45. Toleransi

984 150 315
                                    

Semalam pulang kerja ga mampir. Dan pagi pun yang biasanya jemput Jieqiong kuliah—sama sekali ga menampakan batang hidungnya.

Terus sekarang apa, lagi? Di bom chat sama sekali ga dibales juga?! Mm?!

Uwaaahh...


"Beneran marah ini."


Otak-atik ponsel, Jieqiong yang dalam keadaan sedang berada di Warteg fokus pelototi display hingga total abaikan makanan diatas meja.


"Heh, lo dari tadi kalo ga niat pesen makan ya serahin ke gue kek. Biar gue yang habisin, gitu. Mana itu jatah terakhir ayam gorengnya Buk Lizzy, lagi. Kan gue yang cuma kebagian semur terong rugi!" Gangguan dari congor Eunwoo hanya dibalas gumaman kurang jelas. Dan telak sekali; Sally tertawa karena itu.

"Ga usah gangguin si bolot. Lagi sibuk sama pacarnya dia tuh. Mana bakal peduli sama yang lain? Yang ada lo ajak ngomong dia malah lo kelihatan kayak sapi dongo."


Bleh,


Dengan bibir atas yang berkedut, Eunwoo kasih lihat tampang pengen muntah.

"Lebay. Lagian suruh siapa juga kemarin genit? Pake segala godain pelayan cowok. Ya marahlah pacarnya."


"Brisik." Intonasi datar; Jieqiong mendelik ganas.


"Ck. Baru juga maghrib. Udah pada berantem aja lo." Taruh wedang jahenya keatas meja, seorang Shinbi Refansyah menyela.

Berujung Jieqiong hanya balas dengan diamnya kembali, sementara Eunwoo memutar mata sembari perhatikan sekeliling warteg yang jadi tempatnya berbuka ditemani teman-teman super resek.


"Ini Xiyeon mana yah? Gue minta suruh ambilin permakan baju nyokap kok-ga dateng-dateng kemari?"

Umji terkekeh; "Itu pacar apa pembokat, neng? Gila. Keterlaluan amat lo segala-gala Xiyeon."

"Suka-suka! Peliharaan gue, dia." Cuek Eunwoo.

"Heh!" Shinbi menendang bagian kaki. "Submissive aja belagu. Nyebelin amat sih modelan lo?"


"Alah, ga usah komen deh lo Bi! Sendiri aja masih diperdaya sama Yerin, juga. Bucin lo bucin!" Kepret muka cewek disebelahnya pake daun lobak yang nganggur diatas meja, perbuatan si Azzahra menuai delikan tajam dari si marga Refansyah.

"Ngomong apa lo hah?" Shinbi punya niat balas hal yang sama, namun manusia yang jadi target sasarannya; terburu menghindar dengan cara mundurin badannyaa kebelakang.

"Santai dong mang, aku kan lagi talking-talking fakta. Kok kamu marah?" Ledek Eunwoo dengan suara sok imut andalannya.

Dan geritkan rahang, cewek tomboy bermarga Refansyah itu menghela nafas demi tahan pundung dilubuk hati paling dalam.


Sabar, Bi. Sabar. -Innernya menenangkan.


"Benci banget gue sama lo, Nu! Lahir batin, sumpah!"

"Ya udah iya, sama-sama."

"Goblog ah! Berisik aja. Ga malu jadi perhatian orang, apa? Nanti kalo diusir lagi kayak pas di Serenity kemarin gimana? Pengen, hah? Ogah gue mah!" Dengus pelan, ucapan ketus dari Sally sukses membuat suasana kembali 'steril' dari adu bacot ga guna antara Eunwoo sama Shinbi.

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang