Jilid 19 : Antara pedang baja dan Pek Kun Gie

2.1K 33 0
                                    

SEMENTARA ia masih termenung, dengan wajah menyeringai seram Pia Leng-cu telah berkata lagi, "Sekarang, beritahu dulu kepadaku apa isi catatan Kiam keng bu kui yang kau ketahui, jika berani menyelewengkan kata-kata tersebut dari isi yang sebenarnya.... Hmm! Akan kusuruh kau tak punya muka untuk berjumpa lagi dengan Hoa Thian-hong"

Pek Kun-gie selalu teringat akan Hoa Thian-hong, maka Pia Leng-cu menggunakan titik Kelemahan tersebut untuk memaksa gadis itu menuruti Kemauannya, meskipun cara ini amat keji dan tak tahu aturan namun amat jitu dan tepat mengenai sasarannya.

Mendengar permintaan tersebut, dalam hati Pek Kun-gie segera berpikir, "Kalau aku mengatakan tak tahu, dia pasti tak percaya, seba-liknya Kalau kuterangkan sejujurnya, bila intisari kepandaian tersebut sampai dipahami olehnya, bukankah kepandaian silat yang dia miliki akan melampaui Thian-hong?"

Agaknya Pia Leng-cu dapat menebak pula isi hatinya, ia menyeringai seram dan berseru

Engkau tak usah banyak berpikir, ilmu silat kekasihmu itu berada jauh didepanku sekalipun aku berhasil memahami intisari catatan Kiam keng bu kui, belum tentu bisa menyusul kemampuannya, siapa kuat siapa lemah masih harus ditentukan setelah Kiam keng mustika itu akhirnya diketahui terjatuh ketangan siapa.

Hmm! Sekalipun kuhafalkan dengan sejujurnya, belum tentu kau percaya seratus persen, pasti kau ngotot mengatakan aku bohong.

"Hafalkan saja dengan cepat, palsu atau asli aku dapat mem-bedakan sendiri!" tukas Pia Leng-cu.

Pek Kun-gie kembali berpikir dihati, "Isi Kiam keng bu kui bagian depan banyak diketahui oleh para jago yang hadir dalam pertemuan Kian ciau tay hwe, tak mungkin aku bisa bohong, sebaliknya kalau isi bagian belakang sengaja kukacau sedikit, rasanya belum tentu ia dapat membedakan...."

Karena berpendapat begitu, iapun lantas menghapalkan isi catatan tersebut, "Peraturan menurut langit, kerugian pasti tersisa.... Berjaga ketat sikap waspada dan rahasia, pedang pengusir setan, bocorkan ra hssia langit, lambat, tenang, lincah, bergabung jadi...."

Tiba-tiba Pia Leng-cu tertawa seram.

"Heehh.... heeehh.... heeehh.... keliru besar, lambat, tenang dan lincah mana mungkin bisa digabungkan jadi satu?"

Cahaya kilat berkelebat lewat dan....Breet! pakaian yang dikenakan Pek Kun-gie dari bagian dada sampai antara belahan pahanya mendadak tersebar robek sehingga anggota badannya yang putih mulus dan merangsang tertera jelas didepan mata,

Pisau belati itu disembunyikan dibawah pakaian, setelah merobek pakaian Pek Kun-gie ia sembunyikan kembali pisaunya ditempat semula, semua gerakan dilakukan dalam waktu singkat dan secepat sambaran kilat.

Pek Kue Gie hanya merasakan cahaya tajam berkilauan, sebelum sempat melihat jelas bentuk pisau tersebut tahu-tahu semuanya sudah terjadi, untung gadis itu duduk bersila ditanah oleh sebab badannya naik turun tidak merata maka babatan pisau tersebut tak sampat melukai tubuhnya.

Walaupun begitu, dari sini pula dapat di buktikan betapa sempurnanya permainan ilmu pedang yang dimiliki imam tua ini.

Muja-mula Pek Kun-gie merasa terperanjat, menyusul mata hatinya jadi gusar bercampur malu apalagi setelah dilihatnya pakaian yang dikenakan robek sama sesali hingga dada dan bagian bawahnya terlihat jelas.

Berada dalam keadaan bagini, gadis itu ingin mati saja, tapi ia tak berani berbuat begitu kuatir kalau jenasahnya benar-benar dinodai imam cabul tersebut, sepasang tanganpun terbelenggu dibelakang punggung hingga tak mungkin bisa digunakan untuk menutupi bagian yang kelihatan.

Saking gemas benci dan mendongkolnya, sekujur badannya gemetar keras, sambil menggertak gigi ia berseru, "Lebih baik bunuhlah diriku, kalau tidak suatu saat pasti kucokel keluar sepasang biji matamu itu!"

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang