Jilid 27 : Harta karun di bukit Kiu ci san

2.1K 24 0
                                    

Dari gerak-gerik serta sikap cemas dayang tersebut, Hoa Thian-hong dapat menduga pula kalau dara tersebut hendak melaporkan sesuatu, sesudah tertegun sebentar, akhirnya dia bertanya, "Ada persoalan apa lagi yang hendak kau sampaikan kepada diriku? Cepatlah katakan!"

"Barusan budak pergi ke kantor cabangnya perkumpulan Sin-kie-pang untuk mencari tahu jejak kongcu, ada seorang kakek yang bernama Lau Cu cing dengan membawa empat orang kakek tua yang rata-rata berumur seratus tahun keatas sedang mencari berita kongcu pula ketempat itu, budak lantas bertanya kepada orang she Lau itu ada urusan apa hendak mencari kongcu, dia menjawab katanya ada persoalan maha penting yang hendak di bicarakan dengan kongcu, maka budak lantas membawa mereka semua datang kemari sekarang mereka sedang menanti kehadiran kongcu diluar kuil!"

Betapa terperanjatnya Hoa Thian-hong sesudah mendengar laporan itu, serunya, "Empat orang kakek tua berusia seratus tahun keatas datang mencari aku?"

"Emmmm!" Pui Che-giok mengangguk, "rambut mereka telah beruban semua, tapi badannya masih tegap dan langkahnya masih mantap, rupa-rupanya mereka berilmu semua!"

Kiu-im Kaucu yang ikut mendengarkan laporan tersebut ikut merasakan jantungnya berdebar keras, pikirnya dihati, "Untuk mencari seorang manusia yang berusia delapan puluh tahun saja sudah sukarnya bukan kepalang, apalagi keempat orang itu bisa hidup mencapai seratus tahun, malahan kumpul pula menjadi satu, apabila bukan tokoh-tokoh silat yang berilmu tinggi, tak ,ungkin mereka bisa mencapai usia setinggi itu. Heeehh.... heeehh.... setelah anak jadah ini memperoleh bantuan empat jago lihay, aku kan semakin tak bisa mengganggu dirinya lagi? Sialan!"

Perlu diketahui, bila seseorang yang berusia seratus tahun keatas berlatih terus ilmu silatnya dengan tekun dan rajin, maka kelihayan ilmu silat yang dimilikinya boleh dibilang sudah mencapai tingkat kesempurnaan yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, apalagi sekaligus muncul empat orang bersamaan waktunya, tidaklah heran kalau Ku im kaucu dibikin bergidik hatinya selelah mendengar berita tersebut.

Dengan dahi berkerut Hoa Thian-hong termenung sebentar, kemudian gumannya seorang diri.

"Entah siapakah keempat orang ini? Tang Kwik-siu telah membakar gedung tempat tinggal Lau Cu cing dan kini keempat orang kakek tua itu datang mencari aku, dus berarti persoalan yarg hendak mereka bicarakan dengan diriku juga pasti menyangkut masalah percarian harta karun dibukit Kiu ci san!"

Ketika Kiu-im Kaucu mendengar soal menggali harta dibukit Kiu ci san, jantungnya ikut berdebar keras sehingga hampir saja ia menjerit kaget saking emosinya, segera ia berpikir dihati.

Masalah sebesar ini kenapa tidak kuketahui barang sedikitpun juga! Aaah.... benar, Tang Kwik-siu bagaimanapun juga adalah seorang ketua suatu perkumpulan besar, kedudukannya sangat tinggi dan dia adalah seorang yang menjaga gengsi berbeda dengan Siang Tang Lay yang pergi datang ibaratnya sukma gentayangan, andaikata tiada suatu persoalan yang penting dan serius, tak mungkin manusia semacam dia bersedia datang kedaratan Tionggoan!"

Sementara dia masih termenung, Hoa Thian-hong telah berpaling ke arah Cu Im taysu seraya bertanya.

"Sebagai orang yang lebih muda sudah sepantasnya kalau memberi hormat kepada kaum angkatan tua, taysu, tolong pergilah ke luar sebentar dan wakililah boanpwe untuk menyambut kedatangan kakek kakek tua itu!"

Cu Im taysu kelihatan ragu mukanya murung dan keberatan untuk tinggalkan tempat itu, sinar matanya malahan dialihkan ke wajah Kiu-im Kaucu.

Rupanya ia kuatir sepeninggalnya dari situ, kedua belah pihak terjadi bentrokan lagi sehingga pertarungan kembali berlangsung bila sampai demikian kejadiannya, tanpa kehadirannya disitu berarti hanya akan melemahkan posisi pihaknya belaka.

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang