24. Haruskah Bertahan?

1.1K 159 155
                                    


Lumajang, Jawa Timur


Shooting untuk meliput beberapa komunitas elang di pedesaan sekitar Lumajang baru saja berakhir, setelah kereta pengangkut tebu mulai kembali berjalan menuju pabrik dengan para reporter yang sekarang juga duduk diatasnya; sekedar menumpang transportasi untuk kembali pergi ke pusat kota, setelah Mino mengetahui bahwa tujuan mereka juga sama kesana.

Lumayanlah, sedikit berhemat ongkos, katanya. Kkk.

"Woah, capek banget hari ini. Leher gue pegel, man." Doyoung mengeluh. Duduk tenang diatas gerbong kayu yang terbuka seraya renggangkan otot lehernya yang pegal. Maklumlah, camera person. Dari tadi kerjaan dia ngerekam dari berbagai angle. Jadi ya gitu.

"Ngomongin capek sih, capek semua young. Gimana sih lo." Mingyu terkekeh. Dia lagi asik bersihin telinganya pake bulu elang yang sempat jatuh ke semak-semak. Sama kayak Shownu dan Mino.

Sementara itu, diujung gerbong ada Bambam, Bobby sama Sejeong yang lagi sibuk selfie bertiga.

Tinggalin si Fajar yang sibuk tiduran diatas gerbong bagian lain, seraya pandangi salah satu celah jarinya yang terbuka perlihatkan sebuah tatto berbentuk hari jadinya bersama sang pujaan hati.

141216.

"Nyaris 4 tahun. Lama yah?" Celetuk Shownu setelah dia duduk disamping Chaeyeon. Mengintip sekilas tanda hitam yang tertera dibagian kanan jari manisnya.

Chaeyeon tersenyum kecil.

"Yah... lumayan lama."

"Cinta mati lo? Sampe ditanda permanen segala." Cowok berotot itu tertawa.

"Bahaya loh kalo nanti ga jadi berjodoh sama dia. Bisa-bisa para cewek yang pengen deketin lo keburu nyerah dijalan, soalnya yah—lo sendiri kelihatan sayang gitu sama si mantan."

Ho.

"Doain gue putus yah? Bangsat!" Kepala si Mahendra noleh kesamping, terus geplak lengan Shownu yang keker kayak Ade Rai, seraya naikin pucuk bibir atasnya sedikit sebal.

"Weh, woles mbake. Gitu aja sewot." Shownu tertawa semakin kencang.

"Cuma sedikit khayal, oke? Tapi bukan berarti gue doain putus. Jadi ya udahlah, jangan dianggap serius."

Putar matanya malas. Chaeyeon menghela nafas. Lalu gunain kedua tangannya buat jadi tumpuan kepala diatas back-pack.

Menatap langit cerah yang mulai tergantikan oleh malam. Terus bayangin muka Jieqiong yang tergambar layaknya fatamorgana diatas sana.

"Gue emang udah cinta mati banget sama dia, Nu. Bahkan rasanya—susah buat berpaling ke sembarang hati kayak orang lain."

"—Karena setiap hari, yang gue pikirin cuma senyumnya, tawanya, kepolosannya, rayuan genitnya, bahkan jokes murahan yang selalu dia ucapin ke gue. Semuanya—cuma tentang dia, tentang kenangan kita yang bikin gue merasa kangen. Dan sama sekali ga tersentuh sama siapapun."

Suara parau, intonasi tenang. Chaeyeon bergumam.

Shownu tersenyum kecil. Tekuk kakinya seraya dipeluk, terus pandangi langit yang sama seraya bayangin muka pacar kesayangannya.

Sedikit mengerti sama perasaan Chaeyeon. Karena kalo dipikir-pikir, caranya mencintai seorang gadis juga sama.

Terkesan setia, dan ga mudah goyah.

Sehari 24 jam; isi otaknya cuma dia. Berada jauh dibelahan bumi yang lain, tapi memori dan perasaannya ga pernah lelah buat bayangin dia disisi. Menemani dalam bentuk flashback. Sampe dia kesusahan untuk liat orang lain dengan sama istimewanya.

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang