Jilid 14 : Melawan Kok See Piauw *lagi*

2.5K 32 3
                                    

Hoa Thian-hong kenali suara itu sebagai suara dari Oh Sam, ia tahu pastilah Giok Teng Hujien sudah mengacau diluar, hatinya jadi amat gelisah. Pikirnya, "Orang itu tak bisa membedakan yang mana serius yang mana tidak, seharusnya aku tidak ajak dia datang kemari"

Berpikir sampai disitu tubuhnya segera meloncat bangun dari atas pembaringan dan sekalian menyeret tubuh Pek Kun-Gie hingga terbangun pula dari atas ranjang, tangan kanannya berputar membetot kembali tangannya, sementara jari tangannya bagaikan tombak menotok ke atas tubuh lawan. Pek Kun-gie ayunkan tangan kirinya berulang kali, di tengah kegelapan kedua orang itu laksana kilat saling menyerang sebanyak tiga jurus.

Mendadak terdengar Oh Sam lari menghampiri pintu kamar sambil teriaknya. "Nona, apakah kau berada di dalam kamar?"

Hoa Thian-hong semakin gugup, tangan kanannya kembali kena dicengkeram oleh Pek Kun-gie keras-keras.

"Aku tidak apa-apa," sahut gadis itu dengan napas tersengal, "Jangan lari kesana kemari bikin berisik saja!"

"Nona ada musuh berhasil menyusup kedalam, orang itu melepaskan api dan membuat keonaran, hingga kini orangnya belum tertangkap."

"Aku sudah tahu!"

Oh Sam mengiakan berulang kali, lewat beberapa saat kemudian ia baru berlalu dari sana.

Jelas perubahan yang terjadi di dalam kamar telah diketahui pihak luar, hanya saja sebelum mendapat perintah dari Pek Kun-gie mereka tak berani sembarangan masuk ke dalam untuk melakukan pemeriksaan.

Sementara itu Hoa Thian-hong serta Pek Kun-gie masih berdiri saling berhadapan dengan masing-masing pihak mencekat pergelangan lawannya, kedua belah pihak dapat mendengar detak Jantung masing-masing dan saling berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Begini terus keadaannya bukanlah suatu tindakan yang benar" pikir Hoa Thian-hong dalam hati, "Lebih baik kuajukan pertanyaanku kemudian cepat-cepat tinggalkan tempat ini."

Setelah mengambil keputusan, ia segera bertanya dengan suara mendalam, "Dimanakah Chin Pek-cuan?"

"Kau toh tidak serahkan orang itu kepadaku, darimana aku bisa tahu?...."

"Setengah tahun terakhir apakah ada orang datang ke gunung Tay-pa-san untuk mencari diriku?"

"Ada," sahut Pek Kun-Gie setelah tertegun sejenak.

Hoa Thian-hong jadi terperanjat, dengan berangasan segera serunya, "Siapa? pria atau perempuan?"

"Heeeh... heeeh... tentu saja perempuan!"

Hoa Thian semakin gelisah. kelima jarinya semakin kencang mencengkeram pergelangan orang, teriaknya dengan gusar, "Cepat jawab! Siapa yang telah mencari aku?"

Seketika Pek Kun-Gie merasakan tulang pergelangannya jadi sakit seperti mau patah, ia menjerit tertahan dan tanpa terasa jatuh terkulai dalam pelukan si anak muda itu, jawabnya lirih, "Chin Wan-hong...."

"Chin Wan-hong kenapa?" tanya Hoa Thian-hong tertegun.

"Chin Wan-hong datang ke markas mencari dirimu, ia telah kubunuh!"

"Kalau dia bilang ibuku mungkin aku masih percaya," batin pemuda tersebut, "kalau bilang cici Wan-hong, sudah terang ia cuma ngaco belo belaka!"

Segera tanyanya lebih jauh, "Kecuali dia, apakah masih ada orang yang datang mencari diriku?" "Masih! tiga ekor harimau dari keluarga Tiong pun sudah kubunuh!"

"Fuuh! omongan setan yang tak genah.."

Pergelangannya segera dibalik melepaskan diri dari dari cekalan orang, kemudian putar badan dan coba menerjang keluar lewat pintu.

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang