"Jadi temen gue ditolak?!"
Si blonde mengalihkan fokusnya dari lembar buku diatas meja kearah muka Jungwoo sama Dahyun yang baru aja sampai di Caffe sambil tarik bangku didepan mejanya; duduk disana dengan wajah kepo menuntut jawaban, dimana Rena cuma bisa menghela nafas dan gelengkan kepalanya cukup acuh.
Niat mengabaikan, tapi Jungwoo telah lebih dulu menutup bukunya dan ditarik menjauh dari dia. Berakhir si blonde menahan geraman kesal. Terus tatap keduanya sambil jawab pake intonasi tinggi; "Apasih?!"
"Lucas. Jawab dulu masalah Lucas." Tumpuk tangannnya diatas meja, Dahyun pasang muka serius disertai pandangan tak gentar menatap lurus ke bola mata.
"Gue nolak dia. Udah jelas kan? Masih butuh jawaban apa?" Senderkan punggung pada kursi, Rena menyambari ice tea miliknya dan habiskan sedikit sisa.
"Kenapa ditolak, coba?" Nada keberatan, sebelah sudut bibir Dahyun berkedut menahan kesal.
"Gue ga suka cowok, bukannya lo berdua tau, yah? Masih aja nanya." Gelagat retorik, ucapan Rena menuai pandangan sangsi.
"Re, lo tuh ga sakit hati apa sama Roa? Seenggaknya ya—trauma dikit kek diselingkuhin kayak gitu."
"Terus?" Ledek Jungwoo dengan pandangan menantang. Dan cowok itu sekedar nunduk sekilas memijat pelipis.
"Ya—lo coba buka hati lo buat cowok kek. Pacaran sama kaum kayak gue tuh ga buruk tau ga sih Re?"
"Tapi guenya ga suka yang berbatang, sayang~"
"Biasa aja," Sebuah tendangan diterima ujung sepatu Rena. Dan pelakunya tentu Dahyun yang udah melotot dengan bilang; "Dia cowok gue. Sadar diri manggil doi sayang didepan siapa."
Duh, posesif.
"Ya udah sih, ga doyan juga gue sama pacar lo." Putar matanya malas, Rena merengut.
"Lagian lo berdua kalo ga punya kepentingan lebih, mendingan cabut dari meja gue deh. Ganggu aja tau ga sih? Dateng-dateng malah nanyain hal ga penting. Ini gue lagi nyalin catatan ga selesai-selesai, kali." Tarik lagi buku Jieqiong dari kuasa Jungwoo, Rena mengambil pena berniat menyelesaikan kegiatannya dengan abaikan atensi kedua manusia itu.
"Ck," Yang satu-satunya cowok diantara mereka berdecak, dilanjutkan keluhan Dahyun yang berucap; "Lo tuh keras kepala banget yah orangnya?"
"Oh, makasih."
"Gue ga muji lo, setan!"
"Iya, tau kunti. Berisik!"
Ah, sebel!
"Re!"
"Apa lagi?" Gumam tanpa niatan melirik, perbuatan Rena membuat Dahyun goyang-goyangkan tangannya meminta perhatian.
"Lo nolak Lucas bukan karena lo beralasan belok doang kan? Jujur deh sama gue. Lo kenapa? Belum bisa move on? Atau—apa yang bikin lo betah ngejomblo kayak gini dan menikmati masa patah hati lo lebih lama? Hah? Jawab gue please."
Cebikkan bibirnya kurang suka, si blonde menghela nafas.
"Okey, bentar. Biar gue ralat. Gue bukan jomblo, Dahyun. Status gue masih jadi pacarnya Roa, sekarang. Dan lo pikir-gimana caranya gue buat jalin hubungan sama orang lain disaat hubungan gue sama dia pun masih ngegantung kayak gini? Minta putus aja tuh gue belum dapet jawaban jelas antara iya atau enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyul
Romance[CHAEKYUL/CHAEQIONG] Cinta ga bakal lengkap tanpa lika-liku sejenis kebohongan. Seenggaknya, itu yang mereka simpulkan dari hubungan masing-masing. - APPLE STRAWBERRY - Ditulis dalam Bahasa © 2018 - 2019 | Pikasquirtle ChaeKyul/C...