BARA MAHARANI

5.4K 58 1
                                    

Penggalan cerita :

Bentakan gusar bergema memecahkan kesunyian, sesosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan kilat meluncur masuk ke dalam gelanggang.

Melihat orang itu adalah seorang toojin berusia pertengahan, Hoa In segera menyongsong kedatangannya.

Baru saja pihak lawan meloloskan pedang yang tersoren di bahunya untuk menghadapi segala kemungkinan, Hoa In telah bertindak lebih dulu, telapak tangannya bergerak cepat dan tahu-tahu jalan darah kakunya sudah tertotok.

Sementara itu Hoa Thian In yang telah berhasil mematahkan tongkat baja segera merasakan telapaknya panas dan kaku, ia gosok-gosok telapaknya sambil berseru, "Bong toako, rantai besi ini benar-benar luar biasa sekali, bagaimana dengan rantai dilehermu?"

Belum habis dia berkata Bong Pay sudah loncat bangun dari atas tanah, telapaknya menyambar rantai tersebut kemudian.....

"Weees!" senjata itu dihajarkan ke atas punggung toojin setengah baya tadi.

Pemuda she-Bong ini bukan saja memiliki kekuatan yang luar biasa, bahkan gerak-geriknya lincah dan enteng, begitu rantai itu diayun toojin setengah baya tadi terhajar telak punggungnya.

Bisa dibayangkan betapa hebatnya akibat serangan itu yang ditujukan ke arah seseorang yang tertotok jalan darahnya, toojin itu mendengus berat, tulang punggungnya segera patah jadi dua bagian, sedang tulang dadanya patah lima batang.

Baik Hoa Thian-hong maupun Hoa In sama-sama tertegun menyaksikan peristiwa yang sama sekali berada diluar dugaan ini, mereka tak sempat menghalangi perbuatannya itu lagi. Terlihatlah toojin itu muntah darah segar dan jiwanya sukar dipertahankan lebih lanjut.

Rupanya Bong Pay sudah dipengaruhi oleh nafsu membunuh yang berkobar kobar, ia loncat ke muka dan rantainya kembali diayun menghajar toosu muda yang lain.

Hoa Thian-hong bertindak cepat tangan kirinya berkelebat mencengkeram pergelangannya sambil berseru, "Bong toako, buat apa kau harus....!?"

Desiran angin tajam menderu deru, mendadak Bong Pay ayunkan ujung rantainya itu menghantam ke atas kepala pemuda Hoa.

"Wataknya memang betul-betul berangasan" batin Hoa Thian-hong, tangan kanannya segera bergerak mencekal ujung rantai itu, tegurnya sambil tertawa, "Bong toako, masa siaute pun hendak kau hantam?"

Sinar mata Boag Pay berapi-api, dengan penuh kegusaran teriaknya, "Kalau tidak kau lepaskan rantai itu, aku akan menyumpahi dirimu!"

Hoa Thian-hong benar-benar takut orang kasar itu memaki dirinya dengan ucapan yang tak genah, cepat-cepat ia lepas tangan dan mundur selangkah ke belakang.

Bong Pay berdiri agak tertegun, tapi akhirnya dia putar badan dan lari menuju ke ruang loteng.

Rupanya Hoa In merasa sangat tidak puas dengan sikap pemuda she-Bong itu, dengan alis berkerut omelnya, "Keparat cilik ini benar-benar goblok dan sembrono, dia adalah seorang jago pemberani yang tak berotak, di kemudian hari entah berapa banyak kesulitan yang bakal ia perbuat!"

Yang diperhitungkan serta dipikirkan oleh kakek tua she Hoa ini hanyalah untung rugi bagi majikan mudanya, ia merasa tak senang hati karena urusan Bong Pay ini, dalam anggapannya mencampuri urusan manusia sembrono itu hanya akan mendatangkan banyak kerepotan bagi majikan mudanya saja, oleh sebab itu dia ada maksud mengajak Hoa Thian-hong jangan mencampuri urusan itu lagi.

Tapi Hoa Thian-hong segera berkata, "Kita telah mengabulkan permintaan dari Cu Locianpwee, bagaimanapun juga janji yang telah kita ucapkan tak boleh disesali kembali!"

Setelah berkata ia gerakkan badannya dan berkelebat menuju ke arah ruang loteng, terdengar teriakan-teriakan keras berkumandang datang, Bong Hay sambil membentak gusar memutar rantai besinya secara kalap. Tiga orang toojin berusia pertengahan sambil putar pedangnya melakukan perlawanan selangkah demi selangkah terdesak keluar dari ruang loteng itu.

"Sudah terjadi keributan begini lama, kenapa belum nampak juga seorang jago lumayan yang munculkan diri?" pikir Hoa Thian-hong di dalam hati.

"Masa kuil Tiong-goan-koan yang begini besar, hanya dipimpin oleh beberapa orang itu saja?"

Ketika dia mendongak kembali, terlihatlah Bong Pay memutar rantai bajanya makin kencang, keberaniannya luar biasa sekali, sekalipun harus melawan tiga orang musuh sekaligus namun sedikitpun tidak menunjukkan tanda-tanda akan menderita kalah,

Ia segera mendekati toosu muda tadi dan membebaskan jalan darahnya, setelah itu tanyanya, "Siapakah hong-tiang dari kuil Tiong-goan-koan ini? Kenapa sampai sekarang belum juga unjukkan diri?"

*******************

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang