43. [KyungRoRe] Drama Dan Kamuflase

862 148 215
                                    


Yang Kyungwon pikirkan; pertama kali menginjakan kaki di Republik Ceko adalah bagiamana caranya menghajar Seungcheol habis-habisan. Ya, memang gimana? Pasti kecewa kan kalo ada salah satu perwakilan dari orang Indonesia sejenis dia, tapi kabar komanya Roa justru harus pending selama satu bulan penuh untuk sampai ke telinga para sahabat di tanah air? Hng?


Tapi apa yang terjadi?


Seharian penuh menunggu, nyatanya Kyungwon sama sekali ga liat batang hidung Seungcheol di rumah sakit.



—Kemana?


Entah.



Karena bahkan Vernon yang dari awal jadi manusia paling repot untuk urusin masalah Roa dari mulai jagain dia, biayai perawatan rumah sakitnya, bahkan pontang-panting cari kabar kontak teman si calon istri di tanah air; juga sempat bilang bahwa dia pun ga tau orang itu pergi kemana.


Yang jelas, yang Vernon ingat; terakhir kali melihat wajah Seungcheol adalah saat pemakaman Joshua.


Kemeja kusut, wajah yang sembab, dan irama nafas yang tersendat tak beraturan; Vernon menjabarkan semuanya.

Semua tentang kondisi terburuk dari Dinata Seungcheol Pratama yang terlihat kacau hari itu. Sampai dengan kehilangan jejaknya; tidak mengetahui lagi kemana arah sosok itu memilih mata angin untk pergi melangkahkan kaki.



Opsi bunuh diri—jadi dugaan kuat dari Vernon; dikarenakan surat-surat dari keluarga di Indonesia, terus saja datang menumpuk dan penuhi alamatnya—sekedar untuk tanyakan kabar.


Dimana mutlak, hal itu menunjukan bahwa Seungcheol belum pulang ke tanah air. Belum memberikan kabar apapun yang mampu membuat keluarganya bernafas lega tanpa kelabakan demi hanya kirim pos surat atau lacak social media teman-temannya di facebook—hanya demi lakukan hal yang sama; tanyakan apa hal buruk telah terjadi atau tidak di Ceko.



Namun dari aspek diatas—pemikiran otak Kyungwon juga tak kalah menanggapi kritis tentang bagaimana keluarga sahabatnya bertindak.


'Ini—jelas terlalu acuh dan apatis.'Innernya.

;

Karena seorang mama dengan title single parent yang dari dulu membesarkan anak kembarnya, kini justru sama transparannya dengan Seungcheol.

Tak terlihat, tak terasakan bagaimana rasa pedulinya.

Karena jelas sekali—keberadaan orang-orang asing yang seharusnya tidak dibebankan dengan musibah yang menimpa Roa saat ini, justru terlihat lebih care dan manusiawi—saat merelakan waktunya terampas sia-sia, demi hanya duduk menunggui seorang pasien koma selama 24 jam lebih; terkurung di kubikel sesak, berbau antiseptik, dengan bunyi elektrodiograf pada setiap sekonnya.


"Miris."

—Kyungwon tergugu.

Ambil koreknya dan nyalakan api untuk sulut sebatang rokok diapitan jari.

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang