02. Teman Senasib

2.2K 273 216
                                    



'Fyuh!'

Datang ke parkiran, Sejeong menghela nafas temukan Chaeyeon didepan pintu mobil tim.

Bibirnya menjepit sebatang rokok yang menyala, pasang muka tembok yang lumayan kesal dengan abaikan abu putih yang mulai memanjang.

Dalam hati, sontak saja Sejeong bergumam.

'Dia marah,' dan Sejeong paham dengan baik.


Css,


Bocah Mahendra itu menoleh ketika dia merasakan dingin menyentuh pipi kanannya.

Menatap Sejeong yang datang sodorkan sekaleng cola dengan jarak terlampau dekat dari tempat duduknya.

Kaget, karena nyaris nggak sadar kapan cewek itu datang dikarenakan asyik melamun, sibuk caci maki orang didalam hati melampiaskan sisa emosi.


"Minum dulu, biar adem tuh hati."

Menerima pemberian Sejeong, dan cewek itu biarkan teman SMA-nya buat duduk disamping.

Comot satu rokok milik dia, terus nyalakan korek untuk sulut ujungnya.

Klik!

—Nggak ada ucapan makasih ataupun kata permintaan izin. Semuanya seakan sah buat dibagi bersama. Mengingat mereka udah lama sahabatan dari jaman SMA, apa lagi dengan sekarang ngontrak bareng karena kerja di ibu kota.


Hening,

Keduanya benar-benar hening.

Sampai kemudian Chaeyeon memecah suasana dengan nyeletuk suatu hal,

"Gue nggak suka orang lancang kayak mereka."

Sejeong menoleh, mengurai senyum sambil tepuk pundak Chaeyeon.

"Udahlah, jangan terlalu dianggap serius. Mereka emang kayak gitu kan? Doyan bacot! Ujung rambut sampai kaki isinya lawakan semua. Nggak ada yang waras, nggak ada yang dewasa. Kalo udah sekali nyeplok, ya udah nyeplok aja. Nggak ada yang mikirin apakah yang mereka tertawakan masih patut dibilang bercandaan atau bukan. Kita udah kenal mereka lumayan lama, Chae. Dan kita udah tau luar dalemnya kayak gimana. —Jadi yakin deh, mereka cuma bercanda dan ga ada maksud menyinggung lo kayak gitu. 'Key?" Puk, puk!

Dengus pelan, Chaeyeon menunduk.

"Dari dulu, gue nggak pernah nyantai ketika seseorang mulai bahas masalah beginian. Apa lagi—kalo nyinggung soal kodrat. Punya cinta yang begini kayak bikin gue terbebani buat inget sama Tuhan atau takdir."

Teguk sedikit minuman ditangannya, cewek mixed blood itu menghela nafas sedikit panjang.

"Lo boleh bilang gue childish, tapi gue nggak bisa bohong sama perasaan gue, kalo gue marah dengan beragam pengakuan yang kayak gitu."

Bocah jenong disampingnya mengangguk, berlagak diam buat jadi pendengar yang baik, sekaligus mikirin solusi buat bikin hati sahabatnya itu kembali tenang seperti awal.

"Ya kalo bahas begituan sih, gue juga sama lah! Tapi mungkin karena udah terbiasa sama lingkungan tempat gue tinggal, jadi sekarang gue kesannya cuek aja gitu. Udah kebal sama omongan orang, intinya. Lagian.. mau mereka ngomong gimana pun, emang buktinya gue begini kan? Jadi ya mau kayak gimana? Hhh."

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang