"BAGAIMANA kalau orang lain yang makan?" tanya kakek penjual bakmi sambil menerima uang itu.
"Kecuali ini hari aku yang menjamu, selanjutnya tak ada hubungan apa-apa dengan nonaku!"
Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan.
"Kalau engkau berani menganiaya Siau biau ji Hmm! warung bakmi ini akan kuobrak abrik sampai rata dengan tanah, jenggotmu akan kucabuti semua hingga tak mampu hidup di sini lagi."
Kepada rekan-rekan lainnya dia melanjutkan, "Kalau kehidupan kalian alami kesulitan pergilah cari Ko toako! Siau biau ji paling kecil diantara kalian, pengalamannya paling dangkal, kalian jangan mengganggu dirinya!"
Bocah-bocah itu sama-sama mengiakan, sedang Siau biau ji sambil menangis sesenggukan katanya, "Engkoh Ngo ko, kemana engkau pergi aku mau ikut terus jangan tinggalkan aku seorang diri!"
"Tidak mungkin, setelah tiba diperkampungan Liok Soat Sanceng nanti aku akan mintakan ijin kepada enso agar utus orang datang kemari untuk menyambut dirimu."
"Kenapa musti tunggu tiga tahun?" seru siau biau ji dengan air mata bercucuran.
Siau Ngo-ji termenung sebentar, kemudian jawabnya, "Paling lama tiga tahun, mungkin juga kurang dari itu.... Nah! pergilah bermain-main, aku harus segera kembali."
"Ngoko, cengkerikmu!" seru siau biau ji sambil berikan tabung bambu itu kepada kakaknya.
"Aku tak mau bermain itu lagi, buat kau!"
Siau hiau ji mengangguk.
"Ngo ko, ajarin aku ilmu silat agar kalau berkelahi aku bisa lebih tangguh "
"Sekarang tak ada waktu, lain kali saja," setelah memberi salam kepada rekan-rekannya ia menambahkan, "Nah, sampai jumpa lain waktu, aku pergi dulu!"
Sambil mengingat-ingat terus persoalan tentang ilmu hioloo darah pembetot sukma, bocah itu dengan cepat kembali ke rumah penginapan.
Beberapa jalan raya sudah diseberangi, ketika ia tiba satu tombak dari pintu penginapan, tiba-tiba bayangan manusia munculkan diri dari bawah wuwungan rumah, sambil menampakkan diri ia meregur lirih, "Saudara cilik, tunggu sebentar!"
Siau Ngo-ji terperanjat dan mundur dua langkah, ketika mengang-kat kepalanya bocah itu kontan merasa terperanjat.
Seorang gadis yang cantik jelita bagaikan bidadari berdiri dibawah lampu jalan yang remang-remang, meskipun suasana agak gelap namun kecantikan wajah dara itu sangat mengikat hati, sampai Siau Ngo-ji yang masih kecilpun diam-diam mengagumi.
Gadis itu menengok sekejap sekeliling tempat itu, kemudian mengundurkan diri ke bawah wuwungan rumah, seraya menggape bisiknya, "Saudara cilik, kemarilah! aku punya urusan penting hendak disampaikan ke padamu!"
"Engkau adalah Pek Kun-gie!" tegur Siau Ngo-ji tanpa bergerak.
Gadis cantik itu tersenyum dan mengangguk.
"Engkau kenal aku? Ohh! Thian-hong yang beritahu kepadamu?"
Siau Ngo-ji berdiri melongo, pikirnya, "Aduh mak, betul-betul cantik! apalagi kalau tertawa, waduh bikin hati orang syuur-syuuran.... Hoa toako bisa menampik cintanya, itu menandakan kalau toako betul-betul seorang lelaki yang hebat!"
Sementara itu Pek Kun-gie sudah menggape lagi sambil berseru, "Kemarilah! jangan berdiri ditenhah jalan, aku punya kabar penting hendak disampaikan kepadamu"
Siau Ngo-ji melangkah maju tapi sekilas bayangan terlintas dalam benaknya, tiba-tiba ia teringat akan Chin Wan-hong, bocah itu segera merasakan hatinya hangat dan segar seolah-olah tersorot oleh cahaya sang surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...