HOA THIAN-HONG jadi keheranan dan tak habis mengerti, setelah berdiri tertegun beberapa saat lamanya ia lantas meraba tubuh ibunya, terasa badan ibunya panas menyengat badan membuat rabaannya terpental kembali.
Ia jadi terkejut bercampur girang, gumamnya seorang diri, "Tenaga dalam yang dimiliki ibu telah pulih kembali, apakah luka dalam yang ia derita telah sembuh?"
Buru-buru dari sakunya dia ambil keluar sebuah kotak kumala, selelah membuka kotak kumala itu lantas diangsurkan kehadapan ibunya sambil berkata.
"Ibu, aku mempunyai sebatang Leng-ci berusia seribu tahun, cepatlah kau makan!"
Hoa Hujien membuka matanya kembali, dari bau harum yang tersiar keluar dari dalam kotak tersebut membuktikan bahwa benda itu adalah Leng-ci yang sangat berharga, buru-buru serunya kembali, "Aku tidak mau, aku dengar engkau terkena racun teratai!"
"Teratai racun empedu api telah kutelan, tapi keadaanku sudah tidak menguatirkan lagi!"
Tiba-tiba dari luar ruangan secara lapat-lapat berkumandang datang suara bentakan nyaring diikuti keadaan jadi sunyi dan hening.
Dalam hati Hoa Thian-hong segera berpikir, "Ibuku pasti sedang melatih sejenak ilmu silat yang sangat aneh dan pada saat ini tak boleh mendapat gangguan, kalau latihannya dihentikan di tengah jalan niscaya usahanya selama ini akan menemui kegagalan total, bahkan jiwanya akan terancam bahaya, oleh karena itulah Tio Sam-koh segera berjaga-jaga di depan gua dan mencegah pihak musuh masuk kedalam"
Berpikir sampai disini, hatinya jadi kuatir dan tidak tenang. Setelah meletakkan kotak kumala itu di atas tanah ujarnya, "Diluar gua masih ada musuh tangguh, aku akan keluar dan menengok keadaan disitu"
Selesai berkata buru-buru ia berlalu dari sana.
Dia merasakan hawa murni di tubuhnya bergolak kencang dan ingin sekali mengerahkan tangan serta kakinya, setelah tiba di depan kabut hitam ia meloncat ke depan dan berjalan keluar dengan langkah lebar.
Menanti ia tiba diluar gua maka terlihatlah Hoa In serta nenek buta sedang duduk bersila saling berhadapan, sepasang telapak kanan mereka saling menempel satu sama lainnya, rupanya dengan andalkan tenaga dalam hasil latihan selama puluhan tahun mereka sedang melangsungkan pertarungan adu tenaga yang menentukan mati hidup mereka.
Keadaan dipihak lain jauh lebih mengerikan lagi, para jago perkumpulan Hong-im-hwie mulai dari Cu Goan-khek ke bawah telah maju mengerubut Tio Sam toh seorang, ancaman-ancaman maut saling dilancarkan dengan harapan bisa merobohkan musuhnya secepat mungkin.
Ilmu silat yang dimiliki kelima orang jago lihay itu semuanya berada di atas kepandaian Seng Sam Hau serta Siang Kiat, Tio Sam-koh yang harus bertarung melawan nenek buta lebih dahulu kemudian harus menghadapi delapan orang pengawal pribadi golok emas, saat ini tenaga dalamnya sudah hilang separuh bagian, dalam keadaan begini harus bertarung lagi melawan lima orang jago lihay, tentu saja keadaannya payah sekali.
Terlihatlah serangan yang dilancarkan sudah mulai mengendor dan posisinya terdesak hebat, dalam keadaan begini jika dia ingin menerjang dari kepungan dan kabur dari situ mungkin masih bisa dilakukan, tetapi nenek tua itu tentu saja tidak mau berbuat begitu, ia melakukan perlawanan dengan gigihnya kendatipun jiwanya kian lama kian terancam.
Sementara itu Jin Hian dengan memmipin delapan orang pengawal pribadi golok emas sedang melewati nenek buta serta Hoa In sedang beradu tenaga dalam dan siap menerjang masuk ke dalam gua.
Pada saat itulah tiba-tiba mereka saksikan Hoa Thian-hong muncul kembali dari dalam gua, hal ini membuat orang-orang itu segera menghentikan langkahnya.
Setelah mengetahui situasi yang terbentang di depan mata, Hoa Thian-hong merasakan darah panas dalam dadanya bergolak keras, hampir saja dari sepasang matanya memancarkan sinar berapi-api, tiba-tiba ia melihat pedang bajanya yang tersoren di pinggang Hoa In, sambil mencabut keluar bentaknya dengan gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...