Pulang dari Padang, satu tim biasa ngumpul di salah satu ruangan presentasi. Mejelaskan beberapa detail atktivitas mereka; tentang pengamatan flaura dan fauna yang dilakukan selama proses shooting berlangsung.
Pilih mana scene yang bakal ditonjolkan dalam penayangan nanti, dan pilih mana yang harus dibuang—demi menyesuakian waktu dengan tayangan yang lain. Walaupun rasanya yah—rela nggak rela, karena semua pengambilan gambarnya, didapat dengan susah payah.
"Oke guys, hard work yang bagus. Kalian boleh pulang dulu buat istirahat, biar besok bisa langsung dubbing." Jennie tersenyum, menatap masing-masing rekan satu profesinya dengan ramah.
Mingyu manggut pelan, masih beresin beberapa kaset yang berserakan diatas meja –bantuin Sejeong sama Mino yang emang sering pulang paling akhir, karena ditunjuk jadi ketua dan wakil ketua dari team mereka.
Bambam, Doyoung, dan Chaeyeon –kompakan bubar cari makan. Lumayan bor, isi perut dulu lah sebelum pulang. Jajanan depan kantor enak-enak itu.
Kalo Bobby langsung pamit aja, pacarnya nelfon mulu dari tadi, minta ketemuan katanya. Sejeong sempat nakut-nakutin; "Awas, nanti diajak putus." Dan bokong teposnya berakhir dikepret sama Bobby.
Rasain! Sorak teman-temannya yang lain.
Sementara yang dikepret malah merengut, dia bilang; "Kasihan kek, sakit tauk!" tapi malah dilemparin pake kertas lecek sama Mino dan Mingyu.
Kurang ajar! Temen, begitu?! Nyinyir dalam hati, Sejeong dongkol sendiri.
"Eh Jeong!" Jennie merangkul bahunya dari belakang.
"Kenapa?"
Otak-atik hapenya, cewek yang udah lama tinggal di Amerika itu menekan sebuah pesan masuk, dari salah satu daftar percakapan lamanya di line.
"Dicariin ayangbeb lo tuh, dari dua hari yang lalu nanya mulu sama gue. Sejeong pulang kapan? Sejeong kenapa nggak bisa dihubungin? Kalo ada info, cepet kabarin yah." Lapornya seraya membacakan pesan masuk dari Hana.
Bocah yang diajak ngomong cuma diem, dia gugup dihadiahi pelototan tajam dari Mino sama Mingyu; mengingat mereka juga udah tau gimana belangnya Sejeong dalam ninggalin seseorang diambang rasa jenuh.
