Jilid 24 : Hoa Thian Hong mencari dua kekasihnya

2.1K 28 0
                                    

TANG KWIK-SIU tertawa tergelak, sambil menerjang kemuka ia melepaskan sebuah pukulan dahsyat, serunya, "Maaf, aku main kasar!"

Sekilas pandangan Hoa Thian-hong tahu kalau serangan yang dilancarkan orang itu amat kuat dan hebat, sekalipun mukanya jelek tapi ilmu silat yang dimiliki bukanlah omong kosong.

Tentu saja ia tak berani sembarangan bertindak, apalagi bertindak secara gegabah, sepasang tangannya secepat petir dirangkap menjadi satu, kemudian berbareng dilontarkan kedepan.

"Bagus!" seru Tang Kwik-siu, kesepuluh jarinya direntangkan lebar-lebar seperti jepitan baja, dengan telapak tangan menghadap udara, dia kirim satu pukulan udara kosong dengan hebatnya.

Meskipun ilmu pukulan udara kosong merupakan satu jenis ilmu pukulan, akan tetapi jarang bisa ditemui dalam dunia persilatan, bahkan Hoa Thian-hong baru pertama kali ini menjumpainya, Untuk sesaat ia tak tahu dimanakah letak keampuhan dan kesaktian ilmu pukulan yang tampaknya luar biasa itu, dengan jurus Kun siu ci-tau, ia hadapi serangan keras itu dengan pukulan keras juga.

Rupanya Tang Kwik-siu telah mencari tahu sampai jelas tentang seluk beluk Hoa Thian-hong, begitu ia lihat anak muda itu menyerang dengan telapak kirinya, sadarlah jago tua itu bahwa musuhnya telah keluarkan ilmu simpanannya.

Sambil tertawa tergelak ia rubah pukulan kepalanya menjadi suatu pukulan telapak, disambutnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.

"Blaang! ditengah benturan nyaune, sepasang telapak tangan telah saling beradu satu sama lainnya, tubuh mereka berdua segera bergetar keras.

Namun kedua belah pihak sama-sama tak mau buang kesempatan baik itu dengan begitu saja, secepat kilat mereka berputar satu ling karan lalu secepat kilat saling melancarkan beberapa jurus pukulan.

Sebagai jaro yang sama-sama lihaynya, cukup dalam sekali bentrokan mereka telah mengetahui sampai dimanakah kemampuan yang dimiliki musuhnya.

Mereka mengerti dalam hal tenaga dalam jelas kekuatan mereka seimbang, siapapun tak bisa menangkan lawannya, untuk merebut kemenangan,j elas harus mengandalkan kesempurnaan jurus silat serta pengalaman dalam menghadapi musuh.

Tidak sampai dua gebrakan, Tang Kwik-siu telah berhasil memaksa Hoa Thian-hong untuk keluarkan ilmu simpanannya, begitu musuh sudah menggunakan ilmu andalannya maka diapun ikut merubah gerak sera ngannya.

Mendadak tangan kirinya sebentar menyerang, sebentar mencekeram, kadangkala menotok dan kadang pula membacok, sebaliknya tangan kanannya mainkan pukulan Lei sim toh si ciang hoat dari aliran Sing sut pay untuk meneter lawannya habis-habisan.

Dalam waktu singkat mereka telah saling bergebrak sebanyak dua puluh jurus lebih.

Serentetan serangan bertubi-tubi itu dilancarkan secepat samba-ran petir, jangankan mereka yang sedang bertempur, bahkan para penonton yang berada disekitar gelanggang ikut merasakan napasnya jadi sesak.

Tapi Hoa Thian-hong masih tetap melayani serangan musuhnya dengan jurus Kun-siu-ci-tauw tersebut.

Untungnya dalam hal ilmu meringankan tubuh ia cukup tangguh dan punya simpanan, dalam waktu singkat ia sudah keluarkan ilmu I heng huan wi (geser badan tukar tempat), Sut te tun sin (mengerutkan badan menyusup bumi) serta Gong tiong toa I na (berjumpalitan ditengah udara) untuk meloloskan diri dari bahaya maut.

Kendatipun posisinya masih terdesak dibawah angin, namun ia berhasil mempertahakan diri sehingga tak sampai menderita ke kalahan.

Tang Kwik-siu yang secara beruntun sudah melancarkan pelbagai serangan dengan jurus-jurus yang ampuh tanpa berhasil mengalahkan Hoa Thian-hong, lama kelamaan timbul juga niatnya untuk merebut kemenangan, tiba-tiba ia membentak keras, tangan kiri menggunakan jurus sian ki ci lek sedang tangan kanan memakai ilmu pukulan thian mo ciang, Hua kut Sinkun serta Toa jin eng dari kalangan Buddha untuk meneter lawannya habis-habisan

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang