09. Titik, Koma, dan Strip

1.5K 194 431
                                    

Padang, Sumatra Barat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padang, Sumatra Barat

2 week later

Keluar dari mini market, Chaeyeon menatap Sejeong yang masih duduk diam diatas kap mobil; menyendiri dari keramaian, sibuk pandangi langit dengan background pekatnya malam yang monoton dengan awan tebal yang menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan dengan kapasitas tinggi.

Menggeleng, kakinya reflek melangkah untuk mendekat, setelah dia melemparkan sekotak rokok kearah Bobby sama Doyoung yang lagi duduk disisi jalan, dekat dengan pom bensin tempat mereka beristirahat malam ini.

"Yang lain kemana?" Dia bertanya sebentar, celingukan mencari Mingyu, Mino, sama Bambam yang nggak ada di sekitar.

"Mingyu lagi boker, Mino lagi telfonan sama pacar, Bambam—lagi godain tukang batagor disana tuh." Bobby menunjuk salah satu gerobak didekat pintu masuk.


'Aih...'

Bibir Chaeyeon berkedut jijik.


Sialan si jablay, dikatain ngondek sama gay sok normal, tapi ditinggal cewek-cewek sebentar langsung menel sama abang-abang tukang jualan. Kadang suka heran, si Bambam tuh bipolar apa gimana?


"Ayo dong mas Afghan, masa nggak ada potongan sih~ pelit deh kamu. Padahal Matahari aja pengertian, tiap hunting baju selalu kebagian diskon, masa kamu nggak ada?"

"Waduh mas, jangan samain ke harga mall dong. Saya kan cuman pedagang makanan kakilima."

"Ih, jangan panggil aku mas dong, abang. Cantik aja—biar lebih akrab."

Si tukang batagor menatap seorang cowok didepannya yang masih gelendotan di gerobak dagangan, tertawa garing sambil mengangguk.

"Iya, iya. cantik. Haha." Pret.

"Jadi gimana? boleh yahhhh~~~? 8 bungkus 20 ribu, okay? Nanti aku kasih cap bibir sama nomor telfon, serius!" Mata kirinya mengedip genit. Pasang senyuan manis a la gula bibit yang bikin muntaber ditempat.

Berakhir si abang hanya mengangguk; berniat cari aman dari gangguan makhluk ghoib satu ini.

"Ya udah deh, 8 bungkus 20 ribu." Putusnya berat.

Bambam berteriak kegirangan, sedikit berjingkrak sambil sodorin bibirnya buat kasih ciuman di pipi, tapi ditepis duluan sama tangan keriput si abang, seraya bilang; Nggak usah pake cap bibir, mas. anggap aja saya lagi sedekah, ikhlas lahir batin kok ini, nggak minta imbalan. Serius!"


Chaeyeon gigit permen di mulutnya seraya tertawa dengan jenaka.


Oke, positif stress itu anak. Innernya geli.


"Gue samperin Sejeong dulu deh, misalnya udah pada balik, tolong kasih snack pesanannya ke mereka." Titipkan seplastik belanjaan setelah dia mengambil makanannya sendiri, Chaeyeon kembali nyelonong kearah Sejeong.

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang