Jilid 5 : Jurus Koen Sioe Ci Tauw untuk Hong po Seng

3.2K 38 1
                                    

MENDENGAR perkataan itu tanpa sadar Hong-po Seng mendongak ke atas, ia lihat telaga kering itu mirip sekali dengan sebuah sumur kering yang besar, dirinya memang betul-betul menjadi katak dalam sumur, empat dinding merupakan tebing yang curam dan di manapun tiada tempat untuk berpijak, andaikata dari atas telaga tak ada orang yang menurunkan tali sudah pasti ia akan mati terkurung di dasar telaga tersebut.

Teringat betapa sengsaranya si kakek telaga dingin yang terkurung hampir sepuluh tahun lamanya, rasa bergidik seketika muncul dari dasar hati kecilnya.
Mendadak terdengar kakek telaga dingin berseru dengan gusar:
"Loohu hanya menciptakan satu jurus serangan saja yaitu jurus "Koen Sioe Ci Tauw" atau Pergulatan binatang-binatang terkurung. Dengan andalkan satu jurus inilah Pek loojie harus putar otak peras keringat selama lima tahun untuk melawan diriku, sekali pun begitu hingga detik ini dia masib belum sanggup menangkap diriku!"

Begitu keras ucapan ini digemborkan sampai Hong Po Seng merasakan telinganya lapat-lapat terasa amat sakit, menunggu kakek itu menyelesaikan kata-katanya dengan cepat menyambung dangan nada rikuh:
"Aaah....! hanya satu jurus ilmu silat saja Pek Siauw Thian tak bisa memecahkannya walau sudah putar otak selama lima tahun, tak usah dikatakan lagi bisa dibayangkan betapa lihaynya pukulan tersebut. "Koea Sioe Ci Sauw" atau pergulatan binatang-binatang terkurung memang tepat sekali untuk nama jurus serangan tersebut"

Si kakek telaga dingin mendengus congkak, ia mengangkat tangan kirinya yang bisa bergerak bebas untuk melakukan gerakan setengah di depan dada kemudian sambil mendorong telapak itu kearah depan serunya lantang:
"Badan terbelenggu tak bisa berkutik, segenap kepandaian silat yang kumilikipun tak dapat digunakan, dalam posisi yang terdesak dan terancam oleh bahaya maut akhirnya loo hu berhasil menciptakan jurus serangan yang amat lihay ini."

Begitu ia selesai berbicara, dari tumpukan salju kurang lebih dua tombak di hadapannya berkumandang suara gemerisik yang santar, diikuti menggulungnya pusaran argin tajam bunga salju berpusing dan berputar dengan kencangnya, dalam waktu singkat terciptalah sebeuah tiang salju setinggi satu tombak dengan badan besar tujuh depa.
Hong Po Seng merasa terkejut bercampur bergidik, pikirnya :
"Tidak aneh kalau ia sombong dan tinggi hati, ternyata kekuatan pukulannya betul-betul dahsyat hingga mencapai ke atap yang demikian tingginya!"

"Bagaimana ???" seru Si kakek telaga Dingin sambil tertawa keras, "Bagaimana kalau di bandingkan dengan Pek loo jie???"
"Sin kang yang kau miliki betul-betul terhitung dahsyat dan luar biasa sekali aku pikir Pek Siauw Thian tak nanti bisa menandingi dirimu"
"Huuuh ! kau betul-betul manusia yang punya mata yang tak berbiji" maki si kakek telaga Dingin dengan mata melotot, "kehebatan dari jurus seranganku barusan bukan terletak pada kesempurnaan tenaga lwekang yang dimili seseorang, tapi kehebatannya justru terletak pada kesaktian serta keajaiban dari perubaban jurus tersebut!".

"Hmmm, apa gunanya kau sombong dan berbangga diri??", batin Hong Po Seng. "Sekalipun ilmu silat yang kau miliki sangat lihay, kalau tak dapat menikmati kehidupan yang wajar apa gunanya? Huh...! begitu masih bisanya berlagak sok!"
Walaupun dalam hati berpikir demikian, sudah tentu di luaran tidak berkata keras. cuma ujarnya dengan hambar:
"Kepandaian sakti itu adalah ilmu silat andalanmu, antara kita berdua tiada ikatan sanak maupun keluarga, akupun tak bisa mengangkat dirimu sebagai guru, masa kau telah mewariskan kepadaku dengan begitu saja??"

"Tentu saja bisa!" Si kakek telaga Dingin tertawa seram. "Cuma aku mempunyai syarat yang harus kau kabulkan, asal kau merasa sanggup uutuk menerima dua syaratku itu maka jurus serangan "Koen Sioe Ci Tauw ini akan kupinjamkan kepadamu, di samping itu akan kuajarkan pula satu siasat bagus untukmu, tanggung kau berhasil membinasakan Pek Koen Gie si budak sialan itu. Asal dendammu sudah terbalas maka kau boleh kembalikan jurus ilmu pukulau itu kepadaku!"

"Jurus ilmu pukulan mana bisa dipinjam dan bagaimana pula caranya mengembalikan kepadamu ???" pikir sianak muda itu. Ia melirik sekejap ke arah kakek tadi dan katanya :
"Coba kau terangkan lebih dahulu, apakah kedua syarat yang bendak kau ajukan itu???".
"Haah ... haah .... haah ... kedua syarat tersebut ???" kakek telaga dingin mendongak dan tertawa terbahak-bahak. ,,Itu urusan kecil, justru yang paling penting adalah cara meminjam jurus pukulan yang gampang tadi, cara pengembaliannya yang rada merepotkan itu"
"Bagaimana repotnya ???"

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang