Jilid 11 : Giok Teng Hujien

3K 41 0
                                    

BERPIKIR demikian ia lantas berteriak keras, "Eeeei, hweesio gede, kau jangan membuat malu Sam Tang-kee ...."

Telapak tangannya disertai angin pukulan yang maha hebat segera disodokkan ke arah tubuh Sam Sam Hauw.

Jurus serangan "Koen-Sioe-Ci-Tauw" ini merupakan ilmu pukulan yang sangat diandalkan oleh si kakek Telaga dingin Cioe It Bong, ditambah pula hawa panas yang dihasilkan oleh Teratai racun empedu Api yang rnengeram di dalam tubuhnya, serangan itu begitu dilepaskan segera tampaklah desiran angin tajam yang menderu deru bagaikan ambruknya gunung thay-san laksana kilat menggulung ke depan.

Seng Sam Hauw terdesak hebat,- dalam posisi yang kepepet terpaksa ia harus tinggal kan Ciong Lian-Khek untuk putar badan menyambut datangnya ancaman tersebut.

"Ploook!" kedua belah pihak telah saling beradu telapak satu kali, ditengah benturan keras badan mereka berdua sama-sama bergeser miring dari posisi semula,

Diam-diam Seng Sam Hauw merasa terperanjat juga menyaksikan kehebatan tenaga dalam lawannya, ia merasa lengannya jadi kaku dan linu sekali segera pikirnya, "Tenaga pukulan yang dimiliki keparat cilik ini benar-benar sangat dahsyat, andai kata Coe Siauw Khek sampai hilang jiwanya termakan oleh serangan bangsat ini, aku bakal malu menghadapi ayahnya.,..."

Dalam hati ia berpikir demikian Sepasang tangannya sama sekali tidak berhenti menyerang tangan kirinya mendadak menyerang kesana mendadak menyapu kemari semuanya mengenai dan membendung datangnya serangan musuh, sementara telapak kanannya dengan menggunakan ilmu '*Tay-Chiu Eng" sekali demi sekali mengirim pukulan-pukulan berat.

Kiranya si anak muda berbaju ringkas itu bernama Coe Siauw Khek, dia adalah putra dari Coe Goan Khek dedengkot di dalam perkumpulan Hong-im-hwie.

Coe Goan Khek sebagai seorang pemimpin yang menduduki kursi kedua di dalam perkumpulannya mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, sedikit dibawah kekuasaan Jien Hian itu ketua dari Hong-im-hwie,

Jien Hian telah kehilangan putranya yang mati secara misterius. sekarang apabila Coe Siauw Khek pun mati di tangan orang lain, orang-orang dari perkumpulan Hong-im-hwie tentu akan merasa malu dan kehilangan muka.

"Hoa Thian-hong!" tiba-tiba terdengar si Malaikat berlengan delapan Cia Kim merebentak keras. "Besar amat nyalimu, berani menangkap ikan di air keruh!"

"Hmm! apanya yang luar biasa?" jengek Hoa Thian-hong dengan suara dingin. "Setelah kubabat mati kau Cia Kim, aku orang she Hoa bisa menggabungkan diri ke pihak Tong Thian Kau!"

"Huhl pihak Tong-thian-kauw tidak bakal sudi menerima manusia macam kau!"

Hoa Thian-hong mendengus dingin.

"Omong kosong! setelah perkumpulan Hong-im-hwie kehilangan Loo-sam serta Loo-ngo nya....."

"Bajingan cilik! kau lagi bermimpi di siang hari bolong!" seru Seng Sam Hauw sambil menyeringai seram.

Secara beruntun ia lancarkan beberapa serangan berantai yang hebat dan gencar, untuk sementara Hoa Thian-hong keteter hebat dan tak sanggup mempertahankan diri, dalam keadaan begitu ia tak sempat untuk buka mulut lagi.

Dengan demikian dalam kalangan itupun terjadi dua kelompok pertempuran, disatu pihak si malaikat berlengan delapan Cia Kim bertempur seru melawan Ciong-Lian-Khek, di pihak lain Hoa Thian-hong bertempur melawan Seng Sam Hauw.

Ciong-Lian-Khek meskipun hatinya dibakar oleh rasa dendam yang menumpuk, ingin sekali ia membabat tubuh Cia Kim hingga hancur lebur untuk melampiaskan rasa sakit hatinya, apa daya kekuatan ilmu silat yang dimiliki pihak musuh tidak berada dibawah dirinya, dalam keadaan seimbang untuk beberapa waktu siapapun sukar untuk merebut kemenangan.

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang