Jilid 24
DI TENGAH keheningan malam hanya cahaya bintang yang menerangi seluruh jagad, pemandangan yang tertera disitu benar-benar merupakan suatu pemandangan yang sangat indah.
Menyaksikan kesemuanya itu, Hoa In-liong bergirang dihati. Walaupun demikian ia tak mau kehilangan martabatnya sebagai seorang laki-laki sopan. Ia tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tak boleh dilakukan.
Atau dengan perkataan lain, pada saat itu dia tidak mempunyai pikiran lain. Tindakannya memeluk dan mencium mesra gadis itu dilakukan karena spontan dan tindakan spontan tersebut tak jauh bedanya dengan kasih sayang seorang kakak yang lebih tua terhadap adik perempuannya yang cantik dan menawan hati.
Sebab itulah sesudah mendengar perkataan ilu dengan wajah berseri sahutnya, "Baik.... Baiklah, aku tidak akan berkata lagi.... aku tidak akan berkata lagi! Bicara sesungguhnya, kita memang seharusnya mulai memikirkan kemana perginya Toako"
Caranya mengalihkan pokok pembicaraan benar benar amat sempurna, bukan saja lembut dan wajar, malahan sama sekali tidak meninggalkan bekas apa-apa.
Coa Wi wi malah dibikin tertegun. "Memikirkannya...." ia bergumam.
"Yaa, kita harus mulai memikirkan" lanjut Hoa In-liong, "Coba lihatlah bekas bekas telapak kaki ditanah semuanya menunjukkan bahwa ketiga orang nona dari Cian-li-kau sudah pernah menampakkan diri disini dan mengetahui juga kalau Toako sudah berlalu agak lama dari sini. Tapi mereka tak tahu bagaimana keselamatannya dan kemana ia telah pergi, sebab itulah kita harus memikirkannya secara baik-baik".
"Masa dengan kemunculan orang-orang Cian-li-kau disini sudah cukup membuktikan kalau Toako betul-betul meninggalkan tempat ini?" Coa Wi-wi bertanya lagi dengan perasaan tak habis mengerti.
"Yaa, kaucu dari Cian-li-kau mempunyai hubungan yang sangat akrab dengan ayahku. Kalau toh anak buahnya bisa mengejar Wan Ek-hong disekitar tempat ini, hal tersebut membuktikan kalau mereka sudah agak lama tiba disini. Seandainya mereka telah bertemu dengan Toako atau Kiu-im kaucu, masa tadi tidak mereka singgung-singgung?"
"Aku kan hanya menduga saja kalau Wan Ek-hong telah dikejar-kejar oleh ketiga orang nona dari Cian-li-kau, masa kau gunakannya sebagai suatu dasar untuk analisa?"
Hoa In-liong tersenyum, "Aku tahu, akupun hanya menduga saja. Cuma dugaanku ada dasar-dasarnya yang kuat"
"Oya....? Lantas dasar apakah yang kau pakai" mencorong sinar tajam dari sepasang mata Coa Wi-wi.
"Tujuan dari perkumpulan Cian-li-kau!".
"Apakah tujuan mereka? "desak gadis itu lebih lanjut.
"Kalau dibicarakan kembali sebetulnya amat panjang, tapi kalau kau ingin tahu, maka biarlah aku bercerita mulai depan saja"
"Yaa, kau musti bicara sejujurnya, sebab lain kali aku toh musti membantu kau, maka aku harus mengetahui sedikit banyak tentang latar belakang perkumpulan Cian-li-kau"
Setelah pembicaraan dibuka, mau tak mau Hoa In-liong harus berbicara sejujurnya. Setelah berpikir sebentar, maka diputuskan untuk mengatakan hal-hal yang penting saja.
Secara ringkas diapun menceritakan semua pembicaraan yang pernah berlangsung antara Pui-Che-giok dengan murid-muridnya, serta pembicaraan Pui Che-giok dengan Giok-teng hujin.
Di balik kisah tersebut, sudah tentu dia harus menerangkan juga semua hubungan yang diketahui olehnya. Diapun menyinggung juga tentang diri Giok-teng hujin yang sudah menjadi seorang Tookoh dengan julukan Tiang-heng.
Coa Wi-wi mendengar penuturan tersebut dengan seksama, selesai itu dia menghembuskan napas panjang, katanya dengan gegetun, "Sungguh tak kusangka....benar-benar tak kusangka.... kiranya kaucu ini diam-diam mencintai juga diri empek, maka dibentuknya perkumpulan Cian-li-kau untuk mendukungnya. Aaaia.... cinta yang murni dan sedalam ini benar-benar jarang ditemui didunia ini"
Hoa In-liong lebih tersentuh, dia menghela napas panjang. "Yang jarang ditemui ini justru Tiang-heng cianpwe itu" katanya, "Terhadap ayahku bukan saja ia menaruh rasa cinta yang mendalam, bahkan ia sangat memahami watak serta tindak tanduk ayahku. Ia rela dirinya yang tersiksa, rela dirinya menderita. Tapi ia tak rela membiarkan ayahku merasakan pahit getirnya. Lain kali.... Aku pasti akan berusaha dengan segala kemampuan untuk memapak orang tua itu pulang Im Tiong-san".
"Yaa benar" sambung Coa Wi-wi pula dengan bersemangat, "Kalau dibilang bercinta dapat mempunyai rasul, maka Tiang-heng cianpwe lah yang paling cocok dengan kedudukan tersebut. Jiko! lain kali kita harus mencarinya bersama-sama, mau bukan?"
Setelah pembicaraan berlangsung sampai disitu perasaan kedua orang itupun mengalami banyak perubahan, sampai-sampai tujuan mereka yang semulapun terlupakan.
Padahal, membicarakan cita-cita dan tujuan perkumpulan Cian-li-kau dalam keadaan semacam ini hanyalah suatu perbuatan yang tak ada gunanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Maharani - Gu Long
ActionSerial Bara Maharani terdiri dari empat buku: 1. Bara Maharani 2. Tiga Maha Besar 3. Rahasia Hiolo Kemala 4. Neraka Hitam Sinopsis : Hoa Thian Hong menggunakan pedang baja berat macam Yo Ko, dan ilmunya naik setaraf demi setaraf, sampai dapat pencer...