Jilid 21: Cinta Kasih Giok Teng Hujin

2.1K 34 0
                                    

AKU dengar makhluk aneh ini berasal dari wilayah See Ih, entah bagaimana caranya dia menyesuaikan diri dengan iklim di wilayah Kanglam yang hangat ini?"

"Di wilayah See Ih toh terdapat pula musim semi dan musim panas, disitu kan bukan sepanjang tahun tertutup salju melulu...."

Sementara pembicaraan masih berlangsung Pui Che-giok telah membawa kedua orang itu mendaki ke atas bukit dan tiba di depan gedung megah terbuat dari batu putih itu.

Tampaklah dua orang dayang kecil membuka pintu segera muncullah Giok Teng Hujien yang nampak agung dan cantik di balik dandanannya yang mewah.

Pui Che-giok lari masuk lebih dahulu, serunya dengan suara riang, "Hujien, Siau-ong-ya telah tiba!"

Giok Teng Hujien berdiri disisi pintu, biji matanya yang jeli berputar dan menatap wajah Hoa Thian-hong dengan penuh senyuman.

Hoa Thian-hong segera melangkah masuk ke dalam ruangan, serunya kembali memberi hormat, "Kedatangan siaute gegabah dan kasar sekali, bila mengganggu ketenangan cici harap suka dimaafkan!"

Giok Teng Hujien tertawa, dia pandang sekejap wajah orang dari atas sampai ke bawah, kemudian tegurnya, "Kau telah bertempur dengan siapa?"

Sebelum Hoa Thian-hong sempat menjawab, Pui Che-giok telah berseru lebih dahulu, "Dengan Yan-san It-koay dari perkumpulan Hong-im-hwie, dia telah bertempur semalamam suntuk, hampir saja selembar jiwanya ikut melayang.

Giok Teng Hujien tertunduk sedih, bagaikan sedang menegur pemuda itu dia berkata.

"Apa gunanya sih bertarung melawan orang dengan taruhan nyawa...."

"Makhluk tua itu adalah pembunuh yang telah mencabut jiwa ayahku!, aku harus membinasakan dirinya untuk membalaskan dendam ayahku"

Ia menuding ke arah Hoa In dan memperkenalkan.

"Dia adalah pembantu yang mendampingi mendiang ayahku, dan bernama Hoa In.

"Oooh...! Kiranya Lo Koan-kee, maaf... maaf..." sambung Giok Teng Hujien dengan cepat.

Dari sikap mesranya terhadap sang majikan muda, diam-diam Hoa In menggerutu di dalam hati. Tetapi menghadapi sapaan yang begitu hangat, dia merasa tidak sepantasnya kalau dia tunjukan sikap kurang sedap apalagi dari nada suaranya sama sekali tidak memandang dirinya sebagai orang bawahan.

Sambil memberi hormat sahutnya, "Tidak berani..... maaf bila aku telah mengganggu ketenangan Hujien"

Giok Teng Hujien tersenyum, dia gandeng tangan Hoa Thian-hong dan segera diajak masuk ke dalam, ujarnya, "Bukankah pasukan besar dari pihak Hong-im-hwie serta Sin-kie-pang belum tinggalkan kota Ceng kang? Apakah kau menyusul kemari secara diam-diam.....?" Hoa Thian-hong mengangguk.

"Aku sengaja datang kemari untuk menjumpai diri cici!" sahutnya.

"Apakah ada urusan penting?"

Hoa Thian-hong tidak langsung menjawab, dia merasa tidak leluasa untuk bicara terus terang karena dalam ruangan itu di samping terdapat Pui Che-giok serta dua orang dayang kecil tadi, dari dalam ruangan muncul pula dua orang gadis muda berusia tujuh enam belas tahunan.

"Tiga kekuatan besar dalam dunia persilatan sedang terjadi pertikaian dan tanpa sadar siau te ikut terseret di dalam kancah kekalutan ini," katanya cepat, "karena itu aku merasa kesal sekali, sengaja aku datang kemari untuk mengunjungi cici sampai menghilangkan semua kemurungan yang memenuhi dalam benak "

Giok Teng Hujien tertawa, sinar matanya berkilat dan mengerling sekejap ke arah pemuda itu dengan pandangan mesrah.

"Dimanakah Pek Kun-gie? Bagaimana tanggung jawabmu terhadap Pek Siau-thian?" ia menggoda.

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang