71. Hari Baru Hati Baru?

544 102 120
                                    



Lagi, Bandung diguyur hujan rintik-rintik.


Jieqiong keluar dari rumah pagi-pagi, tangannya mendekap buku, pakaiannya rapi. Payung hitam dipegang sebelah tangan yang bebas. Niat melindungi diri dari percik air hujan, selagi dia berjalan menuju Minghao Radheva—cowok ganteng berpenampilan mahal, sekaligus sepupu juga anak Tante Vic, yang sekarang berdiri manis didepan mobil, membukakan pintu untuknya. Menunggunya siap untuk ngampus, bersama Junhui Radhian yang menyetir di bangku paling depan.

By the way, mereka ini adik-kakak.

Orang yang cukup kompak dan, yah—jajaran most wanted yang sempat bikin repot karena kasus 'titip kado'.

Seenggaknya, di ingatan Jieqiong; itu yang bikin masa-masa pertamanya jadi maba cenderung suram dan sangat melelahkan, sebelum Chaeyeon bertindak untuk tegur mereka, sampai para penggemarnya itu nggak lagi titip kado kepada Jieqiong.

Habis, kasihan juga mungkin yah? Jieqiong setiap hari kelihatan banyak bawa barang. Mending, buku. Atau seenggaknya belanjaan sendiri. Tapi barang titipan orang yang bahkan nggak ada gunanya buat dia dan cuma sekedar ngerepotin; bikin lelah mata, Chaeyeon mana mungkin diem aja?

... Eh?

Kenapa jadi bahas Kakak ganteng? :(

Jieqiong rasanya mulai ngelantur deh, karena udah terlalu kangen.


;
"Selesai?" Minghao rebut payung sesampainya Jieqiong didepan mobil. "Mau langsung ngampus atau... Pergi ke lain tempat?" Jieqiong duduk lebih dulu sebelum jawab pertanyaan Minghao. Dan biarkan dia taruh payungnya yang selesai dilipat keatas dashboard, pada akhirnya Jieqiong pun menyahut; "Langsung aja, Kak. Ke pet care-nya nanti pas pulang."

"Pet care?" Junhui menoleh dari bangku kemudi. "Peliharaanmu dititipin ke sana?" Jieqiong mengangguk, membereskan buku-bukunya. Mengecek apakah barang-barangnya juga lengkap didalam tas, atau tidak. Dan setelah selesai memastikan, maka lantas dia pun membalas,

"Aku kan pergi cukup lama, Kak. Dan Papa bukan orang yang telatenan buat ngurus peliharaan. Makanya, dititipin ke pet care. Ayam-ayamku juga... di oper ke rumah Kakak, kan?"

"Ayam??" Lagi-lagi kening Junhui mengkerut bersamaan Minghao tergelak geli. "Lo kan pernah ngeluh petarangan bau telek, A'. Nah itu ayamnya dia! Papa yang urus mereka pas si Om dateng ke rumah, terus—minta pertolongan. Pfft!"

"Anjir, pantesan!" Junhui Radhian memang orang yang kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Jadi, kebiasaan! Kalau nggak ada yang kasih tau, nggak bakal tau apa-apa. Ck!

"Padahal di rumah sendiri, tapi malah nggak tau ada ayam." Jieqiong bergumam menyender lelah. Mobil dinyalakan, hingga kini berjalan mengeluari gerbang.

"Ya maaf, lagian lo kayak ga ada hewan lain aja sih? —Selain kitten sama puppy? Masa pelihara ayam? Emang di kompleks elit begini ga ada yang protes, apa? Flu burung!"

Aih.

"Dibeliin pacar, Kak. —Awalnya anak ayam warna-warni. Ku kira nggak bakal gede. Eh taunya sampe bertelur juga itu."

"Buhahaha!" Si Radheva tertawa, menepuk dashboard. "Kan makhluk hidup, dek. Ya ampun~ pasti numbuhlah! Gimana, sih? Pfft!" Minghao heran, kadang. Cantik gitu kok otaknya separoan kayak Junhui? Kkkkk. "Dasar, Jigong."

"Ck. Kan siapa tau pedagangnya nyuntikin formalin buat awet kecil!"

"Dih, mana ada?"

"Bisa, Kak! Diwarnain aja bisa!"

APPLE STRAWBERRY ;ChaeKyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang