35. Sebuah Kabar

1.1K 174 207
                                    


"Jadi waktu di perjalanan ke gereja buat pemberkatan, mobil yang ditumpangi sama Roa dan Joshua-kecelakaan parah sampe jatuh ke jurang?"

Kyungwon mengangguk sebagai jawaban atasan pertanyaan Chaeyeon.

"Terus keadannya?" Bersedekap angkuh, cewek Mahendra itu perlihatan wajah seriusnya dengan beberapa kerutan diatas kening.

"Joshua meninggal setelah kritis 5 hari dirumah sakit. Katanya-cidera kepala yang cukup fatal. Sementara Roa-sampe sekarang dia koma dan belum ada perkembangan apapun."

"YA?!" Suara melengking dari Jieqiong berganti jadi sahutan.

"Kakak serius?!"

Lagi, Kyungwon memberi anggukan kepala. "Hm."

Jieqiong berbisik miris. Kedua pundaknya meluruh kebawah sementara genggaman tangan terhadap Rena yang duduk disamping kanannya mengerat begitu saja.

"Tapi kenapa ga ada yang bilang?! Kenapa ga ada satupun orang yang kasih tau kita masalah ini? Kayak Kak Seungcheol, atau mungkin-calon suaminya Kak Roa? Ini kan udah sebulan kak! Dan mereka malah baru kasih tau kita tentang hal ini?!"

"Emm-" Tertunduk sekilas, cewek Harisky tersebut kembali menjawab; "Kayaknya mereka kehilangan kontak deh. Soalnya-mereka pun kasih tau kakak dengan cara kirimin surat lewat post. Jadi-kemungkinan emang gitu sih."

"Ck! Tetep aja perkataan Jieqiong tuh bener! Kalo mereka memang hargain kita, mereka pasti usaha baget buat kasih tau kita tentang hal ini lebih awal. Seungcheol-dia bisa pulang kesini dulu kan? Atau-keluarga Roa? Mamanya? Pesuruhnya? Ini tuh jelas banget kayak kita ga dianggep sebagai sahabat Roa dan Joshua tau ga?" Mulai agak emosional, Chaeyeon berbicara dengan tangan bergerak mengepal diudara. Dan tanpa menunggu lama; ketiga sahabatnya yang lain juga memberikan reaksi serupa.

"Gue sepemikiran." Eunjin bergumam menyela.

"Bener." Sejeong mengangguk, "Jujur aja gue pun tersinggung karena kita kelihatan-ga bener-bener dianggep penting sama mereka. Sampe hal buruk kayak gini pun, kita harus nunggu sebulan penuh biar bisa tau tentang semuanya." Si Fahreza memberi pandangan sangsi; "Ga adil man!"

"Iya, sih." Bercicit pelan, Heehyun juga mengangguk. "Tapi apapun itu, kita juga harus coba untuk pahami keadaan mereka disana. Ya mungkin aja-mereka memang lagi ga berada di posisi yang baik untuk bertindak cepat kasih tau kita tetang masalah ini. Jadi ya udahlah, bukan hal yang baik juga buat dipermasalahkan sekarang. Yang penting kan-kita udah tau semuanya. Dan dari sini pun, ada yang punya niatan pergi kesana untuk pastiin keadaan Roa." Gidikkan bahunya, coba cairkan suasana, cewek itu mengimbuhkan; "Kalem aja guys."

Chaeyeon berdecak dua kali. Berakhir rambutnya diacak gusar, sementara sebelah tangannya dimasukkan pada kantung celana menahan desisan.

"Perhatian-perhatian, bagi seluruh penumpang Lion Air dengan tujuan Bandar Nasional Abu Dhabi, dimohon untuk segera memasuki pesawat sekarang juga. Sekali lagi, perhatian-perhatian.."

"Eh, itu pesawat kalian bukan?" Eunjin menunjuk asal pengeras suara.

Berakhir si Harisky terdiam sejenak; mengecek waktu, dan berujung dia mengiyakan.

"Bener. Kita emang rencana transit disana."

Lirik Rena disamping Jieqiong; "Mau pergi sekarang?" Cewek berambut pendek itu memberi pertanyaan.

Rena gantian geming sejenak. Basahi bibir bawahnya dan menoleh kepada Jieqiong; "Gue titip izin yah masalah kampus?" Pintanya dengan gelisah.

Jieqiong mengulas senyum; "Tenang aja, gue bakalan urus semuanya. Lo tinggal jaga diri baik-baik disana. Dan yang terpenting-sekesel apapun lo sama Kak Roa, lo bakalan tetep kasih dia semangat supaya dia bisa cepet sadar dan sembuh kayak semula."

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang