WALAUPUN Chin Wan-hong masih merasa curiga, tetapi dia adalah seorang perempuan yang halus budi dan ramah, karena itu sambil menahan hawa gusar yang berkobar dalam dadanya ia berkata dengan tawa, "Thian-hong sedang ada urusan, sekarang ia tak berada disini, kalau engkau ada perkataan, katakan dahulu garis besarnya, kemudian aku akan mengutus orang untuk mengundang kedatangannya"
"Eeei, bagaimana sih kamu ini?" teriak Pek Kun-gie tak sabaran.
"Bukankah sudah kukatakan bahwa persoalan ini menyangkut suatu rahasia besar....? apa yang kau tanyakan lagi?"
"Nona, buat apa sih berbicara dengan perempuan rendah itu?" tib-tiba Harimau ompong Tiong Lo pocu, "perduli urusan besar atau urusan kecil, mari kita hajar saja perempuan rendah itu hingga terjatuh kedalam jurang!"
Tiga harimau dari keluarga Tiong pernah mendapat siksaan serta penganiayaan berat dari pihak perkumpulan Sin-kie-pang terhadap mereka, boleh dibilang rasa bencinya luar biasa sekali dan sukar dilukiskan dengan kata-kata meskipun dalam hal ilmu silat Tiong Loo po cu masih bukan tandingannya akan tetapi dalam silat lidah dia sama sekali tak mau mengalah.
Lan hoa siancu dengan merasa curiga termenung dan berpikir beberapa saat lamanya tiba-tiba ia berseru, "Pek Kun-gie, Hoa Thian-hong amat membenci terhadap dirimu mana ia sudi untuk datang menemui dirimu? aku lihat lebih baik sedikitlah tahu diri dan cepatlah mengundurkan diri dari sini!"
Mendengar perkataan itu diam-diam sekujur badan Pek Kun-gie gemetar amat keras, pikirnya, "Dia membenci aku.... dia.... tidak! dia adalah seorang pendekar besar, seorang lelaki perkasa, dia tak akan membenci dan mendendam terhadap kesalahan yang pernah dilakukan oleh seorang perempuan.... dia.... dia sudah tidak membenci diriku lagi."
Berbicara sampai disini dengan suara gemetar ujarnya lagi, "Chin Wan-hong, Thia Hong sudah mengeluarkan banyak darah lukanya.... lukanya...."
Mendadak Li-hoa Siancu membentak keras, "Racun terantai empedu api yang bersarang ditubuh sudah kambuh dia sudah mati!"
Bagaikan disambar petir dihari siang bolong sekujur badan Pak Kun Gie gemetar keras dan hampir saja ia jatuh terjungkal keatas tanah.
Tiga dewi dari wilayah Biau saling bertukar pandangan sekejap, mereka tidak habis mengerti terhadap kejadian yang berlangsung didepan matanya, Chin Wan-hong sendiripun berdiri terbelalak dengan mulut melongo, ia sendiripun dibuat tak habis mengerti.
Terdengar Pek Kun-gie bergunam seorang diri, "Ia pasti sudah mengalami kejadian, kalau tidak tentu sedari tadi ia sudah datang menemui diriku, dia tak mungkin sengaja menyembunyikan diri"
Tiba-tiba jeritnya dengan suara lengking, "Minggir! siapa berani menghalangi perjalananku, mati!"
Sepasang telapak disiapkan didepan dada dan siap maju ke arah depan.
Chin Wan-hong jadi amat terperanjat, teriaknya keras-keras.
"Tunggu sebentar....! berhenti! cepat berhenti!"
Pek Kun-gie segera menghentikan gerakan tubuhnya, jarak antara tubuhnya dengan tepat dimana tersebar bubuk Mi hun sang, hanya terpaut beberapa depa saja namun sama sekali tidak merasakan akan datangnya marabahaya.
Sambil menatap tajam Biau-nia Sam-sian dengan pandangan mata bagaikan pisau, serunya, "Ayoh cepat nyingkir kesamping, memandang diatas wajah Thian-hong aku tak akan mencari urusan dengan kalian"
"Hmmm! bicaranya saja gede sekali, jengek Li-hoa Siancu sambil tertawa dingin, kalau engkau berani maju selangkah lagi, aku akan suruh engkau maiti tanpa tempat kubur"
Chin Wan Hoag takut kalau Pek Kun-gie dipengaruhi emosi dan benar-benar maju kedepan, bila salah tindak maka semua rombongan ba kal tercebur dalam jurang, buru-buru serunya kepada Pek Kun-gie, "Ada persoalan mari kita bicarakan secara baik-baik, engkau jangan bertindak secara gegabah, Thian-hong sedang berlatih ilmu pedang dibelakang bukit sana, urusan apapun tak boleh mengganggu ketenangannya, coba katakan lah dahulu rahasia besar apa yang hendak kau sampaikan kepadanya, kemudian aku baru akan mengundang kedatangannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...