Jilid 21 : Kiu Im Kaucu melawan Hoa Thian Hong

2.2K 25 0
                                    

SEMENTARA itu dengan pandangan mata yang tajam Kiu-im Kaucu telah mengamati Pek Kun-gie dari atas sampai kebawah, memandang kecantikan wajahnya yang mempesonakan hati ditambah pula kemanjaan dan kelincahannya, timbul rasa tertarik pada dara ini.

Dia lantas berpaling ke arah Yu beng tiam cu yang berdiri disisinya dan berkata setengah bisik, Coba lihat, gadis itu cantik jelita, umur nya masih muda, diapun belum dibikin rusak oleh kebiasaan-kebiasaan buruk dari dunia persilatan, aku jadi ingin sekali untuk menerimanya sebagai muridku.

Mendengar ucapan ketuanya, Tham cu istana neraka tertawa lirih, jawabnya dengan cepat, "Kalau memang begitu, kita bekuk saja gadis itu dalam keadaan hidup-hidup!"

Kiu ini kaucu segera menggeleng.

"Aku tidak ingin memperolehnya dengan cara kekerasan, apalagi main rampas, yang paling kuutamakan adalah ketulusan hati serta kesetiaan hatinya!"

"Kalau begitu kita loloh saja dia dengan secawan obat pemabuk sehingga daya ingatannya hilang."

Kembali Kiu-im Kaucu menggeleng.

"Gadis itu sangat agung dan berwibawa kecuali cantiknya seperti bidadari dari kahyangan, baik budi maupun perasaan hati nya amat kukagumi sekali, kalau kita hilangkan perasaannya itu dengan obat, bukankah yang kuperoleh cuma kerangka tubuhnya belaka? Aku toh hendak menjadikan dirinya sebagai pewaris ilmu silatku, jangan sampai watak maupun perasaan hatinya dimatikan dengan begitu saja"

"Wah, kalau memang begitu, hamba sendiripun jadi tak tahu apa yang musti dilakukan!"

Pembicaraan tersebut dilakukan dengan sangat lirih, karena itu kecuali mereka berdua, tak ada yang mendengar.

Sementara perahu yang dalang dari kiri dan kanan sudah makin mendekat, akhirnya sisi perahu mereka saling menyentuh dan berdempetan.

Kiu-im Kaucu segera enjotkan badan dan melayang keatas perahu dari Hoa Thian-hong, sambil mengetuk lantai geladak dengan toya kepala setannya, ia berseru ketus, "Pia Leng-cu, untuk terakhir kalinya kuperingatkan kepadamu, serahkan pedang baja dan pedang emas itu kepadaku, kemudian menggabungkan diri dengan Kiu-im-kauw kami, sebelum kuambil tindakan yang lebih tegas, aku harap enpkau suka memberikan jawaban yang tegas!"

Pia Leng-cu tidak menjawab, dalam hati pikirnya, "Kalau kupersembahkan pedang baja dan pedang emas itu kepadanya, kemudian menyerahkan diri kepada Kiu-im Kaucu, itu berarti sepanjang hidupku tiada harapan lagi bagiku untuk tampil didepan masyarakat si luman ini, sudah pasti jiwaku terancam.... aiiih, bagaimana baiknya sekarang ini?"

Otaknya diperas untuk memecahkan persoalan itu, akhirnya ia merasa tak rela untuk menyerah kalah dengan begitu saja, timbullah satu ingatan jahat dalam benaknya, ia hendak mengikat Hoa Thian-hong lebih dahulu kemudian akan suruh pemuda itu melindungi keselamatan jiwanya.

Berpikir sampai disini, tanpa banyak bicara lagi ia cabut keluar pedang baja itu dan segera diserahkan kembali ketangan Hoa Thian-hong.

Pemuda itu agak tertegun oleh tindakan Pia Leng-cu yang sangat sekali tak terduga ini, tepi cepat ia menerimanya dan disisipkan dibalik ikat pinggangnya, kemudian barulah dia berpaling ke arah Kiu-im Kaucu dan berkata sambil tertawa, "waah.... kalau begini ceritanya, kaucu bakal menemui banyak kesulitan lagi untuk mendapatkan pedang ini!"

Rupanya Pek Kun-gie menduga kalau Kiu-im Kaucu bakalan turun tangan, cepat dia loncat kesisi Hoa Thian-hong dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan dangan pedang lemas terhunus.

Sekali lagi Kiu-im Kaucu mengamati dara muda itu dengan pandangan mata yang tajam, dia awasi dari atas kepala Pek Kun-gie hingga ke ujung kakinya, makin dipandang hatinya terasa makin tertarik, apalagi oleh kecantikan wajahnya yang mempesonakan hati.

Bara Maharani - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang