NOL - NOKLAB

433 27 19
                                    

Aku memegang dua buku itu di tanganku. Keduanya adalah buku diary. Suatu buku yang tak sembarang orang bisa melihat isinya, apalagi diserahkan pada orang lain. Yang kutahu, buku itu harus ada di tangan orang yang terpercaya.

Apa aku adalah orang itu?

"Heh, Ta! Bengong aja kerjaan lu!"

Aku terkejut tapi untungnya kedua buku ini tak lepas dari tanganku.

"Masih kepikiran sama isi bukunya?"

"Iya. Lu tau, kan, mereka berdua percaya bahwa gue bisa ngewujudin impiannya. Menurut lu, gue bisa?"

"Okay. Gue gak tau apa yang bakal terjadi ke depannya, but, at least gue tau lu dan... ya, gue YAKIN lu bisa."

Aku menganggap kata-kata dan tepukan di pundak itu sebagai penyemangatku.

"O, iya, pacar lu mana? Bukannya harusnya udah dateng?"

"Tar lagi kayanya, Ta."

Terdengar suara rem mobil dari bawah.

"Itu mobilnya?"

"Iya, itu."

Langkah kaki terdengar mendekat ke arah kami.

Mereka berpandangan sebentar lalu berpelukan.

"Ta, kenalin. Ini pacar gue yang sering gue ceritain ke lu."

"Lu..."

"Natalia?"

***

"Hidup memang tidak seindah NADA yang membangun lantunan lagu, namun tetaplah hidup sekuat NADI yang senantiasa mengalirkan kehidupan."

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang