan gerak dari kepandaian tersebut maksudnya ia berusaha menemukan bagian-bagian dari ilmu pukulan tadi.
Hoa In liong meski berada dalam keadaan yang gawat, akan tetapi setiap detik dan setiap saat ia selalu memperhatikan gerak-gerik Kok See piau, menyaksikan keadaan itu segera pikirnya:
"Hmm.....! Kau anggap ilmu silat maha sakti peninggalan dari malaikat ilmu silat bisa kau tebak dengan begitu saja? Jangan bermimpi disiang hari bolong. Cuma......akupun tak boleh terlalu menyolok!"
Berpikir sampai disini ia lantas menyerang dengan jurus kuo siu ci tau, kemudian dengan ilmu langkah Gi beng huan wi (mengeser badan berganti tempat) dia berkelebat mundur beberapa kaki jauhnya.
Aku orang she Hoa mengaku kalah!" serunya.
Ui Shi ling sebagai seorang jago lihay dari angkatan tua, hampir boleh dibilang telah mempergunakan segenap kekuatan tubuhnya untuk menggencet lawan, tapi ia selalu gagal untuk mengalahkan si anak muda itu, terutama setelah di desak mundur pada beberapa jurus serangan yang terakhir, batinya semakin tak puas.
Mendengar perkataan itu ia lantas tertawa dingin, lalu katanya:
Hoa kongkcu, membuat apa kau menyindir diri ku? Sudah terang aku yang tak sanggup menandingimu, cuma... Ui Shi ling tak tahu diri, aku ingin mohon beberapa petunjuk lagi.
Tiba-tiba Kok See-piau berteriak: "Kalau memang Hoa kongcu enggan memberi petunjuk lagi kepadamu, Ui-lo!
Silahkan kembali saja!"
Padahal Ui Shia-Iing sendiripun tahu bahwa kesempatannya untuk merebut kemenangan tipis cuma dia tak mau mundur dengan begini saja karena kuatir kehilangan muka, dan kini setelah memperoleh kesempatan baik, cepat katanya:
"Setelah kaucu berkata demikian, baiklah akupun mengaku kalah!"
OO000O000OO
Hoa In Liong tertawa tawa. Aaah............ mana mungkin aku bisa menandingi kelihayan Ui lo?" katanya merendah. Sementara itu Kok Sea piau telah berkata: "Diluar perkampungan telah kedatangan sejumlah jago lihay tampaknya mereka adalah sahabat-sahabat Hoa kongcu, untuk menghindari segala kesalah pahaman, bagaimana kalau Hoa kongcu mempersilahkan mereka masuk ke dalam perkampungan?"
Hoa In liong tahu bahwa gerombolan jago yang muncul diluar perkampungan itu sudah pasti adalah Ho Kee siau, Coa Cong gi dan kawan-kawannya yang kuatir Hian beng kau bersikap tidak meng untungkan baginya maka bersiap-siap diluar perkampungan untuk menghadapi segala kemungkinan.
Lantaran diapun kuatir kalau mereka sampai menyerbu ke dalam perkampungan Karena lama tidak melihatnya keluar dari perkampungan sehingga keadaan waktu itu tak terlainkan, segera katanya pula:
"Yaa, aku memang harus menjumpai mereka apakah sinkun juga ingin bertemu dengan kawan kawan persilatan?"
Kok See piau termenung sejenak, lalu katanya sambil tertawa:
"Salah satu tujuan dari kemunculanku kembali didalam dunia persilatan adalah menjumpai kawan kawan lama, tentu saja setiap ke sempatan baik seperti ini tak akan kulepaskan dengan begitu saja"
"Yaa, jejak dari empok Hoo sekalian sudah tentu tak bisa mengelabuhi Kok See pi au" pikir Hoa In liong.
Dengan tenang diapun melangkah pergi dari tanah lapang tersebut.
Kok See piau miringkan tubuhnya ke samping memberi jalan lewat, lalu dia ulapkan tangannya, tiba-tiba saja Ci Sooat cu, Ui Shian ling dan Ciu Hoa sekalian membungkukan badannya memberi hormat dan membubarkan diri ke serambi samping, para jago Hian beng kau yang membawa obornya tanpa menimbulkan sedikit suarapun membubarkan diri.
Sejak awal sampai akhir kecuali Ciu Hoa lo pat seorang yang kena dampratan Kok See piau hampir boleh dikata sama sekali tidak menunjukkan perubahan aneh atau gerak-gerik yang mencurigakan, jelas semua orang orang itu sudah pernah memperoleh pendidikan disiplin yang ketat.
Dalam sekejap mata lapangan berbatu itu sudah pulih kembali dalam kegelapan, hanya sebuah lampu kecil dibawah serambi sana yang memancarkan sedikit sinar yang redup.
Hu kaucu dari Han beng kau, Go Tang cuao masih tetap berdiri kaku dibawah ruang tengah sana.
Ketika kedua orang itu masuk ke dalam ruangan, Go Tang cuan baru mundur setengah langkah.
Kok See piau melirik sekejap meja perjamuan dalam ruangan, lalu katanya sambil tertawa:
"Sebenarnya aku ingin mengaajak Hoa kongcu minum arak sambil
membicarakan soal para eng-hiong dalam dunia persilatan.....
Hoa In liong tertawa nyaring.
"Haaahh......haaahh......haaahh....... entah manusia macam apakah yang dapat disebut sebagai enghiong dalam hati sinkun?"
Waktu itu dari bawah ruangan sampai ke-pintu gerbang gedung telah berjajar barisan laki-laki berbaja ungu, ditangan kiri memba wa obor ditangan kanan mereka membawa golok, suasananya jauh berbeda dengan sewaktu masuk kedalam gedung tadi, cahaya golok menyiarkan suasana yang menggidikkan hati.
Menyaksikan adegan tersebut, diam-diam ia lantas berpikir:
Situasi yang diatur Kok See-piau sekali ini sungguh menggelikan sekali.
Terdengar Kok See-piau telah berkata:
Menurut pandanganku yang bodoh, yang di maksudkan sebagai enghiong adalah orang yang berjiwa besar, berlapang dada, berotak cerdas berilmu silat tinggi dan mempunyai bakat, kebijaksanaan serta pengetahuan yang amat luas.
"Waah.....jika harus mengikuti apa yang diucapkan Sinkun, dewasa ini sulit sekali untuk menemukan seorang enghiong semacam itu"

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang